Entah kebahagiaan seperti apa yang harus di deskripsikan oleh Eunha dan Jungkook saat ini.
Paman dan Bibi Choi akhirnya bertemu Tuan dan Nyonya Jeon. Mereka dengan antusias tinggi yang menggantung di pikiran, saling melempar tawa sambil menyesap kopi di pagi hari.
Sedangkan Eunha tengah sibuk di dapur karena memiliki tugas untuk mempersiapkan sarapan untuk semua orang di rumahnya pagi ini.
Lalu Jungkook sedang di rumahnya. Sedang bersiap berangkat kuliah.
Di rumah kediamannya, Jungkook sibuk membuka semua laci yang ada di kamarnya. Mencari lima lembar kertas yang berisi tugas dari dosen Grendy.
"Ya Tuhan! Dimana aku menaruhnya kemarin?"
Sudah banyak laci yang ia cek. Tapi hasilnya masih nihil. Belum ia temukan.
"Dimana ya?" Gumamnya sambil berdiri dan memandang ke seluruh sudut kamarnya.
Lalu satu kemungkinan yang ia sadari membuatnya menjentikan jari.
"Ah gotcha!"
Kakinya membuat langkah lebar menuju keranjang pakaian kotor. Seingatnya, kemarin ia menaruh lembaran kertas itu di atas nakas dekat keranjang pakaian kotor itu maka tidak menutupi kemungkinan jika kertas kertas itu jatuh ke dalam keranjang dan tertumpuk kaos miliknya semalam.
Ia berjongkok dan menarik keluar kaos dan syal paling atas lalu senyum cerahnya muncul saat menemui lima lembar kertas yang sedari tadi ia cari memang disana.
Ketika berusaha menumpuk kertas itu sesuai urutannya, satu kertas meluncur terlepas dari genggaman Jungkook sehingga membuat Jungkook gelagapan mengambilnya kembali.
Saat berbalik ke belakang dengan cepat, kakinya terpeleset syal yang lupa ia masukan lagi ke dalam keranjang.
Karena tak siap, tubuhnya jatuh begitu saja dengan dahi menghadap ke bibir ranjangnya.
"Akh!"
Ia merasakan pening yang teramat di kepalanya sehingga membuatnya harus duduk sejenak.
Bukan membaik, kepalanya semakin terasa pening dan panas.
Dan seperti kaset rusak, beberapa aksi dan memori seakan terus berputar di otaknya tanpa izin dan persiapan.
Sulit baginya mendeskripsikan nyeri di kepalanya yang bersamaan dengan bayangan tentang banyak hal di otaknya.
Lapangan.
SMA.
Club.
Mingyu.
Taman.
Tangis Eunha.
Sampai,
Perkelahian di apartemen Eunha.
Dalam sekejap, matanya terbuka lebar. Keringat dingin mengucur deras melewati dahinya yang lebam hingga ke dagu.
Tangannya berpegang erat pada kayu ranjang untuk menopang tubuhnya.
Ia menggeleng. "Seolma.."
⬇⬇⬇
"Jiyeon!"
Merasa di panggil, gadis yang sedang menikmati es krim cone di halte kosong langsung menoleh ke arah kanan dan langsung melengkungkan senyum lebar saat mendapati Vernon dengan tergesa berlari ke arahnya.
"Morning Vern! " sapanya begitu semangat. Mungkin karena es krim juga. Moodnya begitu tinggi.
Vernon sampai di hadapan Jiyeon dengan raut wajah serius berpadu sendu. Sekaligus nafas yang memburu begitu pula keringat yang meluncur di pipinya meski waktu masih pagi. Bahkan mereka belum sampai di universitas.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My BadBoy [Revisi]
FanfictionNOTE! (Penulis di akun ini sudah meninggalkan akun ini dan membuat akun baru untuk memperbaiki kesalahan dan tata penulisan yang kacau di akun ini. Beberapa part cerita ini berantakan. Namun karena masih ada beberapa pembaca yg menyukai, cerita tid...