Seusai menenangkan dirinya di kamar mandi, tak berapa lama, Vino kembali ke ruang televisi di mana Shani masih setia menunggunya.
"Maaf buat kamu nunggu."
Shani melirik sekilas bagian bawah Vino sebelum tersenyum. "Gak apa," jawabnya.
Vino tersenyum kikuk, menggaruk lehernya yang tak gatal.
"Shan, kamu bosen ya tadi selama nunggu aku tidur?"
"Gak, kok. Ya, tapi aku jadi sedikit ikut ngantuk juga, sih."
"Hmm... Mau liat-liat rumah aku, gak?"
"Kalau boleh..."
"Boleh, kok. Yuk."
Vino pun bangkit lebih dahulu dan Shani mengikutinya di belakang. Seperti Tour Guide, Vino mengajak Shani berkeliling rumahnya yang sangat besar dan lengkap. Namun, Shani dapat merasakan kekosongan di mata Vino, dapat merasakan bahwa banyak ruangan yang tak pernah disentuh Vino. Terlihat dari debu yang mengumpul di sudut-sudut ruangan.
"Ini ruang keluarga, ya?"
Vino menoleh sejenak pada Shani sebelum kembali memandangi foto keluarganya.
"Ya, harusnya. Tapi, aku bahkan gak tau rasanya memiliki keluarga.."
Shani mendekati Vino, mengusap bahunya. "Ada aku di sini. Jangan sedih, ya?"
Vino kembali menoleh dan tersenyum. "I'm fine. No problem."
Shani pun ikut tersenyu. "Ke ruangan lain aja, yuk."
"Ah, iya."
Vino kembali mengajak Shani berkeliling, kali ini ke perpustakaan di rumahnya.
"Ini perpustakaan di rumah. Tempat aku belajar dan menghabiskan waktu."
Shani tercengang saat pintu perpustakaan rumah Vino terbuka. Matanya berbinar melihat banyaknya kumpulan buku yang tersusun rapi di lemari-lemari di dalam perpustakaan.
"Banyak banget. Pantes kamu jadi murid teladan di sekolah." Puji Shani.
"Gak juga."
Shani pun masuk terlebih dahulu dan melihat kumpulan koleksi buku Vino.
"Kamu udah baca semua buku-buku di sini?"
"Hampir semua udah. Kecuali buku-buku yang baru aku beli."
"Kalau aku mau pinjem, boleh?"
"Bolehlah."
"Yang bener?" Vino mengangguk. "Aku liat, ya."
Vino tersenyum dan menggeleng, melihat Shani yang nampak girang bak anak kecil memasuki wahana permainan yang disenanginya. Bahkan, seperti orang yang sedang berbelanja, Shani tengah mengambil beberapa buku yang menarik untuknya. Hingga di buku terakhir, Shani harus bersusah payah jika ingin mengambilnya.
"Biar aku yang ambilin."
Vino pun mendekati Shani dan mengangkat tangannya untuk mengambilkan buku yang berada cukup jauh di atas kepala Shani.
"Ini bukan bukunya?"
Shani pun berbalik untuk melihat buku yang diambilkan oleh Vino. Namun, keduanya terdiam saat mata mereka tak sengaja bertemu. Keadaan menjadi hening, hanya suara detak jantung mereka yang terdengar bergemuruh cepat. Baik Vino maupun Shani sama-sama tak bisa melepaskan pandangan mereka.
"I-Ini bukunya?" Tanya Vino kembali.
Shani mengangguk, tak bisa beralih dari mata elang Vino yang seperti menusuknya tajam.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Lesson
FanfictionBasic idea from "The Lesson" (2016) movie by Rutt Platt A story duet with @Rabiurr and @Shion2 Warning a Mature Content - Violence Scene