6

4.8K 186 36
                                    

Shani baru saja pulang dari mengajar. Ia pun langsung menuju kamarnya untuk mengganti pakaiannya.

Shani tersenyum manis melihat blazer Vino yang selalu tergantung rapih di lemari bajunya. Ia mengambil blazer tersebut dan menghirup aroma tubuh Vino yang tersisa.

"Aku kangen banget sama kamu Vino sayang." Lirih Shani. "Kapan kamu bakal nyentuh aku kaya yang dilakuin blazer ini?"

Shani masih memejamkan matanya. Terus menikmati wangi yang terdapat di blazer Vino. Membuatnya kembali membayangkan Vino yang tengah menyentuhnya, mengusapnya, dan mendekapnya erat. Memberikan kehangatan dan kenikmatan duniawi yang selalu diinginkan dan dibayangkan Shani.

"Hhh," Shani mendesah tanpa sadar.

Ia berbaring, kembali membayangkan Vino yang berada di sampingnya, berguling dan bergumal bersama di atas ranjang. Saling memberikan kehangatan satu sama lain. Bercumbu tanpa ada hal apapun yang bisa menghentikannya.

"Vinohhh,"

Shani terus mendesah, terlebih vibrator telah kembali digunakannya untuk membuatnya kembali merasakan kepuasaan. Walau hanya khayalan semata setidaknya Shani bisa mengeluarkan gejolak nafsu pada dirinya.

"Ahhh!" Teriakkan Shani menggema usai ia mencapai klimaksnya.

Shani membuka matanya perlahan dan pandangan matanya langsung tertuju pada monitor di kamarnya. Monitor yang memperlihatkan keadaan di dalam ruangan khusus miliknya yang terekam oleh CCTV.

Shani pun langsung bangkit, dan menatap layar monitor dengan seksama. Dyo terlihat sangat lemas dan menggigil di dalam kandangnya. Serigala yang dulu ganas itu kini terlihat sangat tak berdaya.

"Kasian sekali kamu, Dyo. Sepertinya kamu kelaparan, ya. Sebentar, ya."

Shani pun langsung menuju ke dapur setelah mengganti pakaiannya menjadi dress mini. Ia pun mulai memasak sup hangat untuk dirinya dan Dyo.

Setelah sup yang Shani masak telah selesai, dengan apron yang masih dikenakannya, Shani pun membawa sup tersebut ke ruangan khusus miliknya. Mulutnya bersenandung dengan ceria, berjalan riang menghampiri Dyo yang terkapar di kandangnya.

Dyo yang hanya mengenakan boxernya itu mengangkat kepalanya dan melirik ke arah Shani. Dengan tenaga yang tersisa, Dyo mencoba meronta agar dilepaskan.

"Ssst, Aum tenang dong. Ini udah aku bawain makanan, kok."

Dyo terus meronta saat Shani membukakan jeruji kandangnya. Shani lalu berjongkok, mengusap wajah serta sudut bibir Dyo.

Plak!!

Sebuah tamparan mendarat di pipi Dyo. Membuat Dyo kembali diam.

"Nah gitu, dong. Tenang. Dimakan ya sayang."

Shani kembali mengunci jeruji kandang Dyo setelah meletakkan mangkuk berisikan sup di dekat tubuh Dyo.

Shani lalu mengambil blazer milik Dyo serta seragamnya, ia pun merogoh-rogoh kantong seragam Dyo. Mencari sesuatu.

"Nah, dapat." Ucap Shani tersenyum girang saat mendapatkan apa yang dicarinya.

"Saatnya menghubungi kedua peliharaanku yang masih berkeliaran di luar sana."

Shani pun membuka handphone Dyo. Ia langsung mencari-cari kontak salah seorang sahabat Dyo, seseorang yang akan jadi targetnya selanjutnya.

"Nah! Ini dia." Shani nampak tersenyum puas.

Ia pun langsung mengetikkan sebuah pesan untuk orang tersebut. Setelah selesai, ia pun kembali ke kamarnya, kembali berganti pakaian untuk menyambut tamu barunya nanti yang ia yakini akan masuk ke dalam jebakannya.

The LessonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang