Pergi dengannya seharian? yang benar saja, dari mana aku punya nyali sebesar itu untuk mengajaknya. Aku menyisir rambut mint yang sengaja kucat pekan lalu, mungkin dia akan menyukainya? tidak, sungguh bukan itu alasannya.
Sayangnya kali ini aku harus terjebak dengan rencana yang muncul dengan tidak sopan dipikiranku, setidaknya sudah tiga kali aku berganti pakaian apakah itu cocok atau tidak denganku, memang seharusnya sebagai laki-laki aku tidak perlu seserius ini hanya untuk mengenakan pakaian dan berdandan. Tapi, sungguh memangnya ada yang mau denganku? aku hanya berusaha untuk menutupi kekurangan, bukan begitu?
Baiklah, tshirt merah, suspender dan jeans sudah cukup. Kebetulan aku mengajaknya untuk berkeliling dengan sepeda hari ini, ditambah lagi cuaca hari ini sangat panas."Halo, Yui eem apa kamu sudah siap?"
~
"Baiklah, aku berangkat." Aku menutup sambunganku dengan cepat, berbicara melalui telepon genggam saja sudah membuatku panas dingin, bagaimana nanti. Kami berencana untuk bertemu di depan museum kota, mengingat aku tidak mau mengambil resiko untuk langsung menjemputnya, aku belum siap melihat dia diantar ke rumah sakit, karena aku yang tak becus.
Sepanjang perjalanan menuju museum aku sudah mempersiapkan segala percakapan yang mungkin akan terjadi nanti, oke oke Min Yoongi sapaan yang singkat mungkin cukup, jangan terlalu banyak berbicara karena kamu akan terlihat bodoh. Aku termenung sepanjang perjalan, sambil berpegangan kuat pada pegangan bus, tak peduli dengan penumpang yang cukup berdesakan hari ini, padahal ini akhir pekan kenapa tetap ramai juga.
Degup jantungku semakin cepat, ketika setiap langkah semakin dekat menuju museum. Aku sudah tiba di halte tepat di depan museum tersebut. Masih ada sekitar 45 menit dengan waktu janjian kami, aku mengeluarkan ponsel untuk melihat tampilan pakaianku, dan setidaknya merapihkan sedikit rambut yang terus ditiup oleh angin. Berkali-kali aku mengendus-endus pakaianku, aku tidak mau beraroma buruk saat berdekatan dengan Yui.
"Yoongi!!" Aku menoleh kebelakang, dan mendapati Yui tengah berlari. Yaampun kenapa dia harus sampai berlari, apa aku harus menunggunya? atau membiarkan dia sampai di hadapanku?
Terlalu lama berpikir, pendengaranku sudah lebih dulu menangkap suara nafas Yui yang terengah-engah. "Yoongi, maaf ya kamu pasti menungguku terlalu lama."
"Ti-tidak, tidak apa-apa, aku juga baru sampai." tersenyum sedikit, agak dipaksakan, canggung sekali menjadi diriku.
Aku membiarkan Yui selesai bernafas, aku merasa bersalah telah membuatnya harus berlari seperti tadi. Baiklah, lain kali aku tidak akan membiarkan hal ini terjadi lagi. Kami menghabiskan waktu kami dengan melihat pameran pelukis yang kebetulan diadakan hari ini, tema pameran yang ia angkat adalah "Manusia dan Cinta" aku selalu penasaran mendengar kisah cinta orang lain, selalu penasaran bagaiman dengan kisah cinta diriku sendiri.
Membayangkannya membuat isi kepalaku sedikit kusut sebetulnya, tapi kali ini akan aku biarkan. Ingat Min Yoongi jangan buat hari ini jadi kacau karena perilaku absurd-mu.
Kami berdua saling tenggelam kedalam setiap karya seni yang tengah dipamerkan, rasanya aku ingin memberikan sepenuh hatiku untuk seniman ini. Dia sungguh luar biasa, memang tidak perlu diragukan lagi mahakarya dari Kim Nam Joon.
Ada sebuah lukisan yang membuat diriku sangat penasaran, memandanginya saja sudah membuatku terhanyut, lukisan ini lembut sekali tapi entah kenapa ada sedikit kesan kelam semakin lama aku melihatnya.
"Yoon, aku lapar kita makan, yuk."
Aku sedikit terkejut dengan tepukan pada pundakku, aku mengangguk dengan gugup.Sepanjang perjalanan kami menuju restoran hanya diisi oleh suaranya yang terus berbicara tentang banyak hal, aku selalu tertawa ketika ia menceritakan tentang sesuatu, entah kenapa ceritanya selalu lucu bagiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
√ BANGTAN TIMELINE
Fiksi PenggemarKumpulan cerita dengan kisah-kisah dari setiap member BTS, dengan tujuh warna cerita yang berbeda dan mereka menemani minggu-minggu kalian dengan kisah-kisah barunya. © Ramable 2018