Sehun harusnya tahu, bahwa setiap perasaan yang dipaksakan tidak akan baik. Ia tahu, jika tidak seharusnya ia memaksakan perasaannya pada gadis itu. Mungkin ini hanya sekedar obsesinya pada Irene. Namun, apa ia bodoh saat hanya merasakan debaran jantungnya tidak normal terhadap gadis itu? Sehun mungkin pria gila, monster, pejahat, namun bagaimana pun sebutan itu, ia tetap manusia yang bisa merasakan hal aneh seperti ini. Sejahat-jahatnya manusia, ia pasti merasakan rasa sakit di saat tertentu.
Dan saat Sehun melihat perempuanku itu tertidur di pelukannya. Hatinya berkecamuk. Ia merasa sangat menginginkan Irene dan ingin melepaskan Irene di saat yang bersamaan. Sehun bukan manusia super yang bisa membaca hati seseorang. Namun, terkadang, ia melihat Irene seperti terkekang dan sangat sulit bernapas di dekatnya. Apa dia seburuk itu?
Meski kemarin mereka berkata jujur mengenai perasaan satu sama lain, namun Sehun khawatir jika itu tidak sepenuhnya benar. Sehun tidak ingin ketakutannya menjadi nyata. Kenyataan bahwa Irene tidak benar-benar mencintainya, membuatnya sangat takut kehilangan sosok itu.
Seperti pagi itu, Sehun semakin mendekap tubuh mungil itu lebih erat. Lalu mencium puncak kepala Irene dengan sayang. Ia lakukan itu beberapa kali, hingga membuat Irene melenguh dalam tidur nyenyaknya.
Ia pun tidak ingin berlama-lama memeluk perempuan itu, karena pagi ini ia memiliki jadwal pertemuan dengan beberapa anak buahnya, untuk membicarakan mengenai musuhnya yang sudah menyebar sayap dan berhasil masuk ke dalam kantornya dan memasang bom. Untung saja bom tersebut berhasil ditemukan dan mudah dijinakkan. Sehingga kantor Sehun masih aman hingga saat ini. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa besok kantornya masih aman. Sehun harus bertindak.
Ia pun bangun dari tempat tidur. Ia masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan dirinya. Dan saat ia menghabiskan waktu beberapa menit di kamar mandi, lalu keluar dengan mengenakkan handuk yang melilit pinggangnya, Sehun terkejut menemukan Irene yang terduduk di atas ranjang sembari menguap tanda ia masuk mengantuk. Selimut yang digunakannya untuk menutupi tubuh putihnya itu, sedikit merosot hingga memperlihatkan belahan dadanya sedikit.
Sehun berdehem pelan, membuat Irene menatap Sehun dengan mata satunya.
"Sehun...." panggilnya dengan manja.
Sehun menghampiri perempuan itu sembari mengecup keningnya lembut. "Kenapa bangun? Kalau masih mengantuk, tidur saja lagi." Sehun mengusap kepala Irene.
"Hm... Haus. Tolong ambilkan minum."
Ya, hanya dengan Irene-nya saja ia bersedia menjadi babu. Sehun berjalan mengambilkan minum untuk Irene. Setelah memberikan minuman itu, Irene menepuk sisi depannya, menyuruh Sehun duduk di sana. Setelah Sehun duduk, Irene membaringkan kepalanya pada pundak Sehun dengan manja.
"Tidur, Rene. Masih jam tujuh."
"Kau mau ke mana?"
"Ada urusan..."
"Ke mana?" tanya Irene lagi tidak puas dengan jawaban Sehun.
"Ada di ruang kerjaku."
"Ikut."
"Tidak usah, sayang. Aku..."
"Ikut!" rengek Irene mengerucutkan bibirnya.
Sehun pun menghela napasnya lalu mengusap pipi Irene. Ia mengangguk pasrah, membuat Irene tersenyum senang. Ia pun beranjak dari ranjang dan langsung menuju kamar mandi. Hal itu membuat Sehun harus menelan salivanya sendiri karena menatap tubuh polos Irene yang terekspos di depannya. Kenapa dengan perempuan itu sebenarnya? Kenapa semakin berani memancing Sehun begini?
🍯🍯🍯
Sehun menggandeng tangan Irene memasuki ruang bawah tanah miliknya. Dan sedari tadi, wajah Irene sudah ketakutan karena melihat banyaknya pengawal yang mengikuti Sehun dari belakang. Namun, Irene ingin mengenal pria itu. Mendalami setiap pekerjaan Sehun dan memahami apa yang menjadi keinginan Sehun.
KAMU SEDANG MEMBACA
• Overdose | Hunrene ✔
FanficCompleted #1 Hunrene -- 21.11.2018 #1 Irene --- 21.01.2019 ---------------------------------- I gave you everything... I gave up everything for you... I'm aiming for you slowly, without any hesitation... I'll have you at once... ...