Mataku sampai tidak berkedip karena benar-benar terkejut. Aku menghadapkan kembali tubuhku, menatap wajahnya lekat-lekat. Mulutku terbuka ingin berkata sesuatu, namun semua kata-kata itu tersangkut di tenggorokan.
"Azura?"
Aku mengerjapkan mata, kembali tersadar dari lamunanku.
"Bisa ikut gue?" tanyanya
Tanpa menunggu jawabanku dia langsung pergi. Seolah ada magnet di dalam tubuhku, aku mengikutinya pergi entah kemana.
-0-
Aku menggenggam erat kaleng soda yang berada di tanganku sambil menatap ke jalanan depan minimarket. Kenapa aku jadi merasa takut saat tau wajah aslinya yang tidak tertutupi masker? Sialan!
Aku jadi teringat mimpi terakhirku tentangnya, saat dia di ringkus polisi dan tertembak oleh orang yang tidak di kenal. Aku juga masih ingat bagaimana mata elangnya menatap lurus ke depan dengan pandangan kosong.
Aku bergidik ngeri, kenapa dunia sesempit ini?
"Lo pasti kaget liat wajah gue." tebaknya
Aku menoleh ke arahnya, "Gimana gue nggak kaget kalau orang yang selalu hadir di mimpi gue ternyata ada di dekat gue."
Garel terkekeh pelan, "Gue juga kaget pas pertama kali lihat lo."
"Huh?"
Garel menolehkan kepalanya menatapku, "Saat di toko buku, pas gue nggak sengaja lihat lo, gue merasa familiar sama wajah lo. Sambil gue terus ngeliatin lo, gue terus mengingat-ingat apa gue pernah ketemu sama lo. Dan pas gue sampai rumah, gue baru inget kalau lo adalah cewek yang akhir-akhir ini selalu muncul di mimpi gue."
"Makanya pas di warung Mang Asep lo nggak bisa ngalihin pandangan lo barang satu detik pun dari gue." sarkasku
Garel tertawa pelan.
"Gue pikir lo seorang spy." gumamku yang masih di dengar olehnya.
Dia menghentikan tawanya lalu berdehem pelan, "Untuk apa gue mata-matain lo?"
Aku mengedikkan bahunya, "Makanya gue heran, buat apa lo mata-matain gue. Gue kan nggak cantik, nggak kaya, apalagi pinter."
"Lo cantik kok." ucapnya
Aku memutar bola mata.
"Tapi serius deh, kok bisa lo hadir di mimpi gue dan gue hadir di mimpi lo?"
Garel mengedikkan bahunya, "Gue juga bingung."
"Lo mimpi apa tentang gue?" tanyaku
"Setiap malam mimpinya berbeda-beda, jadi gue nggak terlalu ingat dengan pasti." Dia meminum sodanya sebelum kembali melanjutkan ucapannya. "Kecuali mimpi terakhir gue kemarin tentang lo."
"Apa?"
Dia melirikku sekilas lalu menatap lurus ke depan, "Kalo nggak salah ya, lo ada di tengah hutan pakai gaun putih, rambut lo juga acak-acakan."
What the..
Aku menatapnya tidak percaya. Sungguhkah dia bermimpi seperti itu?
"Gue.. gue ngapain di tengah hutan?" tanyaku hati-hati
Dia nampak berpikir sejenak, "Kalo nggak salah lagi, lo ngeliat gue dan lo mau minta bantuan supaya bisa keluar dari hutan itu."
Aku terdiam, demi planet pluto, serius deh saat ini aku kehilangan kata-kata. Dia benar-benar membuatku terkejut.
Aku lalu meneguk sodaku dengan cepat.
"Kalau lo gimana?" tanyanya
Aku menelan sodaku susah payah, "Gimana apanya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AZURA
Ficção Adolescente[Untuk pembaca usia 15 tahun ke atas] "Apa yang kamu lakukan, baik atau buruk, pasti akan mendapat balasan. Mungkin tidak sekarang, tapi suatu saat nanti. Percayalah." Kalimat itu harus dipegang baik-baik oleh setiap manusia. Setiap perbuatan yang d...