*mature content, ada beberapa adegan yang tidak untuk dibaca anak dibawah umur, bijaklah sebelum membaca 🐨
.
.
."Eeeumm eunnghh."
Dengan susah payah aku berusaha melepaskan ikatan tanganku dan juga lakban yang menempel di mulutku, sekarang entah kapan dan di mana aku terkurung di sebuah ruangan gelap penuh dengan bangku-bangku dan beberapa kardus. Kurasa aku masih berada di sekolah sekarang.
Kalau bukan karena pria itu, mungkin aku sudah sampai di rumah sekarang. Memang aku tidak begitu mengingat bagaimana caranya aku bisa berada di sini.
Satu-satunya yang kuingat adalah benda tumpul yang memukul kepalaku dengan kencang, aku dapat melihat dengan jelas wajah tampannya sebelum akhirnya kesadaranku menghilang.
Aku terus menggesekkan tali yang mengikat lenganku pada salah satu kaki bangku didekatku, dengan perlahan aku menggesekkannya karena takut tiba-tiba dia akan datang.
Sekitar lima menit berlalu sedikit demi sedikit tali tersebut mulai koyak dan ikatan pada pergelangan tangankupun mulai longgar.
Aku mempercepat gesekannya hingga akhirnya tanganku dapat terlepas.
Dengan sigap aku membuka tali yang mengikat kakiku dan juga lakban yang membekap mulutku.
"Aaaww." mulutku sangat perih karena perekat pada lakban tersebut.
Dengan hati-hati aku berdiri dan berusaha untuk melangkah keluar dari ruangan gelap tersebut, aku menabrak beberapa bangku dihadapanku.
"Aishh jangan berisik, Tuhan tolong di mana pintunya."
Tak selang beberapa lama aku dapat menemukan gagang pintu yang tak jauh dari bangku-bangku yang jatuh tersebut, aku mendorongnya keluar.
"Yesss pintunya tidak terkunci, hahaha kau kira aku perempuan lemah sampai lupa untuk mengunci pintu," ucapku dengan tenang.
"Hei!! kau kira aku lelaki bodoh membiarkan pintunya terbuka begitu saja."
Belum sempat aku keluar, tubuhku mematung seketika.
Suaranya yang terdengar manis, dengan wajah tampannya sekarang berada di hadapanku.
Sungguh kita tidak bisa menilai seseorang dari tampilannya saja.
Pria yang dikenal tampan sekaligus cantik di sekolah, dengan prestasinya yang juga sangat membanggakan ditambah lagi ia aktif dalam organisasi. Mungkin siapa saja akan menilainya bahwa dia adalah pria idaman, tapi tidak denganku. Tidak, semenjak ia menyekapku sekarang.
Pria bernama Kim Seokjin tersebut dengan cepat mendekap mulutku, tangan yang lainnya pun langsung mengangkat tubuhku.
Tanganku tak kuat untuk melawannya, tangan kecilku hanya berusaha memukul-mukul badannya tak tentu arah.
"Kenapa? kau kesakitan? kau ingin pulang??" Ia mengucapkannya lembut tepat ditelingaku.
"Eeeummm eaammm aaahggg." mulutku yang masih dibekapnya tak dapat mengeluarkan sepatah katapun, hanya erangan semampuku.
"Hei jalang! kau sedang menggodaku hah? diamlah atau kau mau melakukannya di sini? kita masih di koridor tenanglah."
Sungguh aku sangat terkejut, kemana kata-kata sopannya yang biasa ia keluarkan? aku tak bisa mempercayainya orang di depanku adalah Kim Seokjin yang sama.
Sebenarnya dia adalah sahabatku sejak kami masuk sekolah menengah atas, ia selalu membantuku dan memberikan perhatian lebih padaku.
Namun entah karena apa, sikap dia menjadi berubah dan menyeramkan seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
√ BANGTAN TIMELINE
FanficKumpulan cerita dengan kisah-kisah dari setiap member BTS, dengan tujuh warna cerita yang berbeda dan mereka menemani minggu-minggu kalian dengan kisah-kisah barunya. © Ramable 2018