31. 2 Memulai Pertama

1.9K 144 38
                                    


Author POV

.

.

Masih di alam yang sama, yang berbeda dengan apa yang sering kita sebut fana. Gadis berambut lavender itu merenung, dia menunduk sedih. Harapannya pupus, kata-kata dari Araya terngiang terus dalam kepalanya. Semua yang ia lakukan di kehidupan fana adalah kebohongan, tapi ia sendiri ia tidak mampu mengatakan kebenarannya. Jikapun ada, bagaimana?

"Hiks... Shikadai-kun, Naze wa kokoni? Daredemo, tasukete... Hiks..." Lirihnya dengan nada pasrah.

Matanya terpejam, air matanya menetes menimbulkan gelombang pada air. Tangan bahkan tubuhnya terantai dengan besi yang dialiri Chakra yang kuat, Araya pintar dalam mencari korbannya. Memanfaatkan orang yang lemah demi menindas yang paduli.

"Ternyata benar, ia mengincarmu..." Sebuah suara mengejutkan Sumire, gadis itu segera mendongak melihat pemilik asal suara tersebut.

"Dare?!" Tanyanya kepada pria yang memiliki rambut sama seperti Araya.

"Boku namae wa Otsutsuki Toneri, kau pasti Kekkai Sumire" tebak Toneri dengan penampilan yang sama, tak pernah berubah dari saat ia menemui Boruto ketika masih berada di Akademi.

"Uhm, Tapi, kenapa anda bisa berada disini? Apa iblis itu tidak mengetahuinya?" Tanya Sumire curiga, ia menatap Toneri dengan tatapan penuh penyelidikan.

"Iblis? Hn, ternyata penampilan hanyalah formalitas" Sindir Toneri tanpa memasang senyum smirk.

"Apa maksud anda?!" Tanya Sumire dengan penuh penekanan, ada sedikit nada geram saat ia berbicara.

"Dari penampilanmu sangat anggun, nona. Tak ku sangka, kata iblis sendiri bisa keluar dari mulut manismu" Jelas Toneri dengan datar, membuat Sumire sedikit tersentak. Dia bisa melihat?

"Aku hanya memanfaatkan celah saja, Jutsu yang digunakan Araya kepadamu memiliki kelemahan. Semakin lama ia berada di tubuhmu, akan ada kebocoran ruang. Itulah kenapa, jiwamu masih bisa keluar..."

"Naruhodo. Dakara, aku masih bisa keluar dari sini?" Tanya Sumire dengan penuh harapan.

"Sayang sekali, yang kau hadapi adalah Araya dari klan Otsutsuki. Dengan dirimu yang lemah sekarang, harapan hanya akan menjadi semu" Walaupun ada kekesalan tersendiri, Sumire tidak menimpalinya karena ia sendiri tau. Dirinya tidak sekuat teman-temannya yang lain, dia hanya bisa bergantung dengan nue.

'tunggu dulu!' bantinnya tersentak, ia menatap penuh keyakinan ke arah Toneri.

"Ya, kau tidak bisa melakukannya. Tapi bukan berarti makhluk lain tidak bisa" Jawab Toneri tersenyum penuh arti, tak lama kemudian tubuhnya kembali menghilang perlahan-lahan.

Sumire menatap kepergian Toneri dengan tekad yang kuat. Beribu terimakasih ingin ia ucapkan, semoga saja pria itu mendengar isi hatinya kembali. Karena sekarang, waktunya memanggil nue.











********___*******____*******


Sementara berada di tempat kediaman klan Nara, seorang pemuda dengan kaos putih duduk menatap cahaya bulan yang sedang dalam fase purnama. Scene-nya terlalu indah jika dibandingkan suasana hatinya yang sedang kacau-balau. Matanya terpejam menikmati semilir angin malam. Saat kembali terbuka, terpancar kebingungan disana. Nara Shikadai, sebenarnya apa yang kau pikirkan?

"Aneh, seharusnya aku tidak menceramahinya tadi..." Gumamnya pelan menunduk, pandangannya beralih menatap rumput hijau tumbuh di pekarangan rumah.

Sarada's Destiny [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang