16. Pertemuan Tanpa Kata

2.9K 177 13
                                    

"Aku tak mengharapkanmu untuk mencintaiku secara lebih, karena hadirmu saja sudah membuatku bahagia"
- Irham Nuran Harir -
D.I.A ( Dan Inilah Aku )
_________________________________________

Keesokan harinya Aisyah sudah bersiap untuk pergi kesekolah seperti biasanya. Ia berdiri menatap cermin dengan tatapan kosong. Melati yang hendak memanggil Aisyah terdiam sejenak menatap putrinya itu.

"Syah" panggil Melati.

"Mamah" ucap Aisyah sambil melirik Mamahnya yang tengah berdiri diambang pintu.

"Sarapan yuk, udah siang nih. Nanti kamu telat lagi" ajak Melati.

"Iya Mah, ini Aisyah juga mau sarapan" jawab Aisyah sambil tersenyum.

"Yaudah yuk" ajak Melati.

Keduanya berjalan menuju ruang makan. Arbani, kakak Aisyah sudah lebih dulu diruang makan melahap sarapan paginya.

"Kak Bani udah makan duluan" ucap Aisyah sambil menatap Kakaknya.

"Udah, nunggu kamu lama. Kakak udah laper" jawab Bani cepat.

"Wuh, tukang makan jadi laper mulu bawaannya" ledek Aisyah.

"Gak papa dong, yang penting bukan tukang tikung" ucap Bani sambil memakan rotinya.

"Ih emang Rossi apa? tukang tikung" jawab Aisyah.

"Ih udah-udah, Syah duduk terus makan yah" ucap Melati.

"Iya Mah, oke" jawab Aisyah sambil mendudukkan dirinya dikursi ruang makan.

"Syah, temen kamu gak kesini lagi?" tanya Melati disela-sela sarapan.

"Siapa Mah? Mawar?" tanya Aisyah.

"Ih bukan Mawar lah, temen kamu yang cowok itu lho" ucap Melati sambil memberi kode.

"Siapa sih Mah?" tanya Aisyah pura-pura tak mengerti arti kode dari Mamahnya.

"Si Ari kan Mah" tebak Bani.

"Lah itu kakak kamu aja tau, masa kamu gak tau" ucap Melati kesal.

"Iyalah tau, Bani gitu lho. Si Ari napa gak kesini Syah?" tanya Bani pada Aisyah.

"Ehm, dia lagi ada kegiatan gitu Kak. Jadi sibuk gak bisa kesini" bohong Aisyah.

"Oh gitu, salamin ya buat dia dari gue" ucap Bani.

"Iya nanti Aisyah salamin" ucap Aisyah lemas.

Aisyah melanjutkan makannya dengan cepat. Pikirannya melayang mengingat kembali kejadian kemarin saat dirinya berseteru dengan Ari, lelaki yang belakangan ini telah mengisi hatinya.

"Syah ayo buruan, nanti telat" ucap Bani membuyarkan lamunan Aisyah.

"Eh iya iya Kak, ayo berangkat" jawab Aisyah sambil berdiri.

Bani dan Aisyah pamit dan mencium punggung tangan Mamahnya sebelum mereka berangkat.

                              🍀🍀🍀

D.I.A || Arsyah [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang