"Baiklah. Sekarang permainan dimulai."
Mendengar hal itu, Dyo dan Gracio langsung bergerak ingin menyentuh tubuh Shani. Namun hal itu sangat sulit karena kondisi tubuh mereka yang terikat.
Shani tersenyum remeh pada keduanya. Tentu saja Shani tidak bodoh. Ini adalah hukuman bagi keduanya, karena telah berusaha mengelabuinya tadi. Shani bukannya tak tahu, ia hanya berpura-pura tidak tahu akan rencana Dyo untuk menggagalkan aksinya tadi.
"SIAL!!" Teriak Gracio.
Tubuhnya sudah terasa sangat perih, saat mereka semakin berontak. Tali yang mengikat mereka akan semakin menyiksa tubuh mereka karena ikatan tali yang begitu erat.
"Kenapa? Apa susah?" Shani tertawa lalu kembali melebarkan sedikit kedua kakinya, semakin memperlihatkan bagian kewanitaannya.
Dyo terlihat paling bersemangat. Nafsu dan hasrat untuk menyentuh tubuh Shani serta keinginannya untuk bebas membuatnya menjadi paling semangat.
Keduanya terus berusaha, namun semakin lama tenaga serta stamina mereka terkuras. Membuat Shani yang melihatnya tertawa keras.
"Ayolah! Segitu doang usaha kalian?"
Dyo masih terus berusaha meloloskan dirinya. Apalagi Shani yang duduk di hadapannya tengah bergerak dengan erotis, memainkan hawa nafsunya dengan sengaja membuka tutup kedua kakinya. Sesekali juga Shani mengusap pahanya.
"Kamu yakin gak mau nyentuh ini, Dyo? Hmmhhhh?" Tanya Shani sambil mengusap dadanya. "Ahh... Pas banget sama tangan kamu pasti. Dyohhh...."
Dyo menggeratakkan giginya. Gairah serta nafsu membutakan dirinya. Apa yang dilakukan Shani membuatnya lupa dengan rasa sakit yang disebabkan oleh tali yang mengikat tubuhnya kencang. Dyo benar-benar ingin membalas dendam pada sang Guru dan menuntaskan hawa nafsunya.
"Cio yang nakal kok diem aja? Ayo dong. Tatapan nakalnya mana? Emangnya gak mau ngerjain aku lagi.... di atas ranjang?"
"Brengsek!" Gracio bergumam kasar, namun energinya telah habis terkuras.
Shani tertawa saat melihat gerakan keduanya yang semakin lemas.
"Ah, payah! Kalian gagal!"
Shani berjalan ke belakang tubuh kedua peliharaannya lalu berjongkok untuk memasangkan kalung pada leher mereka masing-masing.
"Masa gini aja gak bisa?"
"Kalau gak ada talinya...."
"Kenapa, Cio?" Shani memotong perkataan Gracio. "Kalian pikir, aku akan semudah itu membiarkan tubuhku di sentuh oleh kalian?"
Shani kembali berdiri dengan wajah angkuhnya sambil menatap kedua peliharaannya yang tampak kelelahan.
"Bodoh! Tubuhku ini hanya untuk Vino. Ini hukuman untuk kalian yang telah berani mengelabuiku dengan trik sampah milik kalian. Aku tidak sebodoh itu."
Shani mengambil remote kecil dari saku jas dokternya dan menekan sebuah tombol pada remote kecil di tangan kanannya.
Tubuh Dyo dan Gracio tersentak, keduanya berteriak kesakitan saat mendapatkan serangan kejutan, sebuah sengatan listrik dari kalung yang mereka kenakan.
Shani tertawa puas melihat keduanya tersiksa dan berlalu pergi meninggalkan keduanya yang semakin lemas karena sengatan listrik.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lesson
FanfictionBasic idea from "The Lesson" (2016) movie by Rutt Platt A story duet with @Rabiurr and @Shion2 Warning a Mature Content - Violence Scene