25 (Flashback)

4.1K 205 49
                                    

Shani PoV

Kami bertemu 8 tahun yang lalu. Saat aku baru mennginjakkan kakiku sebagai murid SMA di sekolah yang sama dengan sekolah Vino saat ini. Penampilanku saat itu jauh berbeda dengan saat ini. Tak ada satu orangpun yang memandangku apalagi peduli padaku, yang bagi mata mereka terlihat sebagai anak baru yang culun dan tertutup.

Terlebih saat itu, aku hanyalah gadis pindahan. Aku benar-benar tidak punya teman hingga Tuhan menunjukkan pertemuanku dengannya.

Baku-bukuku terjatuh dan berserakan ke lantai karena segerombolan kakak kelas yang menabrakku. Mereka hanya tertawa, tak peduli padaku yang jelas jadi kerepotan karena ulah mereka.

Koridor sekolah sepi saat kejadian itu terjadi, beberapa murid yang ada hanya diam dan acuh saat melewatiku. Namun, tidak dengan dirinya.

Aku melihat kakinya saat masih berjongkok, aku tidak mempedulikannya sampai ia ikut berjongkok di hadapanku. Tangannya yang tak sengaja bersentuhan denganku akhirnya membuatku menoleh.

Ia tersenyum manis padaku saat aku menatap wajah manisnya. Gadis tomboy dengan rambut sebahunya itu adalah murid pertama yang tersenyum padaku di sekolah ini. Ia lalu bangkit setelah mengambil semua bukuku yang beserakan.

Kami terdiam saling pandang, sebelum ia kembali tersenyum dan mengeluarkan suaranya.

"Hey, nama kamu siapa?"

Aku melirik sekilas ke arahnya, dari badge yang ada pada dasinya, aku tahu dia itu kakak kelasku. Aku hanya menunduk, takut dan malu.

"Hey, cantik. Kok diem aja, sih?"

Tangannya terulur, menyentuh daguku dan mengangkat wajahku untuk menatap padanya.

Akhirnya aku menjawabnya dengan ragu. "S-Shani Indira, Kak."

Dia tersenyum lalu mengusap puncak kepalaku dengan lembut. "Nama yang cantik seperti orangnya,"

Aku tahu itu rayuan sederhana, tapi sukses membuat hatiku berdebar dan kembali menunduk karena malu.

"Kamu anak kelas 10, ya? 10 berapa? Biar aku bantuin."

"A-Ah, gak usah, Kak. Aku sendiri aja." Aku kembali mengambil buku-bukuku dari tangannya. "Makasih, Kak. Aku permisi."

Tanpa ingin cari tahu siapa namanya, aku melewatinya sampai langkahku sejenak terhenti karena teriakannya.

"Pulang sekolah aku tunggu di lobi ya, Indira!"

Indira, tidak buruk.

Aku kembali melanjutkan langkahku. Aku tidak ingin berbalik karena aku sadar, ia masih menatapku dengan senyuman manisnya saat itu.

***

Shani menghentikan sejenak ceritanya. Helaan nafas keluar dari mulutnya. Ditatapnya Vino yang tentunya masih terbaring di bawahnya.

Shani mengusap air mata di sudut matanya. Ia benci pada dirinya jika sisi lemahnya kembali muncul. Beruntung Vino masih mengenakan penutup matanya sehingga ia tidak melihat ekspresi Shani saat ini.

"Bagian menyenangkannya lebih baik aku lewatkan, ya? Aku gak mau mengingatnya kembali."

"Ceritakan padaku semuanya, Shani."

"Kenapa kamu mau tau?"

"Karena aku mencintaimu."

"Jangan bicara seperti dirinya..."

***

Lobi utama sekolah. Langkahku terhenti karena seseorang menahan pergelangan tanganku. Aku menoleh, mendapati dirinya tersenyum sangat manis dan menatapku begitu dalam.

The LessonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang