Chapter 19

4K 349 152
                                    

Warning typo berserakan, cerita abal-abal, alur berantakan, BL, DLDR.

.

Happy Reading

.

Krist duduk didepan meja belajarnya, ia menatap laptop yang memutarkan video dari Singto. Berulang kali Krist menontonnya dan tak pernah bosan. Tak dipungkiri ia merindukan suara Singto.

"N'Kit, kamu belum ngantuk?" tanya Gun sambil menutup majalah dan mulai merebahkan tubuhnya dikasur.

"Belum P', jika P' mengantuk tidurlah dulu"

"Baiklah P' tidur dulu na.."

Krist mengangguk dan melanjutkan kegiatannya menonton video Singto. Tak lama kemudian ponselnya berbunyi dan menampilkan nama Jane. Segera Krist mengangkat telponnya karena ia takut akan terjadi sesuatu pada Singto.

"Halo N'Jane ada apa menelpon tengah malam begini?

"............"

"Apa?" Teriak Krist terkejut dengan apa yang didengarnya. Untung suaranya tidak membangunkan Gun yang terlelap. "Aku akan kesana sekarang!" ujarnya panik dengan air mata yang sudah mengalir.

"..........."

"Begitukah?" ucap Krist lirih.

"............"

"Baiklah" Krist menutup telponnya dan segera membekap mulutnya agar tangisannya tidak terdengar oleh Gun.

**

Krist berlari sambil menarik tangan Godt menuju ruang rawat Singto. Bahkan keduanya meninggalkan Gun dan Off yang juga ikut berlari mengejar mereka dengan tergopoh-gopoh. Pagi-pagi sekali Krist sudah heboh membangunkan Gun dan menelpon Godt untuk mengantarnya ke rumah sakit. Jadilah pagi-pagi mereka berlarian di koridor rumah sakit. Untung tidak ada dokter yang atau pegawai rumah sakit yang menegur mereka.

Brak

Krist membuka kasar pintu ruang rawat Singto dengan nafas yang terengah-engah. Didalam sana sudah banyak orang yang berkumpul. Ada Tuan Ruangroj, Jane, Ice, Totta, Tae, Tee, New, bahkan Neen. Mereka semua menoleh kearah pintu.

"P'Sing..." panggil Krist dengan air mata yang sudah mengalir.

Singto menatap Krist tanpa ekspresi.

Krist melepaskan tangannya dari Godt dan segera menghamburkan tubuhnya memeluk Singto erat dengan terisak. Ia begitu bahagia saat semalam Jane menelponnya dan mengatakan Singto sadar. Krist menenggelamkan wajahnya diceruk leher Singto. Sedangkan Singto, dia tidak membalas pelukan Krist dan malah menatap Godt yang masih terdiam diambang pintu.

Godt menatap Krist yang memeluk Singto dengan erat. Ada sesuatu berdenyut sakit di dadanya. Apalagi saat Krist melepas gandengan tangannya saat itu juga ia merasa ada sesuatu yang hilang dalam dirinya. Namun Godt berusaha tetap tenang dan bersikap biasa.

Suasana ruang begitu hening hanya ada suara isakan Krist yang terdengar. Tak berapa lama ada Off Gun datang. Melihat semuanya terdiam menyaksikan Singto dan Krist membuat keduanya heran.

"Ada apa dengan kalian?" tanya Gun dengan polos.

"N'Godt kenapa kau hanya berdiri disini?" celetuk Off pada Godt. "N'Kit kenapa menangis? Seharusnya dia bahagia kan?" lanjut Off.

"Papii dia menangis bahagia." Balas Gun.

"Ah, iya kau benar haha"

Semuanya menatap tajam Off Gun yang berisik kecuali Singto, Krist, dan Godt. Tidak tahukah mereka saat ini sedang dalam suasana haru dan tegang. Mereka merasa terharu melihat Krist memeluk Singto yang sudah sadar dan mereka juga merasa tegang karena ada Godt yang terlihat sangat menyedihkan. Mereka takut saja jika tiba-tiba Godt melepas pelukan Krist dengan paksa dan terjadi baku hantam antara Singto dan Godt. Namun itu hanyalah khayalan mereka saja, buktinya sekarang mereka bisa melihat Godt yang tersenyum dan mendekat kearah mereka.

Back To You [Singto X Krist - Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang