Chapter 27 - Bertemu musuh.

975 42 1
                                    

Aku meremas tanganku sambil sesekali melihat jam dinding, sudah pukul 9 malam dan keluargaku masih belum tidur juga. Suara TV menyala, suara tawa papa, mama, dan Bang Ezra masih terdengar di telingaku. Duh, jangan bilang mereka mau begadang?!

Aku sudah berjanji pada Kate bahwa aku akan balik ke tempat Evarado pukul 9 malam, dan selama aku pergi, aku meminta Kate berbohong kepada semua orang yang---siapa tau---mencariku bahwa aku lagi diare.

Ugh, semoga saja kebohonganku tidak menjadi kenyataan.

Aku berhenti melangkah, ternyata pusing jika kelamaan mondar-mandir. Sepertinya aku harus berbohong kepada mereka supaya diizinkan keluar rumah. Toh, tidak masalah berbohong demi kebaikan.

Aku lantas mengambil ransel yang berisi pakaianku yang sudah kusiapkan sebelumnya, dan dengan langkah mantap aku keluar kamar dan menemui mereka di ruang tengah.

"Kamu mau kemana malam-malam begini?" tanya mama yang pertama kali melihatku. Papa dan Bang Ezra juga langsung melihatku.

"Azura mau nginep di rumah teman." jawabku

"Siapa?" tanya papa

"Malam ini kan ada pesta berbeque---"

"Ke pesta atau nginep?" tanya papa memotong ucapanku

"Azura belum selesai ngomong, pah." ucapku sebal

"Ya, ya, ya."

Aku membenarkan posisi ranselku. "Jadi gini, teman Azura kan ngadain pesta berbeque di rumahnya, dan kemungkinan acaranya sampai malam. Daripada Azura pulang tengah malam, lebih baik nginep di rumahnya."

"Siapa teman kamu?" tanya papa

Aku tidak mungkin mengatakan Alodie atau Aldan, bisa saja mama menelpon mereka dan memastikan aku ada bersama mereka atau tidak. Aku tidak mau seperti waktu itu.

"Garel." Hanya nama itu yang terlintas dipikiranku

"Sepik tuh, bilang aja mau pacaran." celetuk Bang Ezra

Aku melotot. "Siapa yang pacaran? Sok tau!"

"Emang rumah dia di mana?" tanya mama

"Kemang." jawabku

"Halah paling lu nanti ajep-ajepan, sok-sokan pesta berbeque. Pret!" celetuk Bang Ezra

Ih sumpah ya, rasanya aku ingin menyodok mulutnya pakai kain pel!

"Bawel lo!" gerutuku

"Hust, udah-udah!" seru mama menengahi kami

"Papa boleh minta nomor teleponnya?" tanya papa

Eh?

"Buat apa pah?" tanyaku curiga

Papa mengedikkan bahu. "Kali aja papa mau ajak dia tanding catur."

Aku menggaruk pelipisku. "Ponsel Azura kan disita sama papa, jadi Azura nggak punya nomornya."

"Oh iya."

"Dia mau datang ke sini?" tanya mama

Aku menggeleng. "Azura langsung ke rumahnya aja."

"Naik apa?"

"Ojek online, dan Abangnya udah nunggu di luar daritadi." Aku segera menyalimi mama dan papa. "Assalamualaikum."

"Waalaikum salam."

Dengan sedikit berlari aku keluar rumah. Fiuh, ternyata tidak sesusah itu berbohong ke mereka.

Eh tapi, aku baru sadar, ponselku kan disita papa, tapi kenapa aku bisa pesan ojek online?

AZURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang