BAB 28

364 31 2
                                    


            Seorang perawat datang menghampiri, meminta agar Melisa keluar sebentar karena ada dokter yang akan datang hendak memeriksa konsisi Yayuk, membuat percakapan mereka terhenti begitu saja. Kalau memang bisa dibilang sebuah percakapan. Karena kenyataannya Yayuk hanya menangis penuh rasa bersalah, sementara Melisa hanya bisa mematung di tempat. Bahkan ia seakan tak sadar saat kakinya menyeret perlahan tubuhnya keluar ruangan, sesuai dengan instruksi wanita perawat itu. Kesadarannya baru muncul ketika tubuhnya sudah berada di luar ruangan, dan kembali sepenuhnya saat mendapati Andi yang sedang duduk sendirian di bangku dengan badan agak menunduk.

Melisa menghampiri cowok itu perlahan, dan berhenti tepat di depannya, membuat Andi yang tadinya menundukkan kepala menatap lantai, kini menengadah kaget menatap gadis itu, namun kemudian sorot matanya berubah sendu. Ia tahu, gadis ini sekarang sudah mengetahui semuanya. Dan untuk alasan yang tak pasti, ia merasa sangat bersalah sekarang.

"An.... kenapa kamu nggak pernah bilang yang sebenarnya sama aku....?" tanya Melisa lirih, sesuai dugaan Andi.

Tak mampu balas menentang mata Melisa begitu lama, Andi mengalihkan pandangannya ke lain, kehilangan kata-kata.

Melisa emnunggu, tapi cowok itu tak kunjung mengatakan apapun. Hati Melisa semakin perih melihatnya.

"Kenapa, An?" tanyanya lagi, dengan suara yang mulai serak, mati-matian menahan rasa sedihnya. Tidak, ia bukannya masih mencintai cowok itu dan berharap untuk kembali. Tapi, luka yang telah lama berusaha ia lupakan, yang selalu menjadi misteri baginya, kini terungkap kebenarannya, ternyata malah membuatnya semakin merasa pahit. Ia butuh penjelasan dari cowok itu, bukannya keheningan.

"Gu..e... A..ku...." Andi kembali terdiam, tak hanya kesulitan berkata-kata, tapi juga menjadi bingung harus menggunakan kata ganti apa untuk menyebut dirinya pada gadis itu, terpengaruh gadis itu.

"Kan, elo sendiri yang bilang kalau dasar dari hubungan itu adalah kejujuran dan saling percaya! Keterbukaan!" jerit gadis itu, mendadak emosi. "Elo yang selalu ngasih tahu gue soal itu! Tapi, kenapa, An?? Kenapa malah elo sendiri yang ngehancurin itu!! Omongan sama sikap lo, nggak sama! Kenapa, An??? Kenapa elo ngelakuin ini ke gue????!"

Andi langsung panik berdiri, mengok ke kiri dan kanan, khawatir orang-orang yang ada di sekitar mendengar (dan sudah pasti dengar).

"Mel, ini rumah sakit," katanya mengingatkan.

Gadis itu nampak segera menyadari, tapi tak berhasil membuatnya cool down, walau suaranya tidak lagi nyaring.

"Kenapa, An? Kenapa lo lakuin itu ke gue? Elo jahat," kata gadis itu sangat pelan dan terdengar lirih.

"Maafin gue, oke... Maafin gue..." Andi emmegang kedua lengan Melisa. Ia tak tahu lagi harus menagtakan apa selain hanya itu.

Melisa tertunduk mendengar permintaan maaf cowok itu yang begitu terdengar tulus, penuh rasa bersalah. Cowok itu sangat amat bersalah dan sangat menyadari bahwa ia selama ini telah menyakiti Melisa, tapi ia juga lemah dan tak mampu berbuat apa-apa karena adiknya. Melisa bisa merasakan itu, perasaan Andi yang sesungguhnya, yang dilemma antara adik dan cintanya, dua hal yang sangat amat penting baginya. Dan Andi memilih mengorbankan cintanya dan hidup dengan rasa bersalah.

Melisa langsung jatuh duduk terjongkok, sudah merasa tak bisa lagi menahan air mata kesedihannya, jadi ia berusaha menghentikannya dan tak mau Andi melihat. Ia menutup wajah dengan kedua tangan. Jahat, Andi jahat.... Kenapa, sih cowok ini begitu teramat baik? Melisa jadi tak bisa menyalahkannya.

Andi membiarkannya sejenak sampai gadis itu bisa menenangkan dirinya. Melisa mengangkat kepala ketika perasaannya sudah mulai tenang, dan ia merasa sudah bisa memahami situasi yang terjadi. Ya sudah lah, kenapa juga sekarang ia harus mempermasalahkan hal yang sudah lama berlalu? Kan, yang penting misteri yang selama ini menjadi pertanyaan dalam kepalanya sudah terpecahkan. Dan ia lega, karena sosok Andi sebagai cowok baik yang dari dulu ia percaya, adalah benar. Andi bukan cowok penghianat atau tukang selingkuh yang tega merobek-robek hatinya dengan sengaja. Ini saja sudah cukup baginya.

Sakura Lover (COMPLETED) 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang