LOVE GAME - Rapper Line

46 6 5
                                    

Mikrofon mulai berbunyi diikuti kumpulan penonton yang mulai mengumpul melingkari arena pertandingan. Beberapa orang dengan dandanan ala swag mulai berdatangan, ada yang mengenakan bucket hat, atau jersey basket yang kebesaran bahkan ada yang datang dengan pakaian serba hitam yang membuat sekujur tubuhnya hampir tertutupi.

Mereka mulai melakukan pemanasan dengan melatih lidah mereka untuk siap bertengkar nanti. Salah satu pria dengan perawakan pendek, tak terlihat seidkitpun kulitnya hanya sedikit lengan yang menyembul menggenggam mikrofon dengan mantap.

Suara pembawa acara menggema di seluruh lorong persimpangan jalan yang disulap layaknya panggung pementasan, para pejalan kaki menepi penasaran dengan keramaian apa yang sedang berlangsung.

“A-yo whatsup, apa kalian siap membakar penampilan hari ini??!!”

“YOO!!!” Para penonton serentak berseru menjawab pewacara.

“Sudah siap dengan penantang pertama?!”

“Yooo!!!” Sorakan semakin nyaring mengikuti seorang pria yang mulai memasuki arena panggung,
Dengan setelan olahraga berwarna hijau tua ia masuk dengan percaya diri, terlihat tubuhnya lentur seperti seorang dancer. Sepertinya ia juga seorang penari ulung.

Lalu diikuti dibelakangnya ada pria yang terlihat lebih kalem dengan kaca mata hitam dan jaket panjang khas musim dingin. Terlihat lebih berkelas dari pada rapper lainnya yang datang malam ini. Lalu penantang ketiga yang terlihat paling mencolok, pria serba hitam yang tadi kita bicarakan.

Mereka bertiga terlihat berhadapan, terlihat santai dengan gayanya masing-masing. Lalu beat mulai diputar dan rapper dengan pakaian hijau mulai maju ketengah panggung.

“Yo!! I say J, you say”

“J!”

“I say Hope, you say”

“HOPE!!”

Terdengar penonton saling menyahut mengikuti beat yang diputar, ia mulai melayangkan kata-katanya yang penuh dengan keceriaan, yang terkesan terlihat sama seperti penampilannya. Tubuhnya juga tak henti bergerak tak peduli dengan ejekan pria berbaju hitam.
Rapp-nya selesai dengan satu teriakan lantang menyebutkan namanya “JHOOOPE!!!”

Lalu beat kembali berbunyi dan penantang selanjutnya mulai maju dan mengalungkan lengannya pada pria bernama Jhope tadi, iramanya terdengar lebih pelan, namun jika kau perhatikan setiap kata yang ia lontarkan maka siapapun akan mati kutu mendengarnya.

Pria dengan pakaian serba hitam pun , terlihat sedikit goyah. Wah, dia sungguh bukan rapper amatir.
Rapp nya sangat keren, lalu diikuti riuh tepuk tangan dari penonton.

Selanjutnya penantang terakhir, ia sedikit mengangkat bucket  dan membuka masker hitamnya. Sama sekali tak berfungsi hanya saja sekarang terlihat bibirnya yang manis dan pipinya yang sangat mulus dan menggemaskan.

Aku suka pria yang menggemaskan.
Namun kuurungkan pikiranku setelah mendengar suara seraknya keluar, sungguh rappnya penuh dengan hujatan. Sepertinya hanya bibirnya saja yang manis tapi kata-katanya sangat pedas.

“I don’t give a shit!! I don’t give a fuck!!” rappnya ia tutup kembali dengan umpatan dan acungan jari tengahnya pada kedua peserta sebelumnya.

Memang tidak bisa dipungkiri dia yang paling baik menurutku, ucapannya sangat cepat kurasa dia rapper tercepat yang pernah kudengar di Korea.

Setelah riuh tepuk tangan dan bunyi siulan, kini pewacara kembali memasuki panggung dan memanggil peserta selanjutnya. “Ah, giliranku sekarang.”

...

Seorang wanita dengan jeans biru dan leather jacket di badannya berdiri dengan tangguh di tengah panggung,  rambut birunya terhelai bergelombang. Wajahnya sangat kecil dengan bibir yang merona kemerahan dan terlihat berisi, pipinya sedikit menggembung yang terlihat ikut merona seperti bibirnya, matanya melengkung manis hampir tak terlihat ketika ia tersenyum.

Ketiga pria yang baru saja bertanding dan turun dari panggung kembali melihat ke arah panggung setelah mendengar bunyi siulan dan tepuk tangan yang semakin nyaring dari pada saat mereka tampil.

Mereka terlihat dongkol sendiri, bisa-bisanya ada yang membuat keributan seheboh ini bahkan sebelum ia tampil.

Niat ingin kesal dan berteriak pada seseorang di atas panggung, mereka urungkan setelah melihat wanita yang parasnya super cantik. Dengan tergesa mereka bertiga kembali naik ke atas panggung.

“Hei, hei kenapa kalian juga ikut ke atas?” ucap pria dengan pakaian serba hitam, yang telah kita ketahui namanya adalah Suga.

“Harusnya aku yang bertanya,” ucap pria tinggi tersebut sambil melepaskan kaca mata hitamnya.

“Kenalkan nama panggungku RM, aku Kim Nam Joon.” Ia meraih lengan wanita tersebut, lalu mengecupnya dengan lembut.

Wanita tersebut terlihat malu-malu ketika pria tinggi di hadapannya melakukan hal tersebut, pipinya bersemu semakin merah.

“Tunggu bro, kau mencuri start.”

JHope melepaskan genggaman tersebut dan mendorong RM kearah Suga. Ia terlihat membungkuk hormat seperti yang dilakukan seorang pangeran kepada tuan putri.

“Hei, dasar kodok bodoh dia itu milikku jangan beraninya kau mencium lengannya.” Suga terlihat mendorong kembali Jhope lalu melingkarkan lengannya pada pinggang ramping wanita tersebut.
Mereka bertiga bertengkar memperebutkan wanita tersebut.

“Tuan putri siapa namamu? bisakah aku membuat margamu menjadi Kim.” RM terlihat melepaskan jaketnya dan menyampirkan pada tubuh wanita tersebut.

“Namaku J.” Mereka semakin kelimpungan ketika bibir wanita tersebut mengatup, melihatnya saja bisa membuat tubuhnya gemetar hebat membayangkan manisnya bibir tebal tersebut bersarang pada bibir ketiga pria tersebut.

Penonton keheranan melihat ketiga pria tadi yang terlihat bertengkar di atas panggung, bahkan tanpa mereka pedulikan beberapa penonton telah melempar botol-botol air mineral kearah panggung dan berlalu pergi.

Meninggalkan ketiga pria yang masih saling mencoba untuk menyentuh wanita tersebut, terlihat murahan sih wanita tersebut. Tapi sungguh dia juga gelisah diperlakukan seperti itu, hanya saja ia tidak mau memperlihatkan sisi buruknya, ia hanya ingin terlihat manis.

Sampai tak sengaja tubuh pendek Suga terjungkal kedepan kearah tubuh wanita bernama J, akibat dorongan JHope yang berlebihan dan mengakibatkan kepala Suga tersungkur menyentuh buah dada wanita tersebut.

“Aaahh!!!” J berteriak histeris menampar Suga, ia menutup tubuhnya dengan jaket yang ia kenakan.

Lalu tak lama seorang pria tinggi dengan pakaian yang terlihat senada dengan J naik ke atas panggung, tangannya yang membawa sebungkus camilan ia lempar begitu saja. Terlihat ekspresinya yang kentara murka melihat kejadian barusan.

Ia melempar leather jacketnya yang ternyata tak menggunakan apapun lagi selain jaket tersebut, sehingga dengan sukses memperlihatkan tubuh sempurna yang dipenuhi dengan otot, otot dada yang terlihat gempal dan kokoh lalu barisan kotak pada perutnya.

“Jungkook!!” J terlihat berlari histeris dan berlindung dibalik lengan kekar pria tersebut.

“Siapa yang menyentuh wanitaku!!”

.
.
.
.
.
.
.
end~

√ BANGTAN TIMELINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang