Author POV
Suasana canggung disebuah kamar rumah sakit Konoha, dua insan sesama jenis dengan hubungan antara anak dengan ibunya. Sakura menatap pengakuan anaknya, begitu bahagia raut muka itu dengan kepalsuan. Ia menunduk sejenak, hingga memberanikan diri untuk mengatakan sebenarnya kepada putri tercintanya.
"Sarada...." Panggilnya lemah, namun gadi berambut raven itu masih senantiasa menatap senang perutnya.
"Sarada..." Panggilnya kembali sedikit meninggikan suaranya.
"Hm? Ada apa ma?" Tanya Sarada menampilkan senyumnya.
"Sayang, bukan mama merusak kebahagiaan mu. Tapi, itu tidak benar." Ujar rambut pink itu dengan tampang lesu.
"Huh?"
"Dengar sayang, mungkin kehadirannya masih belum ada sekarang. Tapi suatu hari nanti, hanya saja sekarang kau memang belum memilikinya. Mama harap kau bisa mengerti" kata Sakura menepuk pundak Sarada.
"Ta-Tapi, aku mengalami muntah-muntah, aku merasa tidak nyaman dengan baunya, aku juga–"
"Sayang dengar. Tidak semua yang kau rasakan adalah tanda-tanda dari kehamilan. Bersabarlah, suatu hari nanti akan datang keajaiban" Potong sakura menghadapkan tubuh sarada agar bisa menatap maniknya langsung. Sarada tertegun kemudian, ia menunduk sedih– ia terpaksa dengan berat hati mengangguk menyetujui persoalan ibunya.
"Jangan sedih, lagipula ini adalah kesempatanmu untuk bermanja dengan suamimu bukan?" Bujuk Sakura kemudian melepas kasa yang dua hari menutup mata putrinya.
"Kesempatan?" Mata sarada mengernyit tidak paham akan arah pembicaraan mamanya.
"Hm, kau bisa bermanja dengan suamimu. Menonton film romance, Berkencan, dan mungkin bisa saja kalian ingin mencobanya lagi di kamar" Goda Sakura diakhir kalimat, menimbulkan semburat merah tambah dikedua pipi chubby putrinya.
"Mou... Mama" peringat Sarada menggembungkan pipinya cemberut.
"Ahahahaha, mama hanya bercanda.... Jōdan yo jōdan" kekeh Sakura mengelus puncak kepala berambut raven tersebut.
Sakura kembali melanjutkan kegiatannya, memutar kasa dengan lembut. Hingga di ujung terakhir kasa terlepas dan menampakkan mata Sarada yang terpejam. Sakura memerintahkan Sarada untuk membuka matanya perlahan-lahan.
"Sekarang buka matamu..."
Sarada mengerjap matanya beberapa kali dan mulai membuka matanya perlahan-lahan, dan ia melihat seberkas cahaya masuk dan membentuk warna. Tapi sayangnya matanya masih rabun, ia tertawa kecil menerima kecacatan pada matanya.
"Hn, Sepertinya aku masih membutuhkan kacamataku..." Gumam Sarada yang dapat Sakura dengar.
"Kacamata mu rusak, mama akan mencarikan yang baru untukmu nanti" ujar Sakura dengan perasaan bersalah.
"Iiyo... " Jawab Sarada menampilkan senyumannya.
.
"Woaaaa?!!! Daremo tasukete– ttebassa?!!" Jerit suara yang sangat fimiliar dari luar.
"Kyaaa, Boruto-san tunggu aku..."
"Pergilah, dasar kau suster gadungan?!!" Jerit suara yang dapat Sakura dan Sarada tebak itu adalah Boruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sarada's Destiny [Hiatus]
FanfictionSINOPSIS Uzumaki Boruto yang merupakan Putra sulung dari Nanadaime Hokage sekaligus pahlawan kebanggaan Desa Konohagakure harus menghadapi masa depan yang buruk karena kesalahannya yang tidak bisa dianggap remeh. Pahlawan ini dengan mudahnya dikala...