Author POV"Jadi, kenapa mama dan hinata-san ada disini? " tanya sarada yang masih dalam ketidak pekaannya.
"Eh? Hinata-san? " sakura tersenyum simpul mendengar anaknya memanggil ibu mertua dengan sebutan 'hinata-san' bukan hanya sakura, melainkan hinata juga tersenyum.
"Sarada... Mulai sekarang dan seterusnya, panggil aku dengan sebutan kaa-san saja. Kau mengerti? " ujar hinata dengan kelembutan bak Dewi.
"E-ehm" sarada mengangguk kecil.
"Hei! Apa kita hanya akan berdiri disini tanpa berbuat apapun? " tanya sakura merusak suasana hukum.
"Akhahaha... Benar, sebaiknya kita membuat sarapan! " tekas hinata berjalan menuju arah dapur serta diikuti oleh sakura yang mengekori dirinya.
Sarada yang sadar pertanyaannya tidak ditanggal pun dengan segera memberhentikan mereka berdua, para kunoichi yang sudah ketinggalan jaman.
"Tunggu! "
"Hm? " respon sakura dan hinata membalikkan badan menatap sarada dengan tanda tanya.
"Maaf, tapi kalian belum menjawab pertanyaanku"lirih sarada yang lembut tapi tidak selembut hinata.
"Huh? " sakura bingung alih-alih menatap langit-langit atap hinata-pun menyenggol bahu sakura dengan arti memberi suatu isyarat.
"Oh... Kita hanya ingin bersama kalian untuk hari ini dan 2 hari yang akan datang. T-tapi kau jangan khawatir!!! Kami tidak akan menghalangi aktifitas romantismu dengan boruto" jawab sakura seadaanya.
"Huh..? Apa maksud kalian? Aktifitas apa? " sarada kebingungan.
Sementara sakura sendiri bingung mau menjawab apa? Karena pertanyaan yang diajukan sarada terdengar fulgar baginya. Hinata yang mengetahui reaksi sakura yang merona, langsung menyelah pembicaraan.
"Maksud dari sakura... Ehm, bagaimana menjelaskannya ya? Maksudnya... Itu.... A-apa? Bukan, huft (menarik nafas)... Apa kalian berdua tidak ada niatan untuk memberi kami Cucu atau Calon Uzumaki
kecil?" hinata angkat bicara namun nada bicaranya terdengar gelagapan. Ya... Mungkin akibat malu mengatakannya."Memberi cucu? Calon Uzumaki kecil? "
sekilas otak sarada menjadi buntu, dan pada akhirnya ia mengetahui apa yang ibu mertuanya maksud. Langsung wajahnya memanas drastis bahkan dirinya sekarang mematung.
"Ehm, sarada... " sakura yang menyadari perubahan warna wajah anaknya. Ia menyentuh bahu kanan sarada, bukannya sadar, sarada malah jatuh kebelakang karena pingsan.
"Eh??? " sakura panik begitu pula dengan hinata.
Boruto. POV
"Huh... Lihatlah dirimu boruto!! Sekarang kau seperti tua!" ucapku pada diriku sendiri yang kini telah menatap cermin kamar mandi.
"Kenapa kau menikahinya? Sekarang kau pasti akan kerepotan karenanya. Kau pasti tidak akan bebas untuk kemana-mana. Monster itu pasti akan menguasai dirimu, hm! Mungkin sekarang ia sedang berencana untuk mengambil hatimu... Huh... Ingat, boruto!!! Jangan sampai terlena!!! Cintamu hanya untuk nin-chou!!! Ingat, nin-chou!! Kau hanya mencintainya!! Dan sarada hanyalah kewajibanmu dan juga, ia hanya berstatus sahabat bukan yang lain. Camkan itu! " mungkin diriku mulai gila atau apa itu? Sampai-sampai aku bicara sendiri bahkan menunjuk-nunjuk diriku yang ada dicermin.
Huh... Entahlah! Hidupku benar-benar kacau. Kupastikan, teman-temanku akan sering menggodaku hanya karena aku sudah menikah diumur 20 tahun, terbilang muda... Tapi, sebenarnya aku tidak pernah tertarik akan pernikahan. Aku hanya akan menikah dengan sumire, namun kami-sama sepertinya sedang tidak
berpihak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sarada's Destiny [Hiatus]
FanfictionSINOPSIS Uzumaki Boruto yang merupakan Putra sulung dari Nanadaime Hokage sekaligus pahlawan kebanggaan Desa Konohagakure harus menghadapi masa depan yang buruk karena kesalahannya yang tidak bisa dianggap remeh. Pahlawan ini dengan mudahnya dikala...