5. "Oh Sehun"

10K 925 189
                                    

"Bayar pakai tubuhmu!"

Irene tersentak kaget dengan omongan Sehun. Tubuhnya menegang, dan otaknya seperti bekerja sedikit lebih lambat untuk memahami kalimat barusan.

Sehun menatap gadis itu dengan tajam, kemudian memangku kakinya. Pria itu pun dengan sengaja, melepaskan tiga kancing kemejanya, membuat dada bidang nan putihnya terekspos. Irene segera memalingkan wajahnya ke samping.

"Tsk!" Sehun mencibir, "aku menunggu jawabanmu, nona pembangkang!" ucapnya penuh ketegasan di dalamnya.

Irene merasa cakupan oksigen di ruangan ini menurun secara drastis. Pikirannya tidak bisa berpikir dengan jernih, dan sesuatu dalam dirinya membuatnya begitu takut pada Sehun.

"A –aku ... tidak mau." Suaranya terdengar lirih dan sedikit bergetar. Sehun yakin, Irene menahan air matanya, "aku bukan jalang."

"Lalu? Untuk apa kau ada di lelang kemarin? Apa kau maneken di sana?" Sehun bersuara mengejek membuat Irene menggigit bibir bawahnya.

Sialnya, hal itu tertangkap oleh mata elang Sehun, dan rasanya, pria itu ingin menghabisi bibir sialan yang selalu membuatnya horny. Damn!

"Sialan! Jangan digigit!" maki Sehun dengan keras dan Irene yang tidak mengerti maksud Sehun hanya menatap pria itu dengan wajah bingungnya.

Tanpa sadar pun, Irene sekarang membasahi bibirnya dan hal itu semakin membuat Sehun merasakan sakit di sejujur tubuhnya terutama, tubuh bagian bawahnya. Apa-apaan gadis ini? Dia mau menggoda Sehun atau bagaimana?

Sehun pun dengan cepat berdiri, mendorong tubuh Irene hingga terjatuh ke ranjang, dan setelahnya Sehun menindih tubuh tersebut dan langsung melumat bibir Irene dengan rakus dan liar. Memaksa Irene untuk mengimbangi permainannya.

Jujur, rasanya Sehun benar-benar ingin menghancurkan gadis ini. Kenapa? Karena dia sudah berani mengabaikan ciuman Sehun sekarang.

Sehun yang tidak ingin kalah, langsung menggigit bibir bawah Irene dan memasukkan lidahnya ke dalam mulut gadis itu. Menjelajah bibir Irene seperti orang kesetanan. Irene tidak bisa menolak. Kekuatannya tidak sebanding dengan Sehun. Gadis itu hanya mencoba membalas ciuman Sehun dengan air matanya yang terus keluar dari sudut matanya.

Kedua tangannya pun digenggam oleh Sehun dan di letakkan di sisi kepalanya. Tidak. Bahkan, Sehun sekarang memegang kedua tangannya dengan erat, dengan satu tangan dan tangan yang lain pria itu gunakan untuk menyingkap dres Irene.

Gadis itu menggeleng di sela ciuman panas tersebut. Namun, Sehun tidak peduli. Ia butuh dipuaskan dan ia mau gadis ini menuruti perintahnya. Persetan jika Irene menolak sekeras apa pun.

"Mmmh!" Irene mencoba meronta ketika Sehun menemukan kedua asetnya yang masih berlapis bra. Bahkan, dresnya sudah tersingkap hingga pinggangnya.

Sehun meremas dengan keras dada Irene, membuat gadis itu menggelinjang hebat. Irene tidak merasakan kenikmatan apa pun, melainkan rasa sakit akibat pelecahan yang Sehun berikan padanya. Gadis itu semakin menangis dalam ciuman panas itu.

"Le ...hmmp ...pas!" Irene berusaha sekuat tenaga untuk mengembalikan kesadarannya.

Sehun pun menghentikan kegiatannya dan memandang wajah Irene di bawahnya yang begitu berantakan. Bibirnya membengkak, matanya sembab dengan sisa air mata. Napasnya memburu, dan feromonnya yang begitu Sehun gilai.

"Aku memberimu waktu untuk memikirkannya," ucap Sehun kemudian mecium leher Irene dengan menyesapnya beberapa kali, memberikan tanda kemerahan di sana.

"Aku mohon ....hiks ...jangan!" Irene menggeleng lemah. Seakan semua tenaganya sudah terkuras habis.

"SUDAH AKU BILANG JANGAN MENANGIS DI DEPANKU!" teriak Sehun kemudian bangkit berdiri dari tubuh Irene. Gadis itu buru-buru merapikan dresnya sambil menangis.

• Overdose | Hunrene ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang