2

5.3K 217 21
                                    

Dyo terlihat menguap di tengah pelajaran saat Shani sedang menerangkan pelajaran di papan tulis. Ia pun langsung merebahkan kepalanya di atas meja.

"Duh, bosen banget gue. Ngantuk. Tuh guru asik sendiri pula."

"Tidurlah." Vino yang mendengarnya pun menanggapi.

Dyo berdecak. "Males banget. Cio, lo gak ada ide apa buat ngeramein nih kelas. Sepi banget kaya kuburan."

Gracio yang tengah asik memainkan PSP nya melirik Dyo sekilas. "Ada. Tenang."

Gracio mengambil permen karet dari tasnya yang langsung dikunyahnya.

Setelah menuliskan banyak soal di papan tulis, Shani membalikkan badannya menatap murid-murid kelas  12-C.

"Ada yang bisa jawab?"

Dengan cepat Gracio langsung mengangkat tangannya. Tentu saja hal yang membuat Dyo, Vino maupun para murid lainnya heran.

"Baik, silahkan maju Gracio."

Gracio pun langsung maju dengan semangat, mengambil alih spidol dari tangan Shani. Lalu menjawab dengan jelas salah satu soal di hadapannya.

"Ini, Bu."

Shani kembali mengambil alih spidol lalu mengecek jawaban Gracio. Di saat Shani tengah serius memerika, Gracio mengeluarkan permen karet dari mulutnya dan menaruhnya di bangku guru.

Ia pun kembali dengan senyum ceria lalu melakukan tos dengan Dyo dan Vino. Shani sempat heran melihatnya, namun ia mengabaikan ketiga sekawan itu dan memilih melanjutkan pelajaran.

"Terima kasih Gracio, jawabannya tepat dan benar. Nah sisanya silahkan kerjakan masing-masing di buku tulis kalian seperti yang dikerjakan Gracio."

Setelah menuliskan banyak soal di papan tulis, Shani membalikkan badannya menatap murid-murid kelas  12-C.

"Ada yang bisa jawab?"

Dengan cepat Gracio langsung mengangkat tangannya. Tentu saja hal yang membuat Dyo, Vino maupun para murid lainnya heran.

"Baik, silahkan maju Gracio."

Gracio pun langsung maju dengan semangat, mengambil alih spidol dari tangan Shani. Lalu menjawab dengan jelas salah satu soal di hadapannya.

"Ini, Bu."

Shani kembali mengambil alih spidol lalu mengecek jawaban Gracio. Di saat Shani tengah serius memerika, Gracio mengeluarkan permen karet dari mulutnya dan menaruhnya di bangku guru.

Ia pun kembali dengan senyum ceria lalu melakukan tos dengan Dyo dan Vino. Shani sempat heran melihatnya, namun ia mengabaikan ketiga sekawan itu dan memilih melanjutkan pelajaran.

"Terima kasih Gracio, jawabannya tepat dan benar. Nah sisanya silahkan kerjakan masing-masing di buku tulis kalian seperti yang dikerjakan Gracio."

Setelah memberikan perintah pada para murid, Shani langsung duduk di bangkunya yang tentunya langsung membuat beberapa murid menahan tawanya. Termasuk, Gracio sang biang kerok.

Sadar para murid memperhatikannya dengan menahan tawa, Shani mengerutkan keningnya, ia langsung memperhatikan pakaiannya dari atas ke bawah. Dan akhirnya Shani tersadar menduduki sesuatu.

Ia pun mengangkat tubuhnya dan melihat ke roknya, betapa terkejutnya Shani saat melihat sebuah permen karet menempel di sana.

Gracio menutup mulutnya, tawanya ingin pecah saat melihat wajah Shani yang memerah.

"I-Ibu permisi sebentar."

Saat Shani ke luar, tawa para murid pun pecah. Terutama Dyo dan Gracio yang langsung terbahak-bahak.

The LessonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang