Chapter 38 - Siapa yang menang?

1K 39 0
                                    

“Nah, kita udah di sini, terus sekarang ngapain?” tanya Alodie

Aku melirik gedung perusahaan Evarado. “Langsung masuk ke dalam?”

“Jangan deh kata gue. Kalau di tempat judi tadi kan orangnya nggak begitu banyak dan penjagaannya pun nggak terlalu ketat, jadi kita bisa langsung masuk. Tapi gue nggak yakin tempat ini penjagaannya nggak ketat.” jelas Hasta

“Pasti ketat banget kayak leggingnya Alodie.” ceplos Aldan

Alodie langsung menjambak rambut Aldan. “Kenapa jadi gue, sialan!”

“Sakit, anjing!” seru Aldan

Alodie melepaskan tangannya dari rambut Aldan, namun matanya masih melotot pada Aldan.

“Berarti kita harus tunggu sampai polisi datang, gitu?” tanyaku

“Kelamaan, keburu kucing gue lahiran.” ceplos Aldan

“Oh kucing lo yang genit itu? Hilang tiga bulan, eh pulang-pulang udah bunting, di tinggalin pula.” ceplos Marsel

“Emang, kaco banget. Padahal sebelumnya udah bunting sama kucing lain. Udah gue kasih ceramahan juga. Giliran susah larinya ke gue, giliran lagi enak-enak malah kabur nggak tau diri.”

Aku memutar bola mata. “Bisa nggak ngomongin kucing lo nanti aja?”

“Ga!"

“O.” ucapku

“Yaudah daripada nggak mau ambil resiko, mau nggak mau tunggu sampai polisi datang aja. Lagipula Hasta udah telpon polisi waktu kita abis nganterin Rani kan? Udah sejam yang lalu, ya nggak begitu lama lah nunggunya.” jelas Alodie

“Semoga aja begitu.” ucap Marsel

Aku kembali menatap bangunan perusahaan Evarado. Aku tidak menyangka bahwa akhirnya polisi terlibat juga. Aku sebenarnya juga tidak mau melibatkan polisi, tapi mereka yang memaksaku untuk menyerahkan semuanya ke polisi.

Bagaimana ya jika Garel tau bahwa ayahnya akan ditangkap polisi? Apa dia justru semakin marah kepadaku karena masih ikut campur urusan keluarganya?

Ah, aku merindukannya. Sungguh. Terlepas dari aku membencinya karena dia menjadi pemakai sekaligus pemabuk. Aku ingin menjenguknya, tapi keadaan masih belum memungkinkan.

Apa dia juga merindukanku? Apa dia juga mengkhawatirkanku? Atau.. apa dia masih marah kepadaku dan tidak peduli kepadaku lagi?

Terakhir kali kami bertemu adalah ketika dalam suasana yang tidak cukup baik. Aku ingin meminta penjelasan alasan dia melakukan itu semua. Aku ingin meluruskan ini semua agar hidupku dan hidupnya kembali tenang.

Dan Nako.. meskipun dia mengkhianatiku tapi aku tetap merindukannya. Aku juga ingin meminta penjelasan mengapa dia menjadi pengedar narkoba. Nako adalah orang yang baik, aku tau pasti ada suatu hal di balik dia melakukan hal tersebut.

“Eh itu polisi udah datang!” seru Alodie

Aku mengerjapkan mata. Dan memang benar, beberapa mobil polisi datang dan langsung masuk ke dalam gedung perusahaan Evarado.

“Gue keluar sebentar.” ucap Hasta sebelum keluar dari mobil untuk menemui seorang polisi

“Anjir seru banget nih kayaknya. Film action yang biasa gue tonton sekarang ada di dunia nyata.” Seru Aldan

“Lebay lo!” celetuk Zio

Brak!

Aku dan yang lain terpental kaget saat sebuah mobil dari arah berlawanan menabrak mobil kakaknya Zio.

AZURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang