3. "Hell"

9.4K 956 123
                                    

Irene membulatkan matanya, ketika mendengar pernyataan Kyungsoo barusan. Apa katanya? Apa Irene tidak salah dengar? Sehun menebusnya? Maksudnya membelinya secara sungguhan, untuk menjadi jalangnya? Ya Tuhan! Pria itu sudah sinting rupanya.

"Aku tahu apa yang ada di pikiranmu, nona Bae. Namun, percayalah aku juga sama frustasinya denganmu." Kyungsoo menghela napasnya pasrah.

"Tapi, aku tidak mau! A -aku harus mencari uang untuk biaya operasi ibuku. Aku mohon, ibuku sedang sekarat."

"Untuk hal itu, kau bisa langsung membicarakannya dengan Sehun. Aku tidak bisa membantu banyak. Dan, sekali lagi, nona Bae. Tolong jangan membuatnya marah. Kau tidak mau mati muda, kan?"

Irene tersentak dengan paparan Kyungsoo lagi. Melihat perlakuan Sehun kemarin saja membuat Irene tidak berani menghirup napas dalam satu ruangan bersamanya lagi. Rasanya, Irene begitu takut dengan sosok dingin itu. Sehun seperti bukan seorang manusia. Ia lebih terlihat seperti seorang mafia berdarah dingin.

"Sehun bukan mafia." Kyungsoo berucap membuat Irene melebarkan matanya. Pria ini bisa membaca pikirannya? "aku tidak bisa baca pikiran juga." Kyungsoo terkekeh pelan kemudian melipat tangannya di dada, "aku hanya terlalu sering menghadapi orang sepertimu."

Irene bingung harus bereaksi seperti apa. Yang jelas, jika bersama Kyungsoo ia merasa sedikit nyaman. Pria ini baik dan penuh dengan kelembutan. Persis seperti manusia biasanya. Bukan seperti Sehun yang begitu mengerikan.

"Sehun menyuruhku membawamu ke mansion," ucap Kyungsoo lagi dan entah kenapa, Irene semakin tidak tenang dengan ucapan pria Do itu lagi.

"Harus kah?"

Kyungsoo mengangguk, "dia adalah pria yang tidak bisa ditolak, nona Bae. Kau akan menyesal jika menolak keinginannya. Jadi, kusarankan kau mengikuti keinganannya, jika tidak ingin melihat neraka."

Dia begitu mengerikan, benarkan?

"Pengawalku akan membawamu ke sana. Ah, jika kau membutuhkan sesuatu, minta saja pada Ethan, dia bisa membantumu." Kyungsoo tersenyum.

"Kau tidak ikut?" tanya Irene

Kyungsoo menggeleng cepat, "aku harus mengurus sesatu. Tapi, aku akan berada di sana secepat mungkin. Jangan khawatir, mansion Sehun tidak semenakutkan kepribadian pria itu. Kau akan senang di sana." Kyungsoo tersenyum lagi membuat Irene ikut tersenyum tipis.

"Kyu -Kyungsoo-ssi ..."

"Ya?"

"Bolehkah aku minta dres yang ingin kau berikan padaku tadi? Aku rasa, aku membutuhkannya sekarang."

Kyungsoo tersenyum lebar dan mengangguk. Diberikannya tas belanja itu pada Irene membuat gadis itu membungkukkan badannya dengan sopan pada Kyungsoo. Tidak lupa Irene berucap terima kasih atas kebaikan Kyungsoo padanya.

●﹏●

Irene meremas jemarinya sendiri ketika dirinya tidak bisa menolak fakta jika ia terkagum pada mansion bergaya modern milik Sehun. Sungguh. Terlihat sangat mewah dan elegan. Tidak heran jika Sehun tidak pernah menyesal ketika mengeluarkan kocek besar.

Bahkan mungkin bagi Sehun, uang yang ia keluarkan untuk membelinya bukanlah biaya besar. Benarkan?

Dengan hati berat, Irene menghela napasnya dengan susah payah. Kakinya terus melangkah mengikuti seorang pelayan di depannya. Matanya juga masih sibuk memadang pahatan mansion Sehun.

• Overdose | Hunrene ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang