Ini tidak adil,
setiap pagi aku melihat fajar memancarkan rona nya.
Menghangatkan ku dari dinginnya malam.
Tapi ini tidak adil,
fajar hadir memancarkan sinarnya untukku dan untuk semua orang di sepanjang harinya. Menemani segala aktifitas segala insan yang ada di bumi.Namun,
setelah fajar hampir pulang, senja tak menyapanya.
Dia slalu bersembunyi dibalik mega, atau bahkan justru menghadirkan hujan untuk menjemput fajar.
Seolah senja tak ingin menerima kehadiran fajar,
padahal walau fajar selalu berkelabu setiap harinya, ia akan tetap berpulang pada senja.
Tapi senja justru menghiraukan itu.Sama sepertimu.
Yang selalu menutup jalan rindu ku untuk bertemu denganmu.
Kamu itu ibarat senja, memang kamu manusia senja. Watakmu pun sama seperti senja,
tak pernah perduli pada fajar, walau fajar selalu berusaha keras untuk mengejar dari ufuk timur, tapi tetap saja kamu tak perduli.Kamu itu egois ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja, Hujan & Kamu
PuisiCatatan kecil tentang kamu yang menyukai senja, lalu bertemu dengan gadis hujan. Menjadi sebuah notes kecil yang selalu terselip dalam kumpulan puisi yang sering kamu tulis. "Kalo kamu suka puisi?" Aku tersenyum, "Jujur aku suka puisi. Tapi aku tid...