🇴 🇻 🇪 🇷 🇩 🇴 🇸 🇪Irene menatap sendu pria yang terbaring di ranjang rumah sakit itu. Kenyataannya, Sehun hanya kelelahan dan kurang istirahat. Sebenarnya, Irene bingung. Biasanya, Sehun sangat terlelap ketika tidur dengannya. Pria itu bahkan mendengkur. Lalu, kenapa bisa dokter bilang dia kurang istirahat?
Perlahan, Sehun mulai membuka matanya. Ia menatap ke langit-langit kamar rawat tersebut. Dan, Irene bernapas senang saat melihat pria itu sadar kembali.
"Sehun..."
Sehun menatap Irene dengan wajah pucatnya, "aku di mana?" tanyanya dengan suara serak.
"Di rumah sakit. Kau...pingsan."
Sehun menghela napasnya, kemudian melepaskan secara paksa selang infus yang menancap di tangannya.
"Sehun..."
"Aku mau pulang!" bentaknya pada Irene.
"Tapi kau..."
"AKU MAU PULANG!"
BRAKK
Sehun membanting tiang infusnya dengan kasar. Menjatuhkan seluruh barang yang ada di atas meja. Dan Irene hanya menutup telinganya sambil menangis ketakutan.
Dan beruntung, Kyungsoo dan beberapa dokter yang baru datang, langsung menenangkan Sehun. Mereka menyuntikkan obat penenang untuk pria itu, dan Sehun akhirnya bisa kembali tertidur untuk sementara.
"A -aku..."
"Tidak apa-apa. Sehun memang begitu. Dia benci rumah sakit."
"Tapi, ini miliknya..."
"Kau tahu, ya semacam pencitraan." Kyungsoo tersenyum tipis.
"Dia sering begini?" tanya Irene ragu-ragu.
Kyungsoo mengangguk tersenyum, lalu memandang Sehun dengan wajah sendunya. Ada rasa iba yang menghampiri pria Do itu. Cukup lama mereka menjalin persahabatan. Tepatnya, ia, Sehun, Chanyeol dan Kai adalah teman sejak mereka duduk di bangku SMA.
Namun, dibalik pertemanan mereka, hanya Kyungsoo yang paling mengerti tentang keadaan Sehun. Apa yang pria itu butuhkan, dan apa yang pria itu inginkan.
"Sejujurnya, Sehun tidak sekuat kelihatannya. Dia gampang jatuh sakit. Namun, dia tidak ingin menunjukkannya pada orang lain. Dia benci orang lemah. Sebab itu, dia benci dirinya sendiri," jelas Kyungsoo sembari membenarkan letak selimut Sehun.
"Kau benar-benar peduli sekali dengannya, ya?" tanya Irene dengan terus memperhatikan kegiatan Kyungsoo.
"Dia membutuhkan orang yang peduli dengannya. Dan aku, membutuhkannya untuk melindungiku. Kau tahu, Sehun bisa membunuh siapa saja yang menganggu orang-orang yang dia sayangi. Aku menyayanginya seperti saudaraku."
Irene terdiam cukup lama ketika Kyungsoo mengucapkan hal itu. Jadi, yang Sehun lakukan saat memukul Thunder karena sudah melecehkannya adalah bentuk rasa sayang Sehun untuknya? Benarkah itu? Jika benar, Irene yakin pikirannya akan semakin bingung lagi.
"Hubungan kalian sangat dekat." Irene tersenyum kecil lalu memandang Sehun dengan sedih. Apa semua sifat kasarnya itu hanya untuk menutupi kelemahannya?
"Kau butuh istirahat. Pulanglah, aku akan menjaganya di sini." Kyungsoo tersenyum hangat.
Irene mengangguk lalu berdiri dari tempatnya, "aku akan kembali besok. Ah!"
Irene mengeluarkan ponselnya dari dalam tasnya, "ini ponsel yang aku pinjam. Terima kasih, berkat kau...aku bisa menghubungi sahabatku beberapa hari ini." Irene memberikan ponsel itu pada Kyungsoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
• Overdose | Hunrene ✔
FanficCompleted #1 Hunrene -- 21.11.2018 #1 Irene --- 21.01.2019 ---------------------------------- I gave you everything... I gave up everything for you... I'm aiming for you slowly, without any hesitation... I'll have you at once... ...