BAB 40

629 37 13
                                    

 "Kaki gue pegel...!!" rutuk Melisa pelan pada Tedy yang berdiri di sebelahnya. Sudah satu jam mereka semua, seluruh murid SMASA, berdiri dan berbaris di lapangan di bawah sengatan matahari. Mereka baru saja selesai upacara hari Senin dan sekarang menanti pengumuman pemenang lomba pada HUT sekolah kemarin.

Para murid rela menanti di panas-panas dan berjam-jam gini hanya demi mendengar hadiah jalan-jalan gratis plus barang-barang elektronik itu.

Kepala Sekolah tiba-tiba bersuara dengan mic. "Anak-anakku sekalian, Bapak tahu kalau kalian pasti sudah tidak sabar mendengar pengumuman hadiah dan pemenangnya, kan?"

"YAAAAAA!!" seru anak-anak satu sekolahan sudah tidak sabaran.

"Baik, kita langsung saja ya.." Kepala Sekolah jadi merasa gerah karena anak-anak mulai pasang muka mau pulang. "Yang berhasil memenangkan properti kelas adalah .... kelas 2 IPS 2 yang memenangkan lomba dekor kelas, kelas 2 IPA 1 yang memenangkan lomba kekompakkan kelas, kelas X-D yang memenangkan lomba kebersihan kelas, dan..."

Kepala Sekolah terus membacakan nama-nama pemenang dan anak-anak terus bertepuk tangan girang –terutama yang menang.

Melisa dan yang lain meloncat-loncat girang, tak menyangka kelas mereka akan menang dalam kategori kekompakan, hal yang kalau dilihat dari waktu dua minggu yang lalu terasa sangat tidak mungkin! Dua minggu lalu, di mana Melisa masih terkucilkan oleh anak-anak satu sekolah, Reyhan yang masih mendiaminya, perseteruan dingin antara Reyhan dan Tedy yang masih terjadi (walau itu hanya dari pihak Reyhan saja), anak-anak sekelas yang tidak mengindahkan Melisa, dan semuanya itu.... terdengar mustahil kalau sekarang mereka bisa menjadi kelas yang paling kompak! Melisa jadi merasa sangat terharu. Padahal ia sempat hopeless dengan kelasnya.

Melisa segera menghambur ke barisan lelaki dan memeluk leher Reyhan sekilas dari belakang. Hanya sekilas, tapi membuat Reyhan kaget mendapat serangan pelukan tiba-tiba itu. Walau pelukan yang hanya singkat.

"Rey, makasihhh banget ya!!! Semuanya berkat lo juga! Makasih banget ya, Rey!!"

Reyhan sempat terdiam, namun kemudian tersenyum tipis setelah mengerti apa maksud Melisa. "Saya tidak melakukan apa-apa, kok. Semuanya berkat kamu."

Melisa tersenyum. Dasar Reyhan, si tukang pamer, malah di saat seperti ini enggan mengakui kehebatannya. Malah merendah. Tumben amat. Dasar.

"Saya kan cuma bagian yang menyatukan anak perempuan (itu juga dengan pertolongan Novi). Sisanya kan usaha dari kamu sendiri. Kamu yang hebat," Reyhan menepuk pundak Melisa, seakan mengatakan selamat.

Melisa kembali tersenyum. "Tapi, kan tetap itu berkat lo juga. Bagaimanapun lo banyak ngebantuin. Gue senang banget, Rey.... Makasih banyak ya...." Tahu-tahu muka Melisa berubah agak sendu, membuat Reyhan bingung.

"Kenapa?"

Melisa menggeleng. "Nggak... Cuma, gue senang aja kita jadi teman kayak sekarang ini. Makasih banyak ya, Rey... Aahh....." Melisa tahu-tahu meloncat-loncat dan menghentak-hentakkan kaki, membuat Reyhan kembali kaget. Gadis itu menutup mukanya dengan kedua tangan. "Kan, gue jadi pengin nangis deh, kalau begini. Sebel gue," omel gadis itu, sebal dengan sifatnya yang suka mudah banget menangis kalau lagi momen begini.

Melisa segera mengusa-usap matanya yang kalau tidak segera disapu bersih bisa jadi keran bocor. "Pokoknya, makasih banget ya, Rey. Makasih banget.."

Reyhan tersenyum, nyaris mendengus geli sebab sudah tak tahu sudah berapa kata 'makasih' yang disampaikan Melisa padanya. "Sama-sama," ujarnya akhirnya, sebab tahu kalau ia tidak mengatakan itu pasti Melisa tak akan berhenti mengulang kata yang sama.

"Tapi... sebenarnya, seharusnya saya yang makasih sama kamu," sambung cowok itu. Gantian, Melisa sekarang yang termangu bingung, tak mengerti.

Reyhan menghela napas, kemudian kembali menatap gadis itu dan tersenyum lagi. "Kamu mungkin tidak sadar, tapi kamulah sebenarnya yang menyatukan kita semua. Termasuk aku....." Reyhan tidak melanjutkan kata-katanya, hanya menundukkan kepala sasaat, tapi kemudian kembali tersenyum menatap Melisa. "Thanks for everything, Melisa... Kamu wanita yang sangat spesial buat saya."

Sakura Lover (COMPLETED) 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang