🇴 🇻 🇪 🇷 🇩 🇴 🇸 🇪Irene mengusap dada bidang pria yang sedang memeluknya erat. Tubuh polos keduanya, seperti memberi kehangatan yang tidak bisa di dapat di tempat lain. Kegiatan panas mereka subuh tadi, entah kenapa membuat Irene malah tidak bisa terlelap hingga pukul enam pagi.
Ia hanya menutup matanya, dan terkadang memandang wajah tampan Sehun lekat-lekat. Jangan salah. Ia nyaman dengan Sehun. Ia senang bersama dengan Sehun. Namun, bukan berarti hatinya terpikat pada pria itu. Ia masih sama, menganggap Sehun adalah pria yang membuatnya terkekang dan mengambil kebebasannya.
Ia ingin pergi. Masih seperti keinginannya yang dulu. Ia berharap, ketika saat itu tiba, ia belum memiliki perasaan apa pun pada Sehun. Sifatnya yang membiarkan Sehun menyentuhnya, menjamahnya, hanya sebagai bentuk ucapan terima kasihnya, karena sudah membiayai seluruh pengobatan ibunya.
Lenguhan Sehun, membuat Irene tersadar dari lamunannya. Segera ditutupnya mata cantiknya, lalu berpura-pura untuk tidur. Sehun yang sudah membuka matanya, langsung menatap wajah cantik gadis itu. Di telusuri lekukan tubuh itu dengan manik mata elangnya.
Chup
Sehun mencium kening Irene. Sedikit lama, sambil mengeratkan pelukannya pada tubuh Irene. Setelahnya, Sehun merenggangkan pelukannya, lalu berangsur melepaskan tubuh Irene dan segera berdiri dari ranjang. Pria itu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya dan membiarkan Irene yang ia pikir masih tidur.
Selang beberapa menit, Sehun keluar dari dalam kamar mandi, dengan bathrobe putihnya. Bathrobe itu sedikit mengekspos dada bidangnya yang putih. Rambut basahnya dengan aroma musk dari tubuh pria itu.
Ditatapnya Irene yang masih tidur. Kali ini, Irene memang ketiduran. Entah kenapa, tiba-tiba matanya berat, dan ia sangat mengantuk. Sehun membiarkannya. Tidak ada senyuman apa pun, kecuali wajah datar dan dingin yang menatap gadis itu tertidur.
Sehun mendekat, menatap wajah cantik itu. Kemudian, mendekatkan wajahnya, dan mencium bibir Irene dengan sedikit melumat. Menyesap rasa manis itu, hingga membuat sang pemilik terganggu. Irene membuka matanya, dan menemukan Sehun yang masih melumat bibirnya dengan nikmat.
Irene sejujurnya masih mengantuk, namun, apa daya? Ia akhirnya ikut membalas lumatan Sehun dan mengalungkan tangannya pada pria itu. Di dekatkannya wajah Sehun untuk lebih dalam menciumnya, dan Sehun memberikan itu. Mereka saling memagut bibir masing-masing dengan liar. Pun, Sehun ikut menyentuh sesuatu di balik selimut itu. Irene melenguh. Desahannya tertahan karena ciuman nikmat itu.
Setelah hampir lima belas menit, Sehun melepaskannya. Keduanya terengah, dan bibir Irene bengkak. Wajahnya memerah dan itu terlihat berkali-kali lebih cantik dari biasanya.
"Aku harus ke kantor," kata Sehun sembari memegang dagu Irene dengan tangan kanannya. Irene mengangguk singkat, tanpa ingin menjawab.
Setelahnya, Sehun mengecup kening Irene mesra, dan tanpa berucap lagi, Sehun meninggalkan kamar tersebut.
🇴 🇻 🇪 🇷 🇩 🇴 🇸 🇪
Sehun menuruni anak tangga. Beberapa pelayan dan anak buahnya membungkukkan badan padanya saat Sehun melewati mereka dengan pandangan membunuh. Dan, baru saja ia sampai pada meja makan, suasan hatinya langsung buruk ketika melihat Thunder berada di sana.
Wajah lebam pria itu masih tercetak jelas di pipi, rahang dan matanya. Bahkan, luka robekan dari sudut bawah bibirnya masih belum kering. Pukul Sehun tergolong sangat keras. Itulah akibat jika Thunder berani menyentuh miliknya.
"Apa aku harus memasang spanduk yang menunjukkan bahwa orang sepertimu di larang masuk ke mansionku?" ucap Sehun sambil duduk di kursi makannya.
Thunder tersenyum miring. Ia memangku kakinya dan menyisir rambutnya ke belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
• Overdose | Hunrene ✔
FanficCompleted #1 Hunrene -- 21.11.2018 #1 Irene --- 21.01.2019 ---------------------------------- I gave you everything... I gave up everything for you... I'm aiming for you slowly, without any hesitation... I'll have you at once... ...