BAB 18

492 30 1
                                    

a/n ::

Maaf ya, chapter ini paling lama nongol karena kemarin-kemarin author lagi banyak pikiran~~

Happy reading =)

Jantung Melisa mulai berdebar-debar saat ia mulai memasuki gerbang sekolahnya. Sepulang sekolah terakhir kali kemarin, ia langsung menghapus video yang ia buat, bahkan ia rasanya ingin menghancurkan komputernya saat itu juga (tapi tak mungkin ia lakukan, karena orang tuanya tak akan mau menggantikannya dengan yang baru). Kembali meminjam kamera Widya, ia membuat video baru... video klarifikasi dan permintaan maaf, yang bahkan disuguhi dengan adegannya mewek-mewek again tanpa henti sepanjang video... Gosh, ia rasa semua murid di sini akan mengecapnya sebagai ratu terdrama tahun ini, huhu. Tapi, jujur saja ia sudah tak peduli lagi pada anggapan orang, karena yang terpenting ia meminta maaf dan ia harap Reyhan mau memaafkannya.

Sepanjang jalan kepala Melisa hanya menunduk, malu karena semua orang nampak memperhatikannya walau tak secara terang-terangan. Ketika berbelok ke arah kiri (arah menuju kelas anak IPS dan Bahasa, karena harus melewati jalan ini untuk mencapai kelas IPA), langkah Melisa langsung terhenti. Ia agak menegang mendapati Ricky cs sedang nongkrong di depan kelas mereka dengan gaya pongahnya yang khas.... Bersama personil baru mereka, Reyhan.

Melisa gusar di tempat. Ia sepertinya salah langkah pagi ini. Harusnya ia tidak memilih jalan ini. Harusnya ia memilih jalan satunya, walau mungkin jatuhnya akan jadi lebih jauh, tapi setidaknya ia tak perlu harus merasa terintimidasi di bawah tatapan para cowok itu, terutama Reyhan. Tapi, kalau ia putar arah sekarang, sama saja ia menunjukkan lagak kemenangan cowok-cowok itu dan mereka akan menertawakannya. Tidak!

Mantap, Melisa kembali melanjutkan langkahnya, engan wajah dan tatapan yang ia buat sebiasa dan selurus mungkin, tidak tengok kanan-kiri. Saat melewati Ricky cs, walau tidak melihat entah kenapa Melisa bisa merasakan seringaian para cowok itu diikuti oleh tatapan mereka yang menguliti. Walau Reyhan tidak menyeringai dan hanya berwajah datar, tapi mata cowok itu juga bergerak mengikuti setiap langkah Melisa, bahkan hingga gadis itu masuk ke kelasnya.

==

Melisa terduduk lesu di bangkunya. Hari kedua setelah kejadian terakhir kali, ternyata tak seburuk dugaannya. Setidaknya murid-murid di sini tak ada yang terang-terangan mencelanya atau menunjukkan ketidaksukaan mereka. Novi cs mungkin masih sengit padanya, tapi anak-anak yang lain mulai melunak. Terutama anak-anak Rohis yang sudah mulai bisa senyum pada Melisa. Melisa agak kaget sebenarnya karena saat ia masuk kelas disambut dengan senyum oleh Vera (salah satu anak Rohis) dan Sita. Mungkin itu cara mereka menunjukkan bahwa Melisa dimaafkan dan mereka bisa memahami posisi Melisa. Ya, anak Rohis memang biasanya lebih pengertian kalau sudah urusan kesalahan dan memaafkan. Sisanya, walau tidak seramah seperti sebelumnya, tapi juga tidak sinis, lebih seperti agak menjaga jarak saja. Kalau anak cowoknya, Melisa syukurin mereka bersikap biasa saja pada Melisa. Mungkin itu lah kelebihan anak cowok, tidak pernah ambil pusing seperti anak cewek.

Tapi, tetap saja Melisa merasakan perbedaan..... Sedih rasanya. Ia merasa dikucilkan. Ya Allah, berarti seperti inilah yang Reyhan rasakan waktu itu, bahkan lebih parah lagi.... Ya Allah, ia memang sudah benar-benar jahat pada cowok itu, tak heran kalau Reyhan benci padanya, ia layak mendapatkan balasan itu. Air mata Melisa kembali menetes dalam diam dengan kepala agak menunduk.

"Astaga.... Elo mau nangis sampai berapa episode, sih?" tegur Tedy yang baru saja datang dan mendapati gadis itu di bangku. Cowok itu nampak tidak senang. "Sudah... jangan sedih mulu. Mau sampai kapan?"

Andi dan Fakhrul yang ada di belakang Tedy, datang bersama cowok itu, ikut terkejut tak menyangka Melisa masih saja menangisi hal yang terjadi kemarin lusa.

Cepat, Melisa menghapus air matanya.

"Elo kayaknya lemes. Belum makan? Yuk, kita ke kantin, masih sempat," ajak Tedy lembut, yang justru membuat Melisa semakin ingin menangis. Air matanya yang tadi ditahan kembali mengalir turun.

Sakura Lover (COMPLETED) 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang