Dyo masih mengatur nafasnya yang memburu. Tatapannya lurus dan tajam ke arah Nadse yang terbaring lelah. Peluh keringat yang membanjiri tubuhnya benar-benar membuat gadis itu terlihat seksi dan membuat Dyo kembali tergoda. Terlebih, adik kecilnya masih berdiri tegak, jelas meminta kembali untuk dipuaskan.
Nadse membuka matanya perlahan lalu menatap Dyo dengan mata sayunya. Rasa amarah tersirat dibalik kedua bola mata indahnya itu.
"Puas, lo?" Tanyanya lemah.
Dyo mendekatkan wajahnya lalu berbisik, "gue masih butuh dipuasin lagi. Lo harus kuat."
Cuih!
Nadse lansung meludahi wajah Dyo. Dyo hanya terkekeh sambil mengusap wajahnya.
"Lo emang bajingan, Yo."
"Serasi kan sama cewek nakal kayak lo?"
Brak!
Dyo langsung membalikkan tubuh Nadse. Tentu saja gadis itu langsung memberontak, namun dengan satu tangannya, Dyo menahan punggung Nadse agar gadis itu diam.
"Lepasin gue, Dyo!! Lepas gue bilang!!"
"Tenang sayang, tenang."
Dyo mengangkat seragam Nadse membuat tubuh Nadse terangkat. Dengan cepat ia arahkan kedua jarinya ke arah vagina Nadse dan tanpa aba-aba, Dyo memasukkan kedua jarinya tersebut ke lubang senggama Nadse.
"Aahh!! D-Dyo lepasin gueee!!"
Air mata kembali menetes dari kedua sudut mata Nadse saat Dyo terus memasukkan kedua jarinya yang panjang. Tanpa ampun, Dyo pun mulai memaju-mundurkan jarinya.
Rintih kesakitan sertahan desah kenikmatan Nadse kembali ke luar dari bibir mungilnya. Gracio yang mendengar dan melihat apa yang tengah dilakukan Dyo berdecak kesal, ia bangkit dan menghampiri Dyo. Kedua tangannya terulur untuk menarik tubuh Dyo menjauh.
"Cukup, Yo!"
Dyo terbanting ke belakang dan itu jelas memancing emosinya.
"Berisik lo, ya!"
Bugh!
Pukulan keras dari tangan Dyo kembali melayang ke arah pipi Gracio. Tubuhnya terlempar ke belakang, bekas merah terlihat di pipi kirinya, darahpun keluar dari mulutnya.
"Kalau lo gak suka, cukup diam di situ!" Teriak Dyo sambil menunjuk Gracio. "Gak usah ganggu gue!"
Dyo kembali menatap Nadse yang terlihat merangkak untuk kabur, namun dengan cepat Dyo menahan kaki Nadse.
"Lo mau ke mana, hah?"
Dyo langsung menarik kaki Nadse untuk kembali mendekat padanya. Nadse tak bisa melawan, jelas tenaganya kalah jauh dari Dyo.
Tak ingin Nadse kembali kabur, Dyo menahan kedua kaki gadis itu dengan satu tangannya. Tangannya yang lain, membaluri batang adik kecilnya dengan sisa cairan Nadse yang berada di jarinya.
Dyo kembali mengangkat tubuh Nadse, dipukulnya bokong Nadse. Nadse mengerang pelan yang membuat Dyo semakin terpancing. Ia pun mengarahkan adik kecilnya tepat di depan lubang anus Nadse.
Dyo mendorong perlahan miliknya untuk masuk ke dalam lubang anus Nadse. Tetapi ia tak bisa memasukkannya dengan mudah. Beberapa kali sudah ia mencobanya, terlalu sempit. Berbeda dengan vagina Nadse yang mudah sekali untuk dimasuki oleh adik kecilnya.
"Ck! Susah amat, ah!" Decak Dyo dengan kesal.
Dyo lalu membuka lebar-lebar lubang anus milik Nadse dengan jari-jemarinya. Lalu diludahinya dengan air liurnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Lesson
FanfictionBasic idea from "The Lesson" (2016) movie by Rutt Platt A story duet with @Rabiurr and @Shion2 Warning a Mature Content - Violence Scene