Dyo masih mematung di tempatnya saat melihat Shani berdiri di hadapannya. Shani menyeringai menatap Dyo lalu mendekatinya.
“Jadi, tadi kamu abis ngapain Dyo Maulana?” Tanya Shani dengan suara menggoda.
Senyum tipis pun muncul di wajah Shani ketika melihat Dyo yang mendadak wajahnya menjadi pucat. “Ngapain kamu manggil-manggil Saya kayak gitu Dyo? Kan Saya ada di sini,” kekeh Shani.
Shani tersenyum licik melihat Dyo yang masih mematung tak bergeming.
'Kena kamu anak kecil,' batin Shani.
Dengan perlahan Shani terus mendekatkan tubuhnya pada Dyo, hingga mepet membuat tubuh bagian belakang Dyo kini menempel pada dinding toilet.
“Ibu lagi pengen, kamu bisa gak?”
Tangan Shani dengan nakalnya mengelus dada Dyo, lalu turun dan berhenti pada perut Dyo. Jari-jemari Shani pun mengelus perut Dyo dengan nakal.
Dyo yang mendapat perlakuan itu pun hanya bisa menahan nafasnya sambil memejamkan matanya.
“P-pengen apa, Bu?” Tanyanya gelagapan.
“Pulang sekolah Ibu tunggu,” bisik Shani dengan suara seduktif di telinga Dyo.
Shani pun pergi meninggalkan Dyo yang masih diam di tempatnya sambil mengatur nafasnya.
***
Setelah kejadian tak terduga yang dilakukan oleh Shani itu, Dyo mendadak diam. Wajahnya memucat, antara percaya atau tidak bahwa guru barunya itu tengah menggodanya dan mengajaknya pulang bersama.
Pikiran, akal sehat dan logikanya bermain. Bermusuhan satu sama lain. Disatu sisi ia ingin menghampiri Shani karena ia menginginkan sesuatu juga, disatu sisi ia tidak ingin karena ini akan membuat harga dirinya menjadi rendah.
"Lama amat lo! Boker lo, ya?" Tanya Gracio menuduh.
Dyo menoleh dan menatap Gracio serta Vino yang menunggunya di parkiran. Dyo menggeleng pelan. Wajahnya terlihat masih pucat pasi.
“Lo kenapa, deh?” Tanya Gracio kembali sambil menaikkan salah satu alisnya.
“Gak papa gue. Emang kenapa deh?”
Gracio mengangkat bahunya, “Gak tau. Lo keliatan aneh aja. Ya kan, Vin?” Vino mengangguk menyetujui.
Dyo menggelengkan kepalanya, “Gak papa gue. Udah lah, santai aja.” Jawabnya sambil menepuk bahu Gracio.
Vino hanya mendengarkan, tak membalas apapun. Ia sebenarnya juga merasa ada yang tidak beres dengan sahabatnya itu. Namun, Vino memilih mengabaikannya.
“Lo jadi ikut main ke rumah Vino gak, Yo?”
Dyo berpikir sejenak lalu menggeleng, “Gak deh. Gue ada urusan mendadak. Mungkin entar malem baru balik. Nanti aja kalau sempet, gue nyusul.”
Gracio menoleh pada Vino, “Gimana, Vin? Kita duluan aja nih?”
Vino mengangguk, “Ya udah, kita duluan kalau gitu.”
“Oke. Kita duluan ya, Yo,” Gracio berjalan menuju motornya. Begitu pula dengan Vino.
Motor Vino dan Gracio pun perlahan meninggalkan area parkiran sekolah dan kini hanya tinggal Dyo seorang. Melihat daerah sekitar parkiran yang telah sepi, Shani pun mendekati Dyo.
"Jadi gimana Dyo?"
Dyo terlonjak kaget karena melihat kemunculan Shani yang mendadak. Dyo menunduk dan mengangguk perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lesson
FanfictionBasic idea from "The Lesson" (2016) movie by Rutt Platt A story duet with @Rabiurr and @Shion2 Warning a Mature Content - Violence Scene