1|start

17K 753 9
                                    

Matahari belum muncul dari tempat lelapnya. Tetapi seorang gadis di sebuah apartemen yang jauh dari bintang lima sudah beraktivitas dengan luwesnya.

Ia telah membereskan ranjang tidurnya sedari baru ia bangun.

Banyak aktivitas lainnya yang harus ia selesaikan sebelum membangunkan sang adik. Memeriksa dan melengkapi data dan beberapa keterangan pindah sekolah, memeriksa bahan-bahan masakan yang perlu dibeli, memasak kemudian membersihkan seisi apartemen sebagai penutup.

Setelah rapi dengan seragam sekolah, ia beranjak mengetuk pintu kamar sang adik.

"Ye Eun, waktunya bangun. "

Tak ada jawaban dari dalam.

"Ye Eun.. "

"Hmm ya aku bangun. "

Sahutan yang terdengar tak bertenaga khas orang baru terbangun dari tidur itu akhirnya mengakhiri panggilannya pada sang adik, Kim Ye Eun.

Namanya Kim Eunha.

Gadis yang berusaha keras untuk adiknya. Karena hanya Ye Eun keluarga terdekat yang tersisa. Meskipun ia masih memiliki Bibi dan Paman yang bisa ia andalkan atau sebagai tempat untuk meminta tolong, Kim Eunha terbiasa melakukan banyak hal sendiri.

Tujuannya belajar dan mendidik keras adiknya adalah untuk jaminan masa depannya dan Ye Eun.

Setelah Eunha menyelesaikan sarapannya, gadis itu segera mencuci alat makan yang baru ia pakai sambil menunggu Ye Eun keluar dari kamarnya.

Baru saja menaruh alat makan di wastafel, suara pintu terbuka terdengar. Tak perlu memeriksa, sudah pasti itu adiknya.

"Apa menu pagi ini?" Tanya Ye Eun sambil mendekati meja makan.

"Sudah pasti. Bukan hidangan mewah seperti di postingan temanmu kemarin."

Ye Eun mendengus, "Memangnya aku pernah bilang menginginkan sarapan seperti itu? Omelet dari kakak saja sudah sangat memuaskanku. Kau tau buatanmu adalah favoritku kan?"

Mendengar ocehan itu Eunha hanya terkekeh kecil sambil terus membersihkan alat makannya.

"Kak Eunha,"

Tanpa menghentikan kegiatan tangannya, Eunha menyahut. "Heum?"

"Aku merindukan ayah dan ibu."

Berhenti. Kedua tangan Eunha yang tengah membersihkan busa sabun di piringnya terhenti. Mereka berdua --Eunha dan Ye Eun--, telah mengubur kesedihan dan kesepian mereka dengan berusaha ada untuk sama lain.

Menutup perasaan-perasaan derita itu sedemikian rupa.

Namun mereka sadar, sekuat apapun, hati mereka akan memberontak beberapa kali.

Bagaimanapun cara Eunha menjadi seorang kakak sekaligus orangtua untuk Ye Eun, tetap suatu waktu akan terasa berbeda.

Setelah menekan kuat ujung tenggorokannya agar tak bersuara getir, Eunha berusaha menyelesaikan cucian alat makannya.

"Tak berbeda denganku. Anak mana yang tak merindukan orangtuanya? Iya kan?"

Setelah meletakkan alat makan kembali pada rak tempatnya berada, Eunha meraih tas sekolah dan merapikan penampilannya beberapa saat.

"Habiskan sarapanmu. Kita segera berangkat. Aku harus menemui kepala sekolah. Aku tidak mau terlambat di hari pertama masuk sekolah baru karena kau."

Ye Eun berdecih malas di kursinya. Eunha selalu begitu. Dalam suasana melankolis seperti ini, Eunha selalu mematahkan dalam sekejap.

"Ya ya, sebentar lagi selesai."

You're My BadBoy [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang