“Apa?! Lo mau ikutan juga?”Gue berteriak terkejut di depan sekretariat osis ketika gue tau Taeyong mau ikutan audisi. Gue heran ya sama si Taeyong. Tadinya dia ngelarang gue buat ikutan casting ini, tapi sekarang dia malah maksa gue buat ikut. Ditambah lagi dia juga ngedaftarin dirinya! Apa maunya sih? Majikan kok labil banget.
“Ngapain lo ikutan segala? Cukup gue aja kan?”
“Ini untuk umum. Untuk seluruh siswa di SMA Jeongguk. Tolong garisbawahi itu nona!”
“Tapi, kenapa lo jadi berubah pikiran gini sih? Bukannya lo tadi yang ngelarang gue buat ikutan casting?”
“Ya... emang lo mau terus direndahin gitu sama Soo Ah. Dikatain yang jelek-jelek?? Akan lebih bagus kalo lo ikut dan ngalahin dia."
“Terus kenapa lo juga ikut? Secara gue ikut karena pengen ngebuktiin diri di depan Soo Ah. Nah lo??”
“Kan gue udah bilang, ini untuk siapapun yang minat.”
“Kenapa lo minat? Apa karena gue ikutan casting, lo jadi mau ikutan? Intinya lo mau jadi pasangan gue kan kalo nanti gue menang?”
Pertanyaan menyelidik gue berhasil bikin Taeyong bungkam.
“apaan sih lo! Nggak lucu!”
Taeyong berlalu meninggalkan gue yang masih menggenggam kertas formulir yang siap dikumpulin. Gue bukan orang yang membatasi keinginan orang lain, lagipula nggak masalah sih kalau Taeyong ikutan. Seru juga kayaknya kalo liat dia sama Eunwoo oppa bersaing. Jadi penasaran, siapa di antara mereka yang bakal menang.
……………………………..
Hari ini adalah hari dimana audisi itu dilaksanakan. Kami para peserta, diminta untuk berkumpul di aula. Gue sama Taeyong udah duduk anteng di kursi yang udah disediain khusus buat peserta. Terlihat seorang pria berpakaian guru maju di atas mimbar. Gue baru sadar, guru-guru di sini pada ganteng semua. Kalau aja di dunia nyata ada guru kayak mereka, udah pasti gue nggak bakalan bosan sekolah terus. Walaupun gue pinter, kehadiran mereka lah yang akan membuat otak gue semakin seger.
“Eh, Yong. Itu siapa yang maju di depan?”
“Lo lupa atau pura-pura lupa supaya lo bisa modusin gue?”
“Apa sih, gue seriusan. Itu namanya siapa? Ganteng banget!”
“Liat yang ganteng dikit aja melek. Padahal, cowok yang duduk di sebelah lo ini gantengnya nggak ketulungan loh!”
Gue ngelirik Taeyong singkat. Lalu mengalihkan pandangan ke arah berlawanan.
“Ya, lo bener. Gantengnya emang nggak ketulungan!”
“Iya kan.. gue bilang apa, gue emang gan…..”
“Eunwoo oppa!” Panggil gue.
Taeyong ngeliat gue dengan muka kesel. Dia Illfeel karena ternyata yang gue maksud ganteng itu bukan dia. Melainkan Eunwoo oppa yang lagi berdiri di ujung kiri deretan kursi gue saat ini. Emang, kalau rezeki itu nggak kemana. Gue suruh aja Eunwoo oppa duduk di sebelah gue. Masa bodo sama Lee Taeyong.
“Loh! Sohyun? Lo ikutan juga? Wah.. seru dong nih!”
“Iya, oppa… kan oppa juga ikut. Jadi aku ikutan aja sekalian..” jawab gue malu-malu.
“Nggak yakin gue kalo lo bakal menang.” Sahut Taeyong yang bikin dada gue sesek.
"Apaan sih, ngiri aja sama gue lo?!"
Tak lama kemudian, obrolan antara gue dan Eunwoo oppa terganggu gara-gara Soo Ah cs dateng. Tanpa ragu, Soo Ah merangkul lengan Eunwoo dan berusaha bikin gue kesel. Tapi gue santai aja, karena gue lihat wajah Eunwoo yang mulai tidak nyaman dengan rangkulannya Soo Ah.
"Sayang.. aku tuh nyariin kamu daritadi. Kamu ngapain sih duduk deket anak pembantu ini? Jijik tau nggak?!"
Gue memutar pandangan mengabaikan ucapan Soo Ah yang cuma bikin emosi gue meledak. Biarin aja kali ya, lagian gue mau fokus acting yang bagus supaya gue kepilih jadi pemeran utamanya.
Eunwoo yang kelihatan sangat tidak nyaman, berulang kali menggeliatkan tubuh supaya Soo Ah menjauhkan tangannya.
"Soo Ah.. lepasin!! Banyak yang liat! Gue nggak suka ya!"
"Kita kan pacaran oppa. Semua orang juga tahu. Jadi nggak perlu malu kalo banyak yang liat."
"Lepasin nggak! Atau gue putusin lo!"
Soo Ah langsung melepas tangannya. Gue nahan tawa aja karena liat wajahnya yang kalut banget ketika Eunwoo bilang bakal mutusin dia kalo dia nggak mau ngelepas tangannya dari lengan Eunwoo.
Seketika, Soo Ah menatap gue dengan nada ancaman.
..............................
"Selamat pagi anak-anak. Saya Yuta, sebagai ketua panitia audisi akan menyampaikan satu-dua patah kata sebelum audisi casting drama 'Snow White' dimulai."
Oh.. jadi namanya Pak Yuta. Batin gue setelah tahu nama guru ganteng yang maju ke mimbar itu.
Suara riuh tepuk tangan menggema di seluruh aula.
"Hari ini kita kedatangan juri yang luar biasa. Seorang wanita, yang terkenal sebagai pelatih drama professional. Lulusan sekolah seni ternama di seluruh Korea Selatan."
"Dalam hal ini, tidak ada sama sekali campur tangan sekolah. Karena beliau lah yang berhak menentukan siapa yang akan lolos dan menjadi pemeran utama dalam drama."
Soo Ah terlihat kaget. Dari mimik wajahnya tersirat sebuah kekecewaan.
"Soo Ah, kok nggak ada campur tangan sekolah sih? Lo bisa kalah dong ntar!"
"Gue nggak tau kenapa bisa jadi gini. Padahal kemarin Papa bilang kalau yang bakal jadi juri itu dia sama Bu Irene. Kenapa jadi ganti juri??"
Soo Ah dan Daebi tenggelam dalam kekhawatiran. Keduanya tampak cemas sementara gue yang nggak tau apa yang mereka cemasin, cuma bisa memendam pertanyaan-pertanyaan curiga.
"Jadi anak-anak, inilah juri kita hari ini. Mari kita beri tepuk tangan yang meriah, Sang Ratu Drama, Im Hyeon Hee."
Im Hyeon Hee. Aku yakin orang itu pasti sangat bijak dan penuh suka cita dilihat dari namanya.
Seseorang datang dari pintu samping. Mengenakan high heels hitam, kemeja putih dengan paduan blazer, serta skinny jeans yang terlihat cocok di tubuhnya. Ditambah lagi sebuah kaca mata hitam yang bertengger di wajahnya. Sangat cantik.
Dan ketika gue sadar, wajah orang tersebut, yang dipanggil Im Hyeon Hee, adalah wajah nyokap gue sendiri!
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucid Dream ✔
Short StoryKim Sohyun adalah seorang pembully di sekolahnya. Namun, karena kesalahannya sendiri ia harus berakhir dan terjebak dalam sebuah mimpi buruk. Ketika terbangun ia berada di dunia yang asing sebagai Kwon Sohyun, si gadis tertindas, dan harus bertemu s...