Malam ini rintik itu jatuh.
Kilat cahaya menembus kaca kamarku,
suaranya bergetar kala kilat itu usai.
Dulu, aku sangat ingat. Saat ada suara petir kamu selalu berkata semua akan baik-baik saja dan bayangkan jika kamu ada di sampingku.
Terkadang karena petir yang sangat kencang, pemadaman listrik pun dilakukan.
Aku sangat takut gelap, tapi kamu selalu berkata jika kamu akan terus ada di sisiku.Namun, kamu mengingkari itu. Kamu hanya meninggalkan ucapan tanpa ada sosokmu yang sesungguhnya di sisiku.
Aku benci jarak ini, jarak yang mungkin tidak jauh. Namun selalu membuatku mendesis nyeri saat mengingatnya.
Jarak yang tercipta, yang semakin rentan seiring berjalannya waktu.
Hanya mampu berharap bahwa jarak akan segera mengusai dan bertemu kembali.
Sebab jarak ini yang menjadi jembatan antar janji dan rindu.
Juga kenangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja, Hujan & Kamu
PoetryCatatan kecil tentang kamu yang menyukai senja, lalu bertemu dengan gadis hujan. Menjadi sebuah notes kecil yang selalu terselip dalam kumpulan puisi yang sering kamu tulis. "Kalo kamu suka puisi?" Aku tersenyum, "Jujur aku suka puisi. Tapi aku tid...