28. Kejutan

10.7K 406 247
                                    

Author POV




Titt?!






Titt?!







Titt?!



"Apa kondisinya parah?" tanya Seseorang bersurai hitam kuncir nanas.

Tangan Mulus seorang wanita paruh baya mencatat hasil pemeriksaan putrinya sendiri.  air matanya masih membendung sejak 2 jam yang lalu, jika bukan karena tekad yang kuat mungkin putrinya tidak akan selamat. di kasur rumah sakit, putrinya tengah terbaring lemah dengan bantuan infus dan alat bantu pernafasan. bunyi pendeteksi jantung telah membuktikan bahwa masih ada nyawa dan harapan disana.

"Kalian tenanglah, awalnya kondisinya buruk. tapi sepertinya sarada berjuang untuk kembali bangun. Terimakasih, Boruto... mungkin jika kau tidak kemari dengan cepat.. sarada pasti... " Saruka menghentikan ucapannya, pikirannya tidak bisa membayangkan bagaimana jika ia benar-benar kehilangan putri tercintanya.

"Kapan, sarada akan bangun? " Tanya sumire dengan intonasi lembut.

"Mungkin besok atau dua hari lagi. karena menurut hasil pemeriksaan nya, sarada telah mencapai kesadarannya 70% disana" jawab Sakura mulai serius.

"Apa ada sebuah... " Chochou menggantung ucapannya.

"Sarada mengalami lumpuh sementara, dan Sharingannya juga sedikit mengalami sebuah masalah. mungkin selama seminggu ia tidak akan bisa melihat untuk sementara." Jelas Sakura kembali menahan nafas menyadari bahwa putrinya belum sembuh total.

"Maafkan aku Sakura Oba-Chan, seharusnya aku menjaga sarada... " Boruto membungkuk hormat dengan nada bicara yang tersenggal-senggal.

"Tidak apa-apa. lagi pula, kau telah menyelamatkannya, terimakasih... boruto" Jawab Sakura, segera boruto mendongak dan mengangguk memberikan senyuman.

"Uhm... sepertinya kita harus pulang. Boruto, jaga sarada baik-baik... " Ujar Choucho ketus.

"Cih, tenang saja... " acuh boruto menggeser kursi dan duduk di dekat sarada.

pria berambut kuning dengan postur tubuh tegap itu menatap istrinya yang terbaring lemah, ada rasa bersalah dan sedih. dirinya menghelah nafas kasar, lalu mengambil sebuah koran dan membukanya untuk dibaca. suara sepatu berjalan kesana-kemari membuktikan bahwa boruto tidak sendirian. masih ada sakura disana, yang menulis hasil pemeriksaan nya dan menaruhnya kembali di kasur pasien bagian depan dalam posisi menggantung. sedetik wanita paruh baya itu menatap putrinya, ingin sekali air mata itu jatuh. Tapi ia ingin tatap tegar dihadapan menantunya, karena ia takut jika boruto akan semakin bersalah jika embun itu jatuh.


"Boruto, aku percayakan sarada padamu. jaga dia... " ucap sakura menampilkan senyum lembut.

Boruto memutar lehernya, menoleh mencari asal suara. menampilkan senyuman pula dan berkata "Pasti akan aku lakukan"

bagi sakura, boruto adalah pelindung sarada.  hatinya telah mempercayakan putrinya kepada pemuda bersurai kuning itu. ia kembali menjutkan langkahnya meninggalkan ruang inap, menutup pintu meninggalkan boruto yang membaca selembar koran sesekali mencuri perhatian ke arah gadis berambut raven.







cklek?!


"kapan kau akan bangun? kau menyusahkan jika berbaring seperti itu" kata boruto menghelah nafas. sungguh, ia lelah jika disuruh menjadi bodyguard lebih baik menjalankan misi keluar desa dari pada harus menunggu gadis yang tertidur.

Sarada's Destiny [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang