9. Uchiha-Uzumaki Sarada

7K 316 17
                                    




Normal POV


"Aku menang! " ucap boruto tersenyum puas sambil menyaku kedua tangannya di saku.

Tidakkkkk!!!!  Jerit sarada dalam hati.



************************

Sarada hanya bisa melongo dengan kekalahan yang ia terima, biasanya ia selalu menang jika soal taruhan dan hari ini adalah yang pertama buatnya. Sedangkan boruto tersenyum dengan penuh kemenangan padahal tadi ia hanya asal menebak.

Tak peduli dengan reaksi yang sarada tunjukkan, boruto melangkah melewatinya dengan santai dan merebahkan tubuhnya di kasur yang empuk kerena baru dibeli 3 hari yang lalu dengan merk yang tergolong mahal. Terlintas sebuah ide dikepala kuning tersebut, ide untuk sarada....

"Huh.... Nyamannya...!!! Rasanya aku ingin segera tidur dan tidak pernah ingin bangun karena kenyamanan ini. "


Iming boruto dengan seluruh anggota tubuh yang ikut ber-irama membelai lembut sprei kasur. Sarada yang mendengar godaan tersebut nampak iri dan ingin mencoba tidur diatas kasur yang konon kata boruto itu empuk.



"Ehm- apa nyaman? " tanya sarada yang berusaha tidak menoleh tapi matanya tidak dapat lepas dari kasur tersebut.

"Apa kau ingin merasakannya?"
Dan dijawab sebuah anggukan oleh sarada.

"Kemarilah..! Disini sangat nyaman... " ujar boruto sambil menawari dengan tangan kanannya. Namun sarada menepis uluran tersebut dan lebih memilih merasakannya sendiri tanpa ada bantuan.


Saat tangan sarada ingin menyentuh kasur yang boruto tiduri, sontak sebuah suara yang tadi menawari kini telah melarangnya.

"Eits!!! Apa yang akan kau lakukan, sarada...? " ucap boruto yang menampilkan wajah- aghrr...... Bikin marah.

"Kau bilang aku boleh menyentuhnya... ??" tanya sarada yang dibuat bingung.

"Aku tidak bilang begitu... Aku hanya bilang kau boleh merasakannya... "

"Tapi untuk apa tadi kau menawariku? " sarada yang tambah kesal karenanya.

"Kau salah paham Uchiha- ups, maaf. Maksudku... Uzumaki Sarada. Aku tidak menawarimu melainkan ingin melanjutkan perkataanku" jelas boruto dengan wajah tanpa penuh dosa.

"Huh? "

"Kau boleh merasakan sentuhan dari sprei beserta kasur ini tapi bukan sekarang melainkan besok. Tapi.... Aku pastikan kenyamanan itu akan hilang dalam waktu 6 jam kedepan" ejek boruto dengan seringai tipis.


"KAU!!! "


Sarada geram bahkan mengangkat telunjuknya seperti ingin menyumpahi kata-kata murkat. Tanpa basa-basi lagi, boruto langsung tidur dan menyelimuti dirinya dengan selimut. Dan terpaksa-lah sarada harus tidur dilantai.



Bodoh! Kenapa kau membuat taruhan murahan, sarada...? Bodoh! Kau bodoh!  Umpat sarada pada dirinya sendiri.






**************


Matahari telah menunjukkan posisi terbitnya, dan seperti biasa sarada sudah diajarkan bangun pagi sejak kecil dulu. Sarada mengucek kedua bola matanya dan menyingkirkan selimut yang ia gunakan tidur tadi malam dan segera bangkit dari tidur pulas.

Selimut dan bantal yang ia gunakan telah ia tata dengan rapi dan memasukkannya kembali ke tempat asalnya. Sekilas ia menengok ke tempat tidur dan menemukan tubuh suaminya yang meringkuk pulas dan belum juga bangun dari tidurnya. Selmutnya sedikit turun, karena sarada tak tegah membangunkan beruang kecil, maka didekatlah tubuh tersebut. Sarada menaikkan kembali selimut yang tadinya tak rapi dan sekilas wajahnya diam kaku memandang ketampanan dari boruto. Bahkan sampai tak sadar dirinya mendekatkan wajahnya agar semakin dekat dengan bibir boruto yang masih kantup.







1











2












Dan......



Mata boruto terbelak saat pertama kali yang ia temukan saat dirinya bangun adalah wajah sarada yang sangat dekat bahkan jarak anatara mereka berdua hanya tinggal 5cm. Sarada juga baru menyadari hal tersebut setelah itu terjadi teriakan singa di kediaman baru tersebut.


"Kyyaaaaa!!!!!!" jerit mereka bersamaan.








"Kenapa wajahmu dekat
sekali?" tanya boruto marah.

"Huh? A-a-aku... Tadi... A-a-a-ada..... A-ada.. " sarada gelagapan mau manjawab apa?

"Ada apa? "

"I-i-itu...Aku...A-ada Nyamuk!"
Lebih menekankan kata nyamuk.
"Nyamuk? "

"I-iya... Nyamuk! Banyak nyamuk disini... Dan sepertinya itu demam berdarah! Kau seharusnya berterima kasih padaku karena menyelamatkan darahmu!!! "

"Disini ada nyamuk? "

"Iya... Bahkan mereka terlihat sangat ganas"

"Tapi-"

"Taukah kau? Kemarin malam aku tidak bisa tidur karena nyamuk-nyamuk sialan itu!" bohongnya, padahal tadi malam ia tidur sangat nyenyak bahkan bermimpi dirinya dicium boruto.

"Tapi, sarada... Semua ruangan telah diberi fasilitas penyemprotan obat nyamuk setiap jamnya. Jadi mana mungkin ada nyamuk. "Sarada seperti merasa dijatuhi sebuah bukit mendengar penjelasan boruto.

"Eh? "

"Atau... "

"A-a-atau? "

"Atau... Sebenarnya kau sedang berbohong? Kau sebenarnya ingin menciumku tadi, iya?" tebak boruto semakin gelagapan.
"Siapa yang mau menciummu baka!! " banyak sarada sembari memalingkan wajahnya karena takut boruto melihat wajahnya sekarang. Karena... Ia telah berubah menjadi kepiting rebus.

"Lalu? "

"Sudahlah! Mungkin alat penyemprot itu sudah rusak. Aku pergi dulu... "



dengan cepat sarada meninggalkan ruangan dengan perasaan malu yang luar biasa. Jantungnya tidak berhenti untuk berdegup kencang, sialnya boruto yang membuat keadaan seperti ini.















*************


Seusai dari ritual mandinya, sarada dengan cepat pergi ke dapur untuk membuat sarapan pertama untuk mereka. Siapa mereka? Jangan ditanya! Tentu saja untuk sarada dan boruto. Namun, hal pertama yang ia lihat adalah ibunya dan ibu boruto.

"Mama! Kaa-san! " terkejut saat menemukan kedua orang spesial.
"Eh? Sarada... Kau sudah bangun sayang. Kemarilah! " ajak hinata untuk bergabung.

"Kenapa kalian disini? "

"Kenapa?! Apa kami tidak boleh kesini?! Oh..apa kami mengganggu sarapan pertama kalian?!" tanya sakura sedikit menantang dan ada godaan diselah-selah perkataannya.

"Eh? Bukan itu... Hanya saja, aku terkejut tiba-tiba ada kalian di pagi yang cerah ini" ucap sarada dengan senyuman tulus menghiasi wajahnya.

"Oh... " sakura dan hinata saling menatap.

"Jadi, apa yang akan kalian masak? Apa aku boleh membantu? " tanya sarada mengganti topik yang lebih mantap.

"Tentu saja.. " hinata menangkup kedua pipi sarada dengan kedua tangannya.

"Uzumaki sarada... Sangat penting bagi sarapan pertama untuk suaminya. Lagi pula, kau menantu termuda, kan? "Lanjut dengan goda hinata yang semakin mendalam





Dan kedua kunoichi tersebut namun sekarang sudah jadi ibu-ibu melihat sarada yang tersipu malu. Mereka berpikir mungkin sebab karena faktor malam pertama antara boruto dan sarada. Namun bukan itu... Sarada bersemu merah karena namanya sudah sah menjadi

' Uzumaki Sarada '

Sarada's Destiny [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang