14

1.4K 155 19
                                        


Sesekali gue merasa geram. Suara ricuh yang dihasilkan sama anak-anak sekelas rasanya bikin kepala gue meledak. Bahkan, bukan hanya satu kelas. Rumor tentang anak baru yang katanya keren dan ganteng sudah bikin heboh satu sekolah.

Gue menenggelamkan kepala di atas meja. Memejamkan mata dan mencoba menenangkan diri. Gue paling nggak suka kebisingan, apalagi kebisingan itu bukan gue sendiri yang menyebabkan.

"Eh! Ada anak baru! Lo tau nggak?? Katanya dia ganteng bangettt!!"

"Oh ya?? Siapa-siapa?"

"Nggak tau sih. Tapi... katanya dia sepupu Taeyong yang pindah dari Thailand."

Sepupu Taeyong?

Obrolan cewek-cewek itu berhasil menggoyahkan respon cuek gue. Sebentar, gue melirik ke arah Taeyong yang duduk di meja sebelah gue. Tapi yang ada, si Taeyong santai-santai aja mainin hp nya.

What? Keadaan apa ini?

Masa bodo. Ngapain juga gue peduli sama siapa tuh si anak baru. Gue hanya peduli sama diri gue sendiri. Dan gue harap, anak baru itu nggak sama ngeselinnya kayak Taeyong, sepupunya.

Kelas mendadak tenang ketika Pak MJ datang ke dalam kelas.

"Selamat pagi anak-anak..."

"Pagiii Pak...!"

Semua menjawab serentak seraya berharap kalo hari ini ngga bakalan ada kuis dadakan kayak kemarin-kemarin.

"Tenang! Kali ini kita nggak ada kuis dadakan. Yang ada.. kita kedatangan teman dadakan.."

Gue menerka. Pak MJ pasti bahas masalah murid baru yang bikin gempar sejagad raya.

"Yak.. silakan masuk, Nak."

Semua mata terpasang ke arah pintu. Dan munculah seorang berpostur lumayan tinggi dengan kaki jenjang dan sepatu model terbaru. Menenteng tas di salah satu bahunya. Sebuah tindik terlihat di salah satu sisi telinganya. Kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku celana. Sorot matanya begitu tajam. Dengan smirk yang cukup menakutkan. Sungguh mengagumkan.

Namun... semua itu terputus tak kala si dia memperkenalkan diri.

"Hai semua, kenalin gue Chittaphon Leechsiyapornkul biasa dipanggil Ten. Gue pindahan dari Thailand. Nice to meet you..."

Gue nggak bisa nahan gelak tawa. Nggak hanya gue sih, tapi satu kelas juga.

'Chittaphon?' Dia ngomong apaan sih?

Nama Thailand sungguhlah lucu-lucu. Dan kenapa dia dipanggil Ten?? Sudahlah. Ngapain gue mikirin itu. Nggak penting.

Gue melirik ke arah samping, dan cowok itu masih tetep acuh meski sepupunya ditertawakan satu kelas.

"Ssttt!! DIAM SEMUA!!"

"Kamu Chit?.. Eh.. Ten?! Kamu silakan duduk di samping Taeyong."

"Oke Pak..."

Dan pelajaran pun dimulai.

.................................

Sendirian..

Apa nasib anak yang terbully selalu kayak gini. Bahkan mereka tidak punya teman entah itu di kelas atau di luar kelas.

Dan gue berdiri dengan malas. Makan di kantin tanpa seorang teman pun, sangat menyakitkan.
Tapi buat apa? Gue nggak butuh temen kali. Gue bisa ngelakuin semuanya sendiri.

PRANG!!!

Piring berisi makanan yang gue mau bawa ke meja kantin, jatuh dan pecah begitu saja ketika seseorang menabrak gue.

Lucid Dream ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang