BLANKET KICK - VRENE

143 12 0
                                    

Memang sekarang BTS masih pada waktu senggang karena konser final mereka telah selesai minggu lalu, rencana untuk comeback-pun masih lama, jadi ketujuh pemuda tersebut diizinkan untuk istirahat dan berlibur.

Itu sebabnya sekarang seonggok tubuh masih terbaring di atas kasurnya tengah memainkan ponselnya, padahal hari sudah hampir petang.

"Tae hyeong kau tidak pergi makan?" Tanya satu-satunya member BTS yang memanggil V dengan sebutan hyeong.

"Tidak, aku tidak lapar."

"Taehyung cepat keluar sekarang!!" Teriak Kim Seok Jin dari arah meja makan.

"Apa kau akan menambah satu hari lagi untuk tetap berada di dalam kamar hah?"


Tidak ada respon berarti yang diberikan oleh Kim Taehyung, ia tetap saja terbaring di kasurnya sambil disibukkan dengan ponselnya.

Pemuda dengan gigi kelincipun berhasil diusir olehnya, dan ia kembali pada fantasinya.

...

Aku mengurungkan niatku untuk keluar dari kamar dan pergi untuk makan siang empat jam yang lalu, ketika aku tanpa sengaja menemukan akun sns seorang wanita pada foto yang diambil tadi malam.

Semalam kami memenangkan penghargaan daesang di ajang Seoul Music Award, dan karena hal tersebutlah aku menemukannya.

Ketika pagelaran acara selesai kami dan artis-artis lainnya berfoto bersama, karena sesi foto tersebut akhirnya membuat diriku tetap bergulung di balik selimut saat ini.

Sebetulnya aku bisa saja untuk berkenalan dengannya secara langsung, tapi... kali ini berbeda.

...

'Huuh haah tarik nafas dalam-dalam dan keluarkan, tenang saja Taehyung tidak usah grogi kendalikan dirimu.'

Di belakang panggung Seoul Music Award aku berdiri di depan ruang tunggu salah satu girl group asuhan SM entertainment, aku berencana untuk menyapa mereka secara langsung.

'Aduuhh kemana diriku yang biasanya, tenanglah tenang.'

"TAEHYUNG!!!"

Baru saja aku berniat untuk mengetuk pintu tersebut, namun kuurungkan setelah mendengar suara cempreng khas sahabatku Park Jimin.

'Aaah kenapa bocah ini datang di waktu yang tidak tepat.'

"Tae sedang apa kau? kita harus mengganti outfit sekarang, sebentar lagi penampilan kita dimulai."

"Tidak ada, oke baiklah."

Aku hanya menjawabnya singkat sambil memberikan muka masamku padanya.

...

Itu sebabnya aku tidak bisa melakukannya, karena dia berbeda.

Dia tidak seperti Sungjae atau Moonbok yang dapat langsung aku ajak untuk berteman di toilet, dan juga bukan lelaki manis seperti Jihoon.

Dia wanita dengan paras yang tenang dan terlihat dingin sangat berbeda denganku, tapi pesona yang ia keluarkan membuatku bahkan siapapun meleleh melihatnya.

Aku masih ingat kala pertama aku mengenalnya secara diam-diam, saat itu di program Music bank aku meliahtnya dengan rambut panjang yang dicat ombre berwarna merah muda.

Terlihat sangat manis dan cocok dengannya, kurasa dia akan cocok sekalipun dengan gaya rambut bob khas tentara wanita.

Sejak hari itu aku memendam perasaan tersebut, perasaan yang aku sendiri tidak tau apa itu.

Satu-satunya perasaanku yang tidak kuceritakan pada sahabatku Jimin.

Setiap kali kucoba untuk mengataikan 'Hai.' padanya, selalu saja kehendak tuhan seperti menghalangiku.

Aku sempat berpikir mungkin akan sulit bahkan tidak mungkin aku bisa dekat dengannya, aku sadar keberadaannya di sebuah agensi besar akan membuatnya juga sulit untuk memiliki hubungan denganku.

Aku hanya berani untuk menatapnya sesekali ketika kami diundang di acara yang sama, aku pun hanya dapat menikmati penampilannya diam-diam.

'Aku terlalu malu melakukannya.'

Baru kali ini aku menyadari bahwa diriku seorang Kim Taehyung masih memiliki rasa malu, setidaknya aku harus terlihat keren di depannya.

Mungkin sekarang ada sedikit jalan untuk lebih mengenalnya, aku terus menggeser kebawah setiap foto yang ia kirim di akun instagram-nya, seperti seorang stalker yang profesional aku pun tidak meninggalkan jejak tanda hati pada setiap fotonya.

Sudah hampir empat jam aku melihat foto dan videonya, semakin lama aku melihatnya membuat wajahku semakin berwarna merah padam dibuatnya.

Aku berteriak dalam hati, menendang-nendang selimutku gusar karena melihat videonya yang sangat lucu.

Ternyata walaupun ia pendiam, tapi ia dapat terlihat sangat lucu dan menyenangkan dengan orang yang sudah ia kenal.

'Kuharap aku juga bisa bercanda dengannya.'

Bukan hanya melihat fotonya sesekali akupun melihat komentar dari beberapa hoobae satu agensinya.

Awalnya aku sangat cemburu melihat laki-laki lain dapat saling bercengkrama dengannya, mereka terlihat sangat akrab.

Aku berusaha melupakannya, lagi pula belum tentu mereka memiliki hubungan sedekat itu mereka jugakan satu agensi jadi interaksi semacam itu pasti sering terjadi.

Aaahhh kenapa kata sering harus keluar, mereka pasti sudah tinggal di atap yang sama dalam waktu yang cukup lama selama masa pelatihan.

Aku gemas sendiri melihat komentar-komentar mereka, aku mengalihkan komentar tesebut dan melanjutkan untuk melihat foto-foto lainnya.

'Hahaha kenapa dia bisa terlihat sangat imut, lihat ahh noona tolong jangan melakukan aegyo.'

Aku masih menutupi tubuhku dengan selimut sambil terus melihat fotonya, hingga terdengar suara dari Jungkook yang menyuruhku untuk keluar.

Aku tidak banyak menggubrisnya, hingga ia bosan sendiri menunggu jawabanku dan keluar dari kamarku.

Hatiku masih betah untuk melihat dan menyimpan setiap fotonya dalam pikiranku, aku dapat meninggalkan makan atau kegiatan lainnya tapi aku tidak tega untuk meninggalkannya.

Sampai pada satu foto yang menampakkan dirinya yang sedang melihat ke jendela dengan rambut terurai yang dibubuhi sinar matahari, bak terhipnotis oleh parasnya tanpa sadar jempolku menekan tombol like pada foto tersebut.

Dengan panik kutendang selimut yang mengerubungi tubuhku, aku panik bukan main sampai tak sadar melemparkan jauh ponselku ke lantai.

Telingaku sampai berubah berwarna merah dan panas saking malunya sekarang, dengan perlahan kuhampiri ponselku.

'Kuharap ponselku tidak mati.'

Namun naas benar saja ponselku mati karena kubanting tadi.

Aku lemas melihatnya, dengan gontai aku berjalan keluar kamar dan menutup pintu kamarku.

Kulihat anggota BTS lainnya sedang menikmati santapan makan malamnya dengan santai, aku berjalan kearah mereka dengan memperlihatkan senyum yang sangat lebar dan tidak dapat diartikan apa maksudnya.

"Hei, keluar juga akhirnya kau, cepat duduk dan makan makananmu," ucap Seokjin hyeong.

Seakan tak terjadi apapun aku menyantap makananku.

'Aku berharap, aku tidak akan bertemu dengannya besok, lusa atau kapanpun.' ucapku dalam hati.

.
.
.
.
.
.
.

fin~ BV💗

√ BANGTAN TIMELINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang