30.3 "The Wedding -End"

5.7K 610 83
                                    


Sehun melihat arlojinya, pukul satu siang tepat. Dan sudah lima belas menit ia berada di dalam ruang tunggu sembari menunggu tunangannya mencoba gaun pengantin di dalam ruang ganti itu. Sudah lima gaun pengantin yang dicoba Irene, namun di antaranya belum ada yang membuat Irene puas, begitu pula dengan Sehun. Terkadang Irene yang suka, namun Sehun tidak suka karena banyak alasan.

Dadanya terlalu rendah, terlalu seksi, terlalu mencolok, terlalu transparan, terlalu, terlalu dan terlalu. Irene sampai pusing dan bahkan berpikir untuk tidak usah menikah saja dari pada Sehun seribet ini dalam menentukan gaun pengantin.

Mereka memang tengah menyiapkan beberapa persiapan untuk acara pernikahan mereka. Salah satunya memesan gedung, undangan, dan sekarang gaun pengantin. Semua dipersiapkan sebaik mungkin dan akan menjadi pesta pernikahan yang tidak akan terlupakan.

Sehun kembali teralihkan saat tirai kembali dibuka, dan menampilkan sosok cantik dengan balutan dres putih dengan brokat di bagian dada dan lengannya. Gaun itu Indah dengan bawahan yang melebar panjang hingga tersentuh lantai, bagian dadanya sedikit rendah hingga memperlihatkan sedikit tulang selangkanya.

Sehun terpaku sebentar, pandangannya belum teralihkan dari tubuh molek yang selalu menjadi candunya setiap malam. Tubuh yang biasa terkulai lemas setelah percintaan mereka. Namun kali ini, tubuh Irene sedang dililit oleh gaun Indah yang sangat cantik. Demi Tuhan, Irene seperti Dewi, begitu anggun dan Indah.

"Kau suka?" tanya Irene dan Sehun mengangguk tersenyum dengan wajah kagumnya.

Irene tertawa kecil. Kemudian berjalan mendekat pada Sehun yang sedang duduk di sofanya. Melihat Irene mendekat, Sehun pun ikut berdiri dengan siap. Dan baru saja sampai di depan Sehun, pria itu langsung merengkuh pinggang Irene dan mengecup pipinya lembut.

"Aku suka ini, pas di tubuhmu. Tidak memperlihatkan yang lain," kata Sehun memuji dengan mata yang tertuju pada bibir ranum perempuan itu.

"Aku juga suka. Kita ambil yang ini?" tanya Irene dan Sehun menganggukan kepalanya setuju.

"Cepat ganti bajumu, dan kita makan siang. Aku sangat lapar, sayang." Sehun mengecup bibir yang menggodanya itu dengan sedikit lumtan kecil, membuat Irene tersentak kaget namun Sehun buru-buru melepaskannya sebelum Irene memarahinya.

"Aku tunggu," lanjut Sehun.

◇◆◇

I

rene duduk sambil memotong daging sapinya, di depannya ada Sehun yang juga memakan makanan yang sama. Mereka menghabiskan waktu makan siang di sebuah restoran mewah di mana hanya orang kelas atas saja yang dapat makan di sini. Ya, untuk Sehun, pria itu bukan lagi pria kelas atas, tapi benar-benar kelas atas.

Sehun menggenggam jemari Irene yang kini terlingkar sebuah cincin cantik di sana. Ia mengusapnya lembut membuat Irene tersenyum diam-diam. Rasanya bahagia mengingat pernikahan mereka yang akan diadakan beberapa bulan lagi.

Tidak sabar mengubah status mereka menjadi sepasang suami dan istri. Sehun tidak sabar memamerkan jika Irene adalah pendamping hidupnya, istri yang sempurna yang mungkin akan membuat pria lain iri padanya.

"Kau senang menikah denganku?" tanya Sehun tiba-tiba dan Irene pun langsung mengangguk tanpa harus berpikir lagi.

Sehun tersenyum kecil. "Yakin?"

"Kenapa tanya begitu? Kau tidak yakin padaku?" tanya Irene kini pada Sehun.

Sehun menggeleng dan tertawa sambil menatap calon istrinya itu. "Justru aku takut kau akan berubah pikiran."

• Overdose | Hunrene ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang