Usia Ansel sudah masuk dua bulan. Rambutnya yang sempat dipotong habis kini sudah mulai tumbuh kembali .
Saat ini Ansel tengah berbaring di ranjang karena baru saja selesai kumandikan.
Satu setel pakaian tidur terlipat rapi di samping tubuhnya yang tak bisa diam. Bibir mungilnya terkadang maju ke depan membentuk bulatan."Lucunya anak Bunda,," ucapku sambil mencium pipinya. Mata bulatnya yang bening menatap ke arahku.
Mungkin inilah alasan Al yang sering mencium Ansel juga.Untuk beberapa hari ke depan, aku harus terbiasa tanpa Shania. Tadi siang dia pulang ke Bandung. Selain rasa rindu, ada beberapa hal yang harus dia lakukan.
Dan entah kapan akan kembali ke sini."Ayah kok belum pulang ya? " tanyaku seolah Ansel mengerti apa yang kubicarakan.
Belum lama kusinggung soal kepulangannya, deru mobil Al terdengar.
"Panjang umur, " kataku.Segera kupakaikan baju tidur pada tubuh Ansel setelah badannya aku berikan bedak bayi dan minyak telon di beberapa titik .
Selesai.
Aku ke arah pintu sambil menggendong Ansel karena tak ingin membuat suamiku lebih lama menunggu.Setelah pintu terbuka, kulihat Al sedang duduk di kursi teras. Menyender sambil memejamkan mata.
"Ayah,,,," tegurku. Tak lupa kusunggingkan senyum manis menyambutnya. Dia mendongak, membalas senyumanku dan mulai berdiri.
Aku nampak heran. Tak biasanya Al tidak menyentuh pipi chubby Ansel.
"Kamu kenapa? " tanyaku. Aku mulai sadar jika Al terlihat lesu.
Hatchii
Aku terkejut. Refleks menghindarkan Ansel dari virus yang baru saja Al keluarkan.
"Kamu sakit? "
Al mengangguk.
Pantas saja pikirku.
Tak heran, cuaca memang sedang tidak stabil."Ya udah, ayo masuk. Nanti aku masakin air buat kamu mandi. " titahku.
Al menurut, dia masuk dengan langkah lesu. Bahkan suara bersinnya berkali-kali kudengar."Bentar, gimana bisa kamu masak? " Al bertanya setelah membalikkan tubuhnya.
"Maksudnya? " tanyaku.
Aku diam sesaat menunggu jawabannya."Shania udah pulang kan? " tanya Al.
"Iya " jawabku."Ya udah, nanti aku aja yang masak airnya. Kamu jagain Ansel . Aku masih bisa kok, "
"Emang kuat? " tanyaku memastikan.
"Ngelawan phobia aku sama anjing demi ngidam kamu aja kuat apalagi cuma masak air. "
Ucap Al meyakinkanku. Ah iya, aku masih ingat tentang itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderful Love
Hayran KurguSequel of Dari Lagu. untuk semua pecinta Yuki dan Alki. Kita kembali dengan part cerita yang singkat.