Chapter 4 - Bagaimana ini?

2.7K 85 0
                                    

Malam ini aku ada janji dengan teman-temanku untuk ngumpul di rumah Aldan. Sebenarnya aku merasa letih karena aku pulang sekolah pukul 5 sore setelah sebelumnya mengerjakan PR fisika dengan Alodie yang dengan senang hati mau membantuku.

Dengan memakai hoodie merah dan jeans hitam, aku menuruni anak tangga dan berjalan menuju pintu rumah.

“Kamu mau ke mana, dek?”

Aku langsung berhenti, aku tau itu suara si nyonya besar. Aku menghela napas pelan lalu memutar badan menghadap mama yang tengah menyenderkan tubuhnya di kusen pintu dapur.

“Sejak kapan mama di situ?”

“Kamu mau ke mana?”

Aku cemberut, “Mau ke rumah Aldan, mah.”

“Ini udah malam loh, dek.”

“Nenek swag tetangga samping rumah juga tau kalau ini udah malam, gimana sih mama.”

“Azura.”

Aku semakin cemberut, “Azura cuma main doang kok, lagipula besok kan hari Sabtu, sekolah libur.”

Kulihat mama berjalan ke arahku dan ketika di hadapanku mama mengelus rambutku. “Kalau kamu pergi, mama di rumah sama siapa? Abangmu juga lagi pergi sama pacarnya.”

“Kan ada papa, nanti kan mama sama papa bisa leluasa bikin adik buat Azura.” ucapku sambil menaik turunkan alis

“Ngaco kamu!”

Aku kembali cemberut. Serius deh, aku pengen banget punya adik, tapi sayangnya mama dan papa nggak pernah mau turutin permintaanku. Waktu itu mama pernah bilang ke aku; “Daripada mama bikin adik buat kamu, mending kamu setelah lulus SMA langsung nikah terus kasih mama cucu.”

Aku kadang tidak mengerti sama yang mama pikirkan.

“Azura pergi dulu ya, udah telat.” ucapku lalu mengecup kening mama

“Yaudah hati-hati ya.”

“Siap nyonya!” Akupun melangkah keluar rumah dan pergi ke rumah Aldan

Jarak dari rumahku dan rumah Aldan tidak jauh, hanya beberapa blok saja. Jadi aku hanya membawa ponsel dan beberapa lembar uang di saku jeansku.

Aku berhenti melangkah di depan minimarket, jalan kaki ke rumah Aldan membuatku haus. Aku meneguk saliva lalu setelah itu masuk ke dalam minimarket. Ketika aku mendorong masuk pintu, bersamaan dengan itu pula seseorang mendorong keluar pintu satunya.

Familiar.

Akupun menoleh ke belakang untuk sekedar melihat wajah orang yang tadi mendorong keluar pintu, namun sayangnya orang itu sudah tidak ada. Aku diam sesaat lalu mengedikkan bahu, mungkin itu hanya perasaanku saja.

Aku berjalan menuju bagian minuman dan mengambil satu soft drink lalu setelah itu berjalan ke kasir. Setelah membayar, aku keluar dari minimarket dan berhenti di depan pintu minimarket untuk sekedar meminum minumanku.

"Ah segarnyaa!" gumamku

“Malam ini gue nggak bisa, besok aja, gimana?”

Aku menoleh ke samping, melihat seorang cowok yang sedang menelepon duduk di salah satu kursi yang di sediakan dengan ramen yang ada di atas meja.

Tapi tunggu!

Melihat wajah cowok itu membuatku mengernyit, sepertinya aku pernah melihat wajahnya, tapi kapan?

“Iya besok gue dateng, tenang aja.”

Suara itu.. Sepertinya aku juga pernah mendengarnya.

Aku mengingat-ingat kembali apakah aku pernah bertemu dengannya atau tidak. Apa aku bertemu dengannya di dunia nyata atau di dalam mimpi?

AZURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang