1

14.2K 293 22
                                    

Bel tanda masuk sebuah sekolah telah berbunyi, namun para murid kelas 12-C tetap sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Ada yang sedang tidur, mengobrol dan sebagian besar sibuk dengan gadget nya.

Seorang guru masuk bersama seseorang lainnya yang nampaknya merupakan guru baru di sekolah tersebut. Senyum manisnya terpampang menghiasi wajah cantiknya.

"Selamat pagi anak-anak!" Sapa guru yang lebih tua. "Hari ini kita kedatangan guru baru, namanya Ibu Shani dan mulai hari ini Ibu Shani akan mengajar matematika di kelas kalian."

"Hai." Sapa Ibu Shani.

"Baiklah ibu Shani, kalau begitu saya pamit ya."

"Iya, Bu. Makasih." Shani mengangguk dan tersenyum manis pada guru senior yang menemaninya itu.

Setelah sang guru senior telah ke luar dari kelasnya, Shani memperhatikan seisi kelas. "Emm, kita perkenalan dulu aja, ya." Ucapnya lembut.

Shani lalu duduk di bangku guru dan membuka buku absensi kelas. Sementara Shani tengah melihat-lihat buku absensi kelas, para murid kembali sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.

Kecuali satu orang, Dyo Maulana Djuhandar. Pemuda berbadan tegap yang duduk di paling belakang itu sedikit melongokkan tubuhnya untuk memperhatikan Shani dari kejauhan.

"Cantik juga."

"Otak lo, Yo."

Dyo lalu menoleh pada teman sebangkunya yang tengah memainkan sebuah PSP. "Apaan deh, gue cuma muji doang, ya."

"Masa? Gue yakin lo mikir yang aneh-aneh."

Dyo terbalalak dan langsung memukul kepala belakang sahabatnya itu. "Suudzon aja lo. Gue gak semesum itu, ya!"

"Amazaaa, sich??"

"Graciooooo, sumpah ya. Lo gue tempeleng lagi lo kalau ngalay lagi."

Gracio yang sedari tadi menaik-turunkan alisnya terkekeh. Lalu melirik ke arah Shani yang kembali berdiri di depan kelas.

"Baiklah jadi..."

Tok! Tok!

Sebuah ketukan di pintu kelas mengalihkan Shani, Shani pun langsung melihat seorang guru lainnya nampak tengah berdiri memanggilnya untuk ke luar kelas.

"Sebentar ya anak-anak."

Gracio yang melihat guru barunya itu ke luar kelas menoleh pada Dyo.

"Guyzz." Sapanya.

"Ape?"

"Lo bosen gak, Yo."

"Bosen. Banget."

"Gue ada ide, nih."

"Ide apaan?"

"Kita isengin tuh guru baru gimana?"

Dyo yang tadinya terlihat malas langsung bersemangat. "Ide bagus, tuh! Vino! Lo ikutan, gak?"

Vino, pemuda yang sedari tadi asik dengan novelnya akhirnya menoleh pada kedua sahabatnya yang duduk di belakangnya.

Setelah memperhatikan wajah keduanya yang terlihat menunggu jawabannya, Vino mengangguk. "Gue ikut aja."

"Mantab bosqu!" Gracio tersenyum girang.

"Eh, tapi lo ada ide? Mumpung tuh guru masih di luar, nih."

"Ada dong! Jadi gini...."

Gracio merangkul kedua sahabatnya untuk mendekat padanya. Lalu membisikkan rencananya pada mereka.

The LessonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang