Hari ini, di tahun 2015 aku dan kamu bukan lagi sekedar teman,
lebih dari itu. Aku dan kamu mulai berbagi kebahagian.Mulai dari canda tawa hingga larut malam, dan menikmati senja diwaktu aku dan kamu bertemu.
Terus berlalu, bulan demi bulan selalu menyalurkan hangatnya tawa.
Rasanya hatiku sangat penuh, hingga tak ada rongga lagi yang mampu menampungnya.
Namun,
Hari ini, di tanggal yang sama pada tahun ke-2,
tanggal 14 bukan seperti 2 tahun silam yang ditemani dengan senja,
14 di tahun ini berbeda, bukan senja, kata manis, dan sebuah coklat dan bunga yang menemani.Melainkan hujan, dan sebuah rasa yang sangat nyeri ditubuhku,
bunga dan coklat masih ikut bersama kita, namun ia adalah penghantar terakhir dari kata 'kita'.Rinai makin deras, jatuh di permukaan juga di pipiku.
Aku suka hujan, sangat. Tapi tidak untuk kali ini, aku benci hujan yang ikut jatuh sama sepertiku.Seolah petir bukan hanya ada di langit yang mendung, tapi juga ada di hatiku yang sendu. Rongga itu pecah, bocor dan seolah rasa yang memenuhi hatiku sudah bocor, keluar dan tak tersisa.
Sama seperti air yang ada dalam satu botol penuh, namun sayang botol itu pecah karena hanya berlapis kaca tanpa ada pelindung.
Dia sama sepertiku, hanya hati seorang gadis yang baru jatuh cinta, tanpa ada perlindungan.
Dan tiba-tiba saja dia jatuh, bukan tersungkur seperti saat ia belajar naik sepeda.
Namun,
Jatuh pada ucapan manis yang berujung bualan.
Selamat tanggal 14 yang ke-tiga, untuk seseorang yang pernah masuk dan memberi jutaan warna, lalu pamit dengan ribuan luka.
#saveyourheart
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja, Hujan & Kamu
PoetryCatatan kecil tentang kamu yang menyukai senja, lalu bertemu dengan gadis hujan. Menjadi sebuah notes kecil yang selalu terselip dalam kumpulan puisi yang sering kamu tulis. "Kalo kamu suka puisi?" Aku tersenyum, "Jujur aku suka puisi. Tapi aku tid...