#7.Taman

2.8K 218 22
                                    

Setelah adegan berciuman di bawah derasnya hujan, kini dua insan itu sedang di lingkupi rasa canggung satu sama lain.

Ini sudah hampir mendekati jam makan malam, tetapi Eunha belum menyiapkan apapun.

Tadi setelah kehujanan bersama, Eunha menyuruh Jungkook untuk mandi dan mengganti baju di rumahnya. Terkadang, Pamannya datang berkunjung jadi beliau meninggalkan beberapa kaos dan kemeja di kamar tamu yang biasa beliau gunakan jika datang mengunjungi Eunha.

Saat ini mereka sedang duduk di sofa berbeda di ruang tamu Eunha. Dengan tangan menggenggam secangkir coklat panas guna menghangatkan tubuh.

Sedetik setelah Jungkook meneguk coklat panas miliknya, ia melirik Eunha yang duduk di sofa berhadapan dengannya.

Ia berdeham. Berusaha mencairkan ketegangan dan kecanggungan yang terjadi.

Eunha tetap tak bergeming. Gadis itu hanya melirik Jungkook sesaat kemudian memusatkan tatapannya pada cangkir coklat panasnya.

"Jadi...," Jungkook meletakkan cangkirnya.

"Bisa kita mulai bicara?"

Sungguh. Ia tak tahan lagi dengan keheningan yang mengekang mereka.

Eunha pun sebenarnya merasa hal yang sama. Namun, sebagai seorang gadis yang mencuri start lebih dulu di tengah hujan seperti tadi,

Ia merasa kurang ajar dan malu.

"Y-ya. Kau ingin makan malam sekarang? Aku akan memasak-"

"Bukan itu."

Jungkook berdiri dari tempatnya dan berjalan mendekat pada Eunha yang saat ini menahan degup hebat di dadanya.

Sampai disana, ia mengambil alih cangkir dari tangan Eunha dan meletakkannya di atas meja bersebelahan dengan miliknya.

Ia duduk dan menarik lengan Eunha agar gadis itu lebih dekat dengannya.

Tatapannya menghangat. Lebih hangat dari coklat panas buatan Eunha tadi.

"A-apa?"

"Kau tidak ingin mengatakan sesuatu tentang kejadian di halaman rumahmu tadi?"

Skakmat!

Eunha benar-benar malu pada dirinya sendiri dan Jungkook.

Tak kunjung ada jawaban membuat Jungkook mengambil keputusan untuk memulai lebih dahulu.

"Oke. Begini. Tentang ciumanku tadi. Aku serius Eun."

Dari suara lelaki itu, Eunha merasa hatinya leleh. Ia betulan mendengar nada keseriusan di suara Jungkook.

"Aku akan mengatakan yang sejujurnya bahwa aku...,"

Eunha tak bisa berbohong jika hatinya saat ini sedang di uji dengan debaran menakjubkan.

Apa Jungkook sudah ingat?

Apa Jungkook memang tidak amnesia?

Atau,

Apa Jungkook baru mengingatnya?

"..., Aku sebenarnya tau bahwa kau pengagum rahasiaku dulu."

Eunha terlempar. Ia memandang Jungkook dengan tatapan tak percaya dan bingung.

Memangnya kapan ia pernah mengukir sejarahnya menjadi seorang pengagum rahasia Jungkook?

"Maksudmu?"

Eunha benar-benar tak paham.

Jungkook mengambil kedua telapak tangan Eunha untuk di genggamnya.Kemudian menetapkan Eunha dalam pandangannya.

You're My BadBoy [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang