"Sohyun! Kwon Sohyun!"
Gue denger seseorang manggil nama gue. Tapi itu bukan marga gue. Mata gue masih setengah mengantuk, gue masih coba buka mata dan gue lihat dunia asing ini. Gue nggak tau ada dimana, yang gue inget, gue kecelakaan tadi dan gue nggak sadarkan diri.
Sekarang gue lagi duduk di sebuah bangku pojok kiri belakang. Tepatnya di sebuah kelas. Semua mata melirik ke arah gue seolah-olah gue kepergok nyontek saat ujian.
Bukan, gue bukannya kepergok nyontek. Justru gue kepergok tidur saat seorang bapak-bapak di depan kelas berteriak natap gue tajem.
Itu Pak Yoon? Kok gue tiba-tiba di dalem kelas sih?! Batin gue.
"Sohyun! Kamu tidur lagi? Sudah berapa kali bapak peringatkan! Kalau bapak sedang ngajar, jangan tidur dong?? Kamu pikir kamu siapa? Seenaknya tidur dalam kelas. Lihat dong temen-temen kamu, mereka sudah berusaha keras karena sebentar lagi akan ada ujian!"
"Maaf Pak Yoon... tapi saya nggak tidur kok."
"Pak Yoon??"
Bapak-bapak di depan kelas itu kelihatan kesel banget waktu gue panggil namanya. Iya, itu kan emang Pak Yoon. Terus mau siapa lagi?? Apa Pak Yoon masih ngambek karena kejadian gue kurang ajar sama dia. Dan mungkin, kecelakaan itu cuma mimpi gue. Karena gue ketiduran dalem kelas. Percayalah, gue bangun dalam keadaan ngantuk, udah barang tentu gue ketiduran. Gue bilang nggak tidur, itu cuma alibi semata untuk pembelaan diri.
"Pak Yoon?? Lo ngingo ya? Pak, lihat sendirikan? Sudah saya bilang kalau Sohyun itu tidur di dalam kelas. Lagipula, mana ada maling yang mau ngaku."
"Eh! Dahyun, mending lo diem aja deh! Nggak usah sok tau, gue nggak tidur kok?! Pak Yoon aja kali yang salah paham, mungkin waktu nengok ke gue, gue nya pas merem."
"Ssttttt!!! Diem semua! Bapak paling nggak suka sama perdebatan. Kamu ya Sohyun! udah ketangkap basah masih aja ngelak! Saya bukan Pak Yoon, dan siapa pula itu Dahyun! Lebih baik sekarang kamu keluar dari kelas saya! Dan jangan harap bisa ikut pertemuan kelas saya selama 2 kali ke depan!"
Loh, kok gue diusir? Kayaknya Pak Yoon masih perlu peringatan gue lagi deh!
"Bapak boleh ngusir saya, tapi ingat ya Pak, Papa saya nggak akan biarin saya terusir kayak gini!"
Gue pun keluar kelas dengan percaya dirinya. Tapi yang lain pada ngetawain gue, entah kenapa. Gue lirik sekolah gue ini, waktu gue bangun tadi keadaan memang terlihat asing. Gue pikir waktu itu mungkin kelas habis direnovasi dan diatur ulang. Tapi ini pas gue keluar kok suasana beda semua ya? Bener-bener lain dari sekolah yang papa gue kelola. Semua murid sekelas juga nggak ada yang berubah kok?
Gue lihat ada bangku panjang di bawah pohon besar sekitar lapangan baseball. Akhirnya gue mutusin duduk disana. Toh, lagi sepi juga. Gue pun ngedumel sendirian disana."Sialan si Dahyun! Ternyata dia beneran balas dendam sama gue gara2 gue bully dia. Tapi, apa bener kecelakaan itu cuma mimpi? Dan kejadian si Dahyun ngefitnah gue pake rokok itu nggak nyata? Mau di mimpi mau di dunia nyata, si Dahyun tetep jadi serangga pengganggu. Liat aja nanti!"
"Sadar diri dong lo!"
Tiba-tiba gue denger suara itu. Anehnya, ini lapangan sepi. Nggak ada siapapun disini kecuali bapak-bapak tukang kebun yang lagi motongin rumput di taman sekitar sini. Gue jadi merinding sendiri.
"Gue bukan hantu kali! Nggak usah takut napa?!"
"Siapa tuh? Kalo lo bukan hantu, kok lo nggak nampak sih?"
Gue memberanikan diri menantang suara itu. Jujur, ini gue takut setengah mati. Tapi gue harus jaga gengsi dong.
"Gue bukan hantu, Kwon Sohyun!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucid Dream ✔
Short StoryKim Sohyun adalah seorang pembully di sekolahnya. Namun, karena kesalahannya sendiri ia harus berakhir dan terjebak dalam sebuah mimpi buruk. Ketika terbangun ia berada di dunia yang asing sebagai Kwon Sohyun, si gadis tertindas, dan harus bertemu s...