29. Perasaan Ini

1.8K 141 10
                                    

"Tak bisa dibohongi, hati gue masih ngerasa kehilangan lo meskipun ego gue mengatakan tidak"
- Irham Nuran Harir -
D.I.A ( Dan Inilah Aku )
_____________________________________

Ari berada disebuah taman yang dulu ia kunjungi bersama Aisyah. Semua kenangannya bersama Aisyah terlintas begitu saja dipikirannya. Ari ingin sekali memeluk Aisyah agar beban dipikirannya sedikit lenyap, tetapi sekarang itu semua tak mungkin bisa ia lakukan.

Ari benar-benar merasa kacau saat ini, ia merebahkan tubuhnya dibangku taman dan menutup kedua matanya dengan lengan tangannya yang ditekuk.

Tiba-tiba kedua matanya terasa panas dan mengeluarkan titik air. Ia segera menghapus titik air itu, tak ingin ada orang lain yang mengetahuinya.

"Nangis aja gak papa, kalo emang itu buat lo tenang" ucap seseorang.

"Gue cowok" ucap Ari masih menutupi matanya tanpa melihat seseorang itu.

"Emang ada aturannya kalo cowok itu gak boleh nangis?" Tanya seseorang itu.

"Mana gue tahu" jawab Ari tak peduli.

"Menurut gue sih, cowok boleh aja nangis. Karena nangis juga salah satu cara buat mengobati luka tanpa menyakiti" ucap seseorang itu.

Ari terkejut, sepertinya Ari mengenal suara itu. Suara yang ia rindukan saat ini. Ari yakin ia pasti benar. Ari segera membuka matanya dan duduk tegak untuk memastikan suara itu.

"Aisyahhhh???" Ucap Ari keras.

Namun, tak ada seorangpun yang berada didekatnya. Ia hanya melihat ibu-ibu yang lewat sambil mendorong kereta bayi yang kini menatap aneh kearahnya.

"Kok gak ada, apa cuma perasaan gue aja" ucap Ari sambil memperhatikan sekitar.

Ari segera berdiri dan berjalan meninggalkan taman itu dengan langkah gontai.

"Maafin gue Ri, gue terpaksa sembunyi" ucap Aisyah dari balik pohon besar yang berada dibelakang kursi taman yang tadi diduduki Ari.

Kini Ari menatap bangunan megah berwarna putih dihadapannya, langkah kakinya mantap untuk masuk ke bangunan itu. Ari melepas sepatunya dan mengambil air wudhu. Kemudian ia sholat ashar dilanjutkan dengan mengaji.

"Alhamdulillah hati gue jadi tenang" ucap Ari lega.

Kemudian Ari bangkit dan berjalan keluar dari masjid, ia duduk bersandar ditiang yang ada diteras masjid sambil menatap kosong halaman masjid yang dipenuhi rerumputan hijau dan bunga sepatu yang tengah megar dengan indah.

Ari memutuskan untuk berlama-lama dimasjid saja, daripada pulang kerumahnya. Ari masih butuh waktu untuk siap menghadapi masalah yang saat ini terjadi.

🍀🍀🍀

Azka dan Ajil sudah berkeliling menggunakan motor hampir keseluruh penjuru kota, tetapi Ari belum juga mereka temukan. Mereka juga sudah menghubungi Ari berkali-kali dan tak ada jawaban dari Ari.

"Gimana Jil? Mau cari dimana lagi coba?" Tanya Azka.

"Kemana ya? Bingung dah. Gue coba telpon lagi aja deh" ucap Ajil.

"Aelah, udah ratusan kali gue nelpon tapi kaga diangkat. Sekarang lo mau nelpon lagi?" Ucap Azka sewot.

"Iyalah, apa salahnya nyoba lagi" jawab Ajil kalem.

"Yaudah sonoh, kali aja diangkat sama dia" ucap Azka pasrah.

"Halo" ucap Ajil semangat.

D.I.A || Arsyah [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang