Chapter 32 - Dia tau.

1K 45 0
                                    

Langkah Nako berhenti beberapa langkah di depanku. Sangat jelas bahwa tubuhnya kembali menegang dengan kedua tangan yang berada di sisi tubuhnya terkepal kuat. Aku menutup mulutku saat pandanganku kembali ke arah wanita yang ada di depan kami.

Evarado benar-benar biadab!

“Mah..” lirih Nako

Nako berjalan pelan mendekati wanita berambut acak-acakan dan kaki di pasung.

“Mama kenapa?” tanya Nako. “Mama di apain sama mereka?”

Nako berhenti melangkah, ia berjongkok dengan satu lutut yang menjadi tumpuan di samping wanita itu, sehingga aku masih bisa melihat sebagian wajahnya. Tangan Nako terulur untuk merapikan rambut wanita itu.

“Kenapa mama nggak telpon aku untuk ajak mama pergi?” tanya Nako lagi

Wanita itu tidak menjawab, hanya menatap Nako dengan tatapan kosong.

“Mama di apain? Mama kenapa nggak ngelawan? Kenapa mama bisa kayak gini?” lirih Nako. Bahunya mulai bergetar. “Mah, jawab..”

"A hundred days have made me older

Since the last time that i saw your pretty face

A thousand lies have made me colder"

“Mah..” lirih Nako

Wanita itu adalah Ibunya Nako. Rania. Nako pernah memberi tauku nama Ibunya. Dan yang baru saja bernyanyi itu tante Rania. Bernyanyi dengan suara seringan kapas, selirih angin, dan penuh luka.

Kami sudah menemukan tante Rania, lalu di mana tante Ava?

Nako mengangkat wajahnya, mengambil napas sebanyak mungkin. Bahunya bahkan semakin bergetar.

"And i don’t think i can look at this the same

But all the miles that separate

Disappear now when i’m dreaming of your face"

Hancur sudah pertahanannya. Dinding yang ia bangun nyatanya roboh juga, air matanya turun dengan isakan yang memilukan. Aku jelas mengerti apa yang Nako rasakan, mana ada anak yang tega melihat Ibu kandungnya diperlakukan seperti ini?

"I’m here without you baby

But you’re still on my lonely mind
I think about you baby

And i dream about you all the time"

Nako mengusap wajahnya dan menjambak rambutnya. Sefrustrasi itu melihat Ibunya. Sefrustrasi itu mendengar nyanyian Ibunya.

Nako menggenggam kedua tangan Ibunya, aku melihat dia tersenyum. Senyum yang tulus dari anak untuk Ibunya. Senyum yang mempu menghangatkan setiap hati yang melihatnya.

"We’re like fireworks and symphonies exploding in the sky

With you, i’m alive

Like all the missing pieces of my heart, the finally collide"

Kali ini Nako yang bernyanyi, dan kuakui suaranya tidak kalah bagus dengan tante Rania.

Masih tetap tersenyum, tangan Nako terulur untuk membelai wajah dan rambut tante Rania. Wajah yang sudah lama tidak ia lihat. Rambut yang sudah lama tidak ia belai. Ada sebuah kerinduan di balik sorot matanya.

"The miles just keep rollin’

As the people leave their way to say hello

I’ve heard this life is overrated

AZURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang