BAB 32

426 29 1
                                    

Tahu kah kau perasaanku,

Ku selalu merindu hadirnya bayangmu,

Karena kau telah mencuit hatiku...

(Kau, buatku tertanya

Dikali pertama bertentangan mata)

Tapi kau tak pernah melihatku

Karena hanya ada dia dalam hatimu,

(Yang bisa kukatan hanya Maaf,

Aku pun tak berdaya)

Sedangkan aku...

Hanya kau yang kumau,...

(Tapi ku tak bisa, aku tahu)

Sampai bila harus kutunggu,

(Oh, aku juga tak tahu...)

Lupakanlah masa lalumu...

(Kuharap, aku mampu)

Setelah membaca lirik lagu yang telah diperbaharui itu (hanya ada tambahan-tamabahan lirik yang diisi oleh Andi, kata-kata yang dikasih dalam kurung itu), Icha hanya menghela napas, tak berkata apa-apa.

"Bagaimana? Oke?" Andi meminta pendapat. Tujuannya memberikan kertas itu ke Icha untuk dibaca, ingin tahu tanggapan gadis itu. Ini kan tugas mereka bersama, jadi Andi tak ingin merencanakan atau memutuskan sesuatu secara pihak tanpa minta pendapat Icha sebagai rekan duet.

"Bagus..." gumam Icha.

"Berarti oke, ya?"

Icha hanya mengangguk pelan.

Sebenarnya Andi heran dengan sikap Icha yang banyak diam dan hanya mengangguk, seakan tak suka. Andi jadi ragu, apakah itu memang oke atau tidak?

"Berarti kita bisa lanjut ke latihan?" tanya Andi lagi, memastikan.

Lagi, Icha hanya mengangguk.

Masih heran dengan sikap Icha, tapi Andi putuskan untuk tidak banyak bertanya. Ia tahu, cewek itu ada waktu sulitnya. Kadang sifat mereka sukar ditebak. Seperti yang pada umumnya orang tahu, contohnya kalau ditanya kenapa, dijawab tak apa-apa, padahal apa-apa. Kalau ditanya marah, jawabnya tidak, padahal marah. Jadi, lebih baik tak usah tanya sama sekali daripada salah.

"Kita latihan di rumah gue lagi ya, nanti sore. Bisa?"

Lagi, Icha mengangguk pelan.

Merasa lama-lama lagi ngobrol dengan robot wanita, Andi akhirnya hanya ikut mengangguk, menganggap itu deal.

Ketika Andi sudah pergi, Icha kembali menunduk memandangi kertas berisi lirik yang ada di tangannya, yang memang ditinggal Andi untuknya.

Matanya menekuri baris demi baris lirik yang dibuat oleh Andi.

Kenapa rasanya lirik ini seakan merupakan jawaban dari perasaannya....

==

Pulang sekolah, Icha dan Andi izin untuk pulang duluan dan tak ikut aksi mendekor kelas hari ini. Tentu saja mereka diizinkan pulang, sebab alasan mereka sangat masuk akal dan juga merupakan bagian dari kegiatan kelas. Toh, kalau nanti mereka bagus nyanyinya dan menang, itu juga atas nama kelas.

Dekorasi kelas 2 IPA 1 sudah selesai hampir 90%, tinggal ditambah beberapa hal kalau ada yang mau ditambah atau dirubah.

"Hh... sudah selesai?" tanya Reyhan seraya menyeka keringat di kening, karena sempat berkerja keras bersama anak cowok lain mengangkut ini itu.

"Sudah dulu kayaknya," kata Dewi yang menjadi asisten Melisa. "Untuk hari ini, ini aja dulu, deh, sambil kita lihat apalagi yang perlu ditambah."

Anak-anak yang mendengar langsung lega. Mereka semua langsung menyambar tas masing-masing, berpamitan pulang. Mereka senang karena hari ini tak perlu pulang terlalu sore.

Sakura Lover (COMPLETED) 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang