29. "Romantic Dinner"

6.5K 683 71
                                    


Irene sudah boleh keluar dari rumah sakit. Hanya saja ia tidak boleh berjalan terlalu banyak sampai keadaannya pulih betul. Sebab itu Sehun membelikannya kursi roda agar Irene tidak usah berjalan jauh dan Sehun tetap bisa mengawasinya.

Irene berubah. Jelas, gadis itu menjadi pendiam dan tidak suka banyak omong. Senyuman yang selalu Irene berikan untuk Sehun seakan lenyap berubah menjadi tatapan marah, kecewa, dan kesepian. Padahal dokter bilang bahwa Irene masih bisa hamil dan tidak ada masalah apa pun dengan kandungannya. Namun, kenangan buruk ketika ia harus kehilangan bayi pertama mereka membuatnya trauma hingga saat ini.

Ia bahkan kesulitan untuk makan. Ia lebih banyak mengurung dirinya di kamar dan bahkan ia menolak ketika ibunya ingin bertemu. Ia menjauhkan dirinya dan menghindari dari banyak orang. Krystal dan Wendy pun tidak diizinkannya menemuinya. Irene ingin sendiri dan ia tidak butuh siapa-siapa saat ini.

Keadaannya masih sama hancurnya seperti dua hari lalu. Di saat Thunder bajingan itu melecehkannya hingga membuatnya kehilangan calon bayi yang selalu ia jaga dengan sepenuh hati. Lenyap begitu saja seakan ia tidak pernah muncul dalam kehidupan Irene.

Dan itu sangat melukai hati perempuan Bae tersebut. Ia merasa hatinya hancur berkeping-keping. Meski memang Sehun berjanji akan membuatnya hamil lagi dan memberikan bayi yang lucu-lucu untuk Irene, namun kenyataan bahwa hiburan Sehun itu belum cukup membuatnya bahagia. Kesedihan itu masih meliputi pikiran dan hatinya seakan menjadi mimpi buruk Irene yang sangat membekas di relung hatinya.

Ia seperti mayat hidup dengan wajah pucat dan kantung mata menebal. Sehun sampai khawatir kesehatannya tidak akan kunjung membaik dan malah semakin parah.

Dan seperti saat ini, ketika ia dan dua sahabatnya sedang berkumpul di rumahnya untuk minum-minum, kegiatan ini Sehun gunakan untuk meminta jalan keluar dari sahabat-sahabatnya. Karena sejujurnya, ia sudah tidak memiliki ide apa pun agar Irene kembali ceria seperti dulu.

"jujur saja, Sehun. Wanita yang kehilangan bayi mereka tidak akan melupakannya dengan mudah. Jangan salahkan Irene jika ia sedikit terguncang untuk beberapa waktu." Chanyeol berucap sambil menuangkan vodka ke dalam gelas kecil dan meneguknya dalam sekali tenggak.

"Dia tidak mau makan. Badannya semakin kurus, aku sangat khawatir." Sehun memijat pelipisnya sambil meneguk vodkanya terus menerus tanpa henti melalui botolnya langsung.

"Sudah kau coba ajak jalan-jalan keluar? Mencari udara segar?" tanya Jongin dan Sehun kembali menghela napasnya.

Jika ide Jongin tadi belum ia coba, maka ia tidak akan meminta pendapat kepada teman-temannya lagi. Melainkan, segala macam cara, usaha sudah Sehun lakukan demi Irene. Untuk mengembalikan wajah cantik itu seperti dulu namun Irene mendorongnya menjauh hingga ia sendiri frustasi rasanya.

"Coba ingat-ingat Sehun. Saat hamil, apa yang paling Irene inginkan? Apa yang benar-benar menjadi kesukaannya?" tambah Jongin seakan tahu jika pertanyaan sebelumnya bisa ia dapatkan jawabannya dari ekspresi wajah Sehun.

Sehun mencoba mengingatnya. Banyak yang Irene sukai seingatnya. Apalagi kekasihnya itu sangat cerewet waktu hamil dan menginginkan banyak hal yang terkadang membuatnya kerepotan untuk memenuhinya. Tidak, Irene tidak memiliki keinginan yang menonjol selama ini. Semuanya terlihat sama.

"Aku tidak yakin. Dia menginginkan banyak hal saat hamil." Sehun menatap Jongin datar.

"Bagaimana dengan - lamaran? Kau menghamilinya, kan? Apa kau sudah melamarnya?" tanya Chanyeol membuat mata Sehun berkedip dua kali seakan mencerna ucapan pria Park itu barusan.

Satu detik, dua detik, tiga detik

Sehun pun menggeleng. "Aku hanya bilang, 'menikahlah denganku'. Apa itu termasuk lamaran?" tanya Sehun dengan wajah lugunya yang sebenarnya tidak pantas ia sandang mengingat sifat pria itu seperti pembunuh berdarah dingin.

• Overdose | Hunrene ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang