22.2. Just Say It, Sarada

5K 275 29
                                    




Author. POV

















9 P. M.

Suara gesekan lembut dari piring dengan spon serta alunan lagu yang lebih berdomisi ke deheman belaka. Sarada, telah berhasil mengabulkan permintaan boruto tentang menu makan malam sekarang. Untung ada tsuru Oba-san dan nekii Oba-san, yang mengerjakan pekerjaan rumah tangga lainnya. Sehingga sarada tidak dibuat susah jadinya. Ngomong-ngomong, kenapa boruto lama sekali? Kata 'Suaminya' ia akan pulang tepat makan malam. Bahkan ini sudah 1 jam lewat dari perkiraan.


Ting.






Tung.
(Bunyi bel rumah)














Klieekk
(Pintu terbuka)

"Tadaima.. " suara familiar itu akhirnya muncul. Baru saja dibicarakan, si empunya sudah datang.

"Okaeri.. " sarada menurunkan clemek yang ia gunakan dan menggantungkannya ke gantungan pakaian yang tersedia tersendiri di dapur.

"Hm... Baunya enak. Apa tsuru oba-san memasak special? Perutku lapar" keluh boruto. Mattaku, suaminya ini selalu lapar setelah menjalankan misi. Entah itu misi berat ataupun ringan, bagi sarada.. Boruto benar-benar seperti chochou. Hanya saja, tingkat kerakusan chochou sudah diambang batas. Ngomong-ngomong soal chochou. Sarada jadi ingat perkataan wanita satu itu.








Menyatakan cinta? Tapi bagaimana? Akh... 'Boruto, aku selalu memerhatikanmu dari jauh, entah kau menyadarinya atau tidak. Tapi, setiap kau jauh dariku kau selalu membuatku khawatir. Kau memang bodoh-' ....uhm,tidak?! Wanita tidak pernah menggunakan kata singgungan.  Batin sarada. Tanpa disadari sedari tadi boruto memerhatikan dirinya melamun, bahkan beberapa kali ia menyetikkan jarinya. Namun tidak ada respon.




Nona cuby, aneh. Dari pagi tadi ia seperti kerasukan setan. Apa jangan-jangan ia salah makan?! Pasti yang ia makan itu obat... Benar?! Akhir-akhir ini memang ada orang yang menjual 'ramuan perubah prilaku'  secara ilegal, ternyata informasi mitsuki berguna juga.  Batin boruto.




"Sarada...hei, nona.?! Nona cuby..." panggil boruto seperti nada lirih-han. Sarada tersentak, sepertinya ia sudah kembali ke alam sebenarnya.

"Huh?! "

"Pagi tadi kau makan apa? " Tanya boruto berbisik bisik seraya menutupi muka mereka dengan telapak tangan besarnya.

"Dango... Dan segelas jus- hqmapptt" jawab sarada dengan entengnya dan tersumbat dalam bekapan tangan besar suaminya.

"Ssstttt... Pelankan nada bicaramu. Nanti ada yang dengar" ujar boruto pelan meletakkan telunjuknya tepat dibibir miliknya. Meng-isyaratkan sarada agar tetap diam.

"Hm... ?" Sarada yang tak mampu bicara hanya berdehem dalam dekapan boruto.

"Apa kau tau? Mitsuki bilang padaku bahwa sekarang telah tenar sebuah ramuan ilegal yang tersampul bagus dalam botol keramik kecil.... " jelas boruto membuat mata sarada nyaris lepas dari nyonyanya. mengingat saat ia membeli botol yang sama dengan yang dijelaskan boruto saat dalam perjalanan pulang setelah pertemuan kecilnya dengan sumire dan chochou.

".....Ramuan itu adalah ramuan pengubah prilaku, biasanya digunakan shinobi licik untuk mengelabuhi musuhnya agar mereka mendapat informasi yang dibutuhkan. Terdengar seperti sake, tapi ini berbeda. Biasanya jika wanita yang meminumnya maka mereka lebih terjerumus dalam hal Yang bersangkutan dengan pria... " lanjut boruto. Sarada benar-benar terjebak, karena ia meminumnya tadi pagi tepat saat dirinya berjalan pulang sambil membawa kantong plastik penuh dengan daging dan sayuran.



Sarada's Destiny [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang