32. "Happy Now?"

4.5K 566 142
                                    

"Sehun, bangun." Kyungsoo menggoyang tubuh Sehun sedikit untuk membangunkannya pasca pria itu mabuk semalam.

Sehun sampai tidur di atas sofa dengan tangan yang masih memegang botol vodkanya. Kyungsoo membuang napas lalu meraih botol itu dari tangan Sehun. Wajah pria itu nampak buruk. Matanya memiliki kantong mata hitam, tanda ia jarak tidur selama dua tahun ini. Memang benar-benar buruk Sehun tidak merawat dirinya selama dua tahun lebih hanya karena Irene tidak ketemu.

Rasanya ia sudah hampir putus asa. Bahkan mungkin mengakhiri kehiduapan bisa menjadi pilihan untuk Sehun. Kerap kali, Kyungsoo menemukan obat-obat Sehun di atas nakas. Lalu, Kyungsoo juga menggagalkan acara bunuh diri Sehun seperti ingin menembak kepalanya.

Lalu terakhir, Kyungsoo membawa Sehun ke rumah sakit saat pria itu overdosis obat. Parah, bahkan semakin parah setiap minggu. Pekerjaan kantor terbengkalai. Kehidupannya hanya di klub malam, lalu pulang dengan keadaan mabuk. Ia banyak diam dan hanya mabuk-mabuk sambil terkadang pulang dengan wajah memar.

"Aku bawakan obat untuknya." Taehyung berjalan memasuki rumah Sehun dengan mengangkat paperbag berisi sekumpulan obat-obat yang mungkin Sehun butuhkan.

Sehun menarik napasnya dalam-dalam, sambil menghela napasnya perlahan. Matanya terpejam. Ia merasa pusing sekali. Dua tahun Irene menghilang, nyatanya dampaknya sebesar ini bagi kehidupannya. Di mana Irene? Mengapa jejaknya tidak bisa Sehun cari di mana pun? Kenapa gadis itu seperti lenyap dari dunia ini?

Sebenarnya dia di mana?

Sehun hampir gila mencari Irene, namun anehnya tidak mau berhenti mencari.

"Kau terlihat semakin buruk, bung," ucap Taehyung menggeleng bersamaan dengannya yang duduk di samping Kyungsoo.

Entah bagaimana, Sehun tidak ingat awal kedekatannya dengan dokter ini. Namun karena Sehun yang sering dilarikan ke rumah sakit karena percobaan bunuh dirinya, Taehyung jadi banyak menangani Sehun hingga mereka cukup banyak mengobrol dan berubah menjadi sosok teman tanpa perencanaan.

"Sehun ..."

"Aku tidak mau bicara." Sehun menatap Kyungsoo dengan wajah frustrasinya.

"Nagoya."

Sehun menatap Kyungsoo dengan wajah mengerut. Tatapannya seolah bertanya, namun ia juga tidak kunjung berbicara dan hanya bertatapan dengan Kyungsoo. Napasnya tiba-tiba tidak teratur. Bibirnya seolah tidak berniat mengeluarkan kalimat.

"Nagoya?" ulang Taehyung dengan alis mengerut.

"Aku tidak tahu ini informasi yang benar atau tidak, tapi ..."

"Ethan!" teriak Sehun tiba-tiba membuat sosok pria itu berlari menghampiri mereka di ruang tengah sembari membungkukkan tubuhnya pada Sehun dengan sopan. "Pesankan tiket menuju Nagoya."

"Sehun tapi ini belum pasti..."

"Yang aku butuh hanya harapan. Meski akhirnya aku akan kembali sakit," ucapnya mengakhiri pembicaraan hingga Kyungsoo hanya bisa bungkam dan tidak membalas apapun lagi.

Cinta pria itu terlalu dalam hingga tidak ada satu orang pun yang bisa menggalinya, menandinginya. Jika ada seorang pria yanh begitu cinta mati pada gadisnya seperti ini, berarti itu hanya Sehun. Hanya Sehun yang tidak pernah berhenti berusaha setelah dua tahun.

"Kau ikut?" tanya Kyungsoo pada Taehyung.

"Well, bukan ide buruk. Aku sepertinya butuh cuti." Taehyung tersenyum lebar membuat Kyungsoo terkekeh.

***

NAGOYA, 11 APRIL 2019

Sehun turun dari mobilnya dengan sebuah coat berwarna abu-abunya yang panjangnya hingga selutut. Rambutnya sudah pendek berwarna hitam sejak setahun yang lalu. Jika rambutnya panjang, maka ia akan langsung memotongnya.

• Overdose | Hunrene ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang