Nggak tau kenapa, jantung gue rasanya masih jedag jedug tak karuan. Taeyong membuat gue menjadi gila. Dia banyak berubah, menjadi lebih..... ehm.. bagaimana gue harus bilangnya? mungkin semacam 'menggoda'? Tapi, gue nggak masih tak terpengaruh akan dirinya. hanya satu yang jadi tujuan gue saat ini, gue harus keluar dari dunia mimpi tak mengenakkan!
Ya kali aja, siapa yang bakal tahan banting ketika kehidupannya harus jungkir balik dari kenyataan asli? Gue nggak mau di bully! Gue nggak mau tertindas! Gue nggak mau jadi lemah! Gue tetep pengen jadi Kim Sohyun yang disegani siapapun, yang ditakuti dimanapun. Gue pengen dapet kehidupan gue kembali! Semuanya. Titik.
Hari ini, gue pulang sekolah sendirian lagi. Setelah kemarin, gue nggak sengaja bareng Taeyong gara-gara kejadian pake jatuh segala dan akhirnya gue dipinjemin jaketnya buat nutupin rok gue yang sobek, oh ya! Kemarin itu sebenarnya Taeyong bawa motor, cuma katanya motornya mogok dan terpaksa dia tinggalin di sekolah dulu. Dia pun pulang naik bus bersama gue. Sekarang?? Yap. Gue sendirian karena entah kemana perginya si gila Taeyong.
Tin...Tin...
Gue ngedenger suara bel motor berbunyi nyaring dari arah belakang. Apa itu Taeyong?
Gue noleh ke belakang dengan sedikit mengembangkan senyuman. Namun gue salah. itu bukan Taeyong, melainkan Eunwoo oppa.
"Sohyun-ah... nebeng yuk! Aku anter sampe rumah dengan selamat!"
Heol! Gue harus seneng apa susah nih? Disisi lain Eunwoo oppa adalah orang yang gue sukai, secara, dia cowok gue di dunia nyata. Dan disisi lain pula, dia mantan cowoknya si lampir sekolah! Gue jadi dilema.
"Hei! kok bengong? Ayok aku anterin... sebentar lagi mau hujan loh. Kamu mau kehujanan?"
Bener juga. Langit udah mulai nggak bersahabat. Awan kelabu bersemu dengan warna hitam pekat, pertanda sebentar lagi akan turun hujan lebat. Dengan pemikiran yang mantap, gue pun akhirnya menyetujui tawaran oppa. Dan berakhirlah gue di boncengan motor gedhe milik Eunwoo oppa yang kerennya nggak lebih dari pemiliknya.
Rasanya dibonceng sama Eunwoo oppa itu.... luar biasa! Gue seneng banget. Gue jadi nostalgia gimana pertama kali oppa nembak gue di SMA. Waktu itu juga pas lagi hujan. Suasananya jadi terkesan romantis. Eunwoo oppa nembak gue pas di tengah lapangan basket, dia bawa bucket bunga mawar dan berlutut di depan gue berbarengan dengan rintik hujan yang turun. Dia megang tangan gue dan menyatakan perasaannya.
"Sohyun-ah , aku suka sama kamu. Jadilah pacarku!"
Tanpa basa-basi, gue langsung terima dia. Lagian siapa sih yang nolak mau dipacarin sama ketua basket ganteng dan populer se-sekolah? Banyak banget yang ngefans sama oppa. Namun, begitu mereka tahu kalau oppa pacaran sama gue, mereka pada nggak berani lagi ngedeketin oppa.
"Sohyun... Sohyun... ekhemmm...."
Lamunan gue buyar ketika oppa berdehem dan manggil nama gue.
"Eh.. iya oppa?"
"Ini udah sampe. Kamu bisa turun dan segera masuk."
"Hehe.. makasih oppa."
"Sohyun...."
"Ehmm.. iya??"
"Tangannya bisa dilepasin?"
Ups! Gue lupa kalo tangan gue masih mengalung di perut Eunwoo oppa. dengan cengiran malu, gue pun melepas tautan tangan gue dan menggaruk tengkuk gue yang nggak gatal.
"Cute."
Apa?! Oppa bilang cute? ke gue?? seriusan??
Gue cuma bisa senyam-senyum nahan teriakan. Kapan lagi Eunwoo oppa memuji gue kayak gini? Dan bersamaan dengan pujian itu, oppa mengelus puncak rambut gue. Dan ia pun berpamitan pulang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lucid Dream ✔
Short StoryKim Sohyun adalah seorang pembully di sekolahnya. Namun, karena kesalahannya sendiri ia harus berakhir dan terjebak dalam sebuah mimpi buruk. Ketika terbangun ia berada di dunia yang asing sebagai Kwon Sohyun, si gadis tertindas, dan harus bertemu s...