BAB 10

481 32 0
                                    

Saat ini Rey sangat menikmati masa-masa dikerubutin anak perempuan. Sejak bel istirahat kedua tadi, ia terlalu sibuk meladeni berbagai pertanyaan dari siswi di kelas barunya ini yang pengin mengenalnya.

"Rey, masa sih elo nggak punya pacar?" tanya seorang perempuan yang Rey tidak tahu namanya.

Rey hanya tersenyum menanggapinya.

"Elo tinggal di Indonesia sudah lama?" tanya yang lain.

"Since in junior high school, about 12 years old. Sejak kecil saya tinggal di Mumbai. Saat masuk SMP sempat tinggal di Jakarta, tapi begitu lulus, kembali lagi ke Mumbai. Sekarang kembali lagi ke Jakarta."

"Kenapa pindah bolak-balik? Urusan kerjaan orang tua ya?" terka salah satu yang lain lagi. Rey hanya tersenyum sambil mengangguk mengiyakan.

"Rey beneran anak tunggal?"

"Yes."

"Rey kok bisa pintar banget Fisika? Mau dong, diajarin."

Tidak henti-hentinya berbagai pertanyaan terus mengalir. Hal itu membuat Andi sedikit memajukan badannya untuk berbisik pada Tedy.

"Ted, kayaknya elo musti siap-siap lepas tahta sebagai The Most Wanted Male on SMA N 1, nih..."

Tedy hanya tersenyum miring, tapi matanya tak beralih dari game di ponsel yangs sedang ia mainkan.

"Nggak takut lo bakal tersaingin?" tanya Fakhrul.

"Nggak lah, ngapain," jawab cowok itu cuek, dan benar-benar cuek karena ia sangat nampak serius dengan ponselnya.

Fakhrul dan Andi menatapnya aneh. Cowok kan biasanya senang kalau beken, eh Tedy malah senang kalau tidak beken lagi. Walau mereka sendiri sih sebenarnya juga setipe sama Tedy, mereka pun sama sekali tak tertarik dan tak suka jadi cowok beken, apalagi Fakhrul. Tapi entah kenapa Andi tetap saja heran melihat sikap Tedy yang cuek-cuek saja dengan keadaan yang nampak berubah 180 derajat. Yang biasanya para anak cewek nampak memuja Tedy, kali ini perhatian cewek-cewek itu benar-benar tersedot ke Rey seorang.

Di antara kerumunan cewek di bangku Rey, ada yang nyeletuk, "Rey, elo kok bisa cakep banget, sih? Wajah baru kayak lo kontras banget di sekolah ini. Bikin mata cewek-cewek di sini jadi pada seger."

Reyhan hanya tertawa. "Wah...itu pujian ya?"

"Siang, adek-adek....!"

Dua orang anak kelas 3, Lisya dan Indri, tiba-tiba masuk ke kelas sambil membawa sebuah data. Data tersebut untuk mendata anak cowok yang diikutkan dalam kontes cowok terfavorit, dalam rangka perayaan ulang tahun sekolah mereka beberapa minggu lagi. Dan setiap kelas harus mencalonkan seorang murid cowok dari kelas mereka.

"Dek, sekarang giliran kelas kalian yang harus menyerahkan satu nama untuk ikut dalam kontes ini," kata Kak Lisya sambil tersenyum manis.

"Kontes apa?" tanya Rey penasaran.

Lisya dan Indri yang mendengar suara Rey langsung menoleh ke cowok itu dan mereka berdua sangat kaget mendapati sosok tampan yang baru mereka lihat.

Lisya agak terbata saking terpesonanya. "Loh, ..R..Rey? K..kok bisa di sini? Bukannya... katanya... di IPA 2, ya?"

"Pst...ganteng amat, ya...." Indri berbicara pelan di telinga Lisya. Mereka sudah mendengar isu tentang kegantengan Reyhan, dan mereka juga sempat melihat di kantin tadi walau harus menahan malu karena sebagai senior ternyata mereka tak kalah alay sama anak kelas dua yang berebutan ingin melihat wajah Reyhan. Tapi, sekarang melihat langsung di depan mata, ini benar-benar lain cerita!

Andi yang melihat gelagat itu, langsung menyikut Tedy lagi.

"Ted, kayaknya elo memang harus lepas tahta, nih...."

Sakura Lover (COMPLETED) 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang